Ratu menuruni tangga dengan cepat. Ia juga tak memperdulikan panggilan sang bunda ketika melewati ruang keluarga.
Pikiran Ratu saat ini adalah mengomeli cowok manis itu. Kenapa dia malam-malam kemari dengan hanya menggunakan T-shirt yang menurut Ratu cukup tipis yang bisa membuat kulit putih cowok itu kedinginan.
Ratu membuka lebar pintu rumahnya. Berjalan cepat kearah Bian yang masih bersandar pada Vespa metik kesayangannya.
"Akhirnya. Hallo Ratunya, Bian!" Sapa cowok itu tanpa sedikitpun merasa bersalah.
Ratu menatap Bian tajam, tangannya tak lupa untuk bersedikap di depan dada, mengamati penampilan Bian dari atas sampai bawah.
Sandal selop, T-shirt berwarna hitam dan celana training yang senada dengan T-shirt yang cowok itu gunakan.
Tanpa jaket ataupun sweater yang melekat pada tubuh cowok itu.
"Kenapa sih malam-malam ke sini?" Tanya Ratu dengan mata yang memincing. "Mana gak pake jaket, sweater atau Hoodie lagi!" Omel Ratu kepada Bian.
Bian bergerak. Memutar tubuhnya untuk mengambil sesuatu yang berada di depan Vespa metik miliknya. Tercantol pada bagasi depan. Dua kantong kresek berwarna putih Bian berikan kepada Ratu.
"Nih, buat Ratu!" Kata cowok itu sembari menyerahkan dua kantong kresek itu kepada Ratu.
Ratu mengernyitkan dahinya bingung. "Apa ini?"
"Buat Ratu, dari Bian. Ah, bukan yang buat mamah Andin tapi dari Bian!" Jawab cowok itu tersenyum manis.
"Kan bisa besok, Bi. Ngapain sekarang?" Tanya Ratu sedikit kesal.
Bian mendekat, menatap Ratu dengan sedikit menunduk karena tinggi cewek itu yang hanya sebatas dadanya saja. "Siapa suruh tamu bulanan Ratu, kebiasaan bikin pacar Bian ngambek!" Tutur cowok itu sembari mencubit pipi Ratu gemas.
"Kalau pacarnya Bian ngambek kan nanti Bian yang repot gara-gara di cuekin," lanjutnya menatap Ratu dengan mulut yang mengrucut ke depan lucu.
"Kalau entar Bian di cuekin Bian nangis siapa yang nenangin?" Kata Bian lagi."Makanya kalau kedatangan tamu bulanan hubungi Bian secepatnya ya? Biar nanti Bian elus perut Ratu biar gak sakit lagi."
Ratu tersenyum haru. Entah kenapa matanya seperti terserang ribuan pasir yang membuat matanya hendak mengeluarkan air mata.
"Bi?" Ujar Ratu bergetar menahan tangis haru. "Ini Bian beneran? Pacar Ratu yang polos, manja dan imut itu?"
Bian mengangguk, cowok itu mengelus pipi Ratu dengan lembut. "Iya ini Bian. Cowoknya Ratu yang polos, manja dan imut. Memang kenapa, hem?"
"Gapapa. I love you!"
"Love you to. Bian mau peluk Ratu boleh?"
"Iya, boleh! Sini peluk dulu."
Akhirnya kedua sejoli itu berpelukan di bawah sinar rembulan yang bersinar sangat indah malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Boyfriend (ON GOING)
Romance[Genre : romance, komedi] Ini hanyalah kisah seperti umumnya dimana seorang laki-laki yang beruntung bertemu dan memiliki perempuan secantik pacarnya. Ketika mereka di permukaan untuk melengkapi bukan mem-bebani. Selain itu kalian juga akan di hibur...