Gerbang hitam tinggi yang bertuliskan huruf aksara jawa terpampang jelas di hadapan semua anggota Blaisz. Ah, bukan hanya anak Blaisz saja yang ikut. Ternyata teman-teman Ratu turut ikut meramaikan jogging bersama pagi ini.
Bian, laki-laki menggemaskan itu menatap bingung dengan dahi mengkerut pada tulisan yang menurutnya ruwet di depannya ini.
"Ratu!" Panggil Bian yang membuat Ratu menoleh menatap dirinya dengan alis yang terangkat. "Itu tulisan apa ya, Ratu? Kok aneh banget. Bian gak pernah ngerti itu tulisan apa."
"Tulisan yang mana, Bian?" Tanya Ratu. "Yang ada di pager rumah Kaffi itu?"
"Iya. Itu tulisan apa ya? Pusing Bian lihatnya." Bian menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bian bingung sekaligus penasaran dengan tulisan yang ada di depan mereka saat ini. Setau Bian tulisan yang ada di pagar rumah Kaffi adalah tulisan Jawa. Tapi Bian tidak mengerti arti tulisan tersebut.
"Itu namanya aksara jawa, Bi," jawab Ratu. Sedangkan Bian hanya ber-oh ria saja.
"Bacanya kira-kira apa Ratu? Ratu bisa baca tulisan aksara jawa, gak?" Ratu tersenyum kecil. Ia bingung harus menjawab seperti apa. Jangankan baca, paham dengan tulisannya saja tidak.
Gilang yang berada tak jauh dari mereka berdua menyahuti, "gue tau, Bi, tulisannya apaan." Bian menoleh, menatap Gilang dengan binar penasaran. "Nah itu kalau gak salah artinya selamat datang."
Kedua bola mata Bian membulat, senyum lima jari terukir di wajah manis laki-laki itu. Lalu ia bertepuk tangan dengan kencang. "Wah...hebat!!! Gilang hebat! Gilang tau darimana artinya kalau Bian boleh tau?"
"Oh...iya jelas dong! Gilang gitu loh! Gini-gini gue menguasai 5 bahasa tau, Bi!" ucap Gilang menepuk di dadanya bermaksud menyombongkan diri.
"5 bahasa, 1 di antaranya bahasa perempuan ya gak, Lang?" ejek Ehsan yang berada dibelakang. Cowok itu tengah memakan kudapan berupa chikiball rasa coklat.
"Diem lu, mblong! Tuh di pipi lu ada remahan chiki. Elap dulu yang bener! Malu lu sama umur. Makan masih belepotan," sahut Gilang tak kalah sarkas. Intinya Gilang tak ingin kalah jika berdebat dengan Ehsan.
Surya yang dari tadi memilih diam seketika tersadar saat dirinya tak menemukan keberadaan Divya. "Divya mana? Kok cuman dia yang gak gue lihat?" Tanya Surya kepada teman-teman Ratu.
"Divya kalau hari libur gini kan bakal kerja sampingan, Sur, mana mungkin dia ikut," sahut Ratu yang membuat Surya tersadar. Ia lupa jika gadisnya adalah seorang tulang punggung keluarga.
"Udah lah, Sur. Katanya udah putus? Tapi lagak lu kayak masih pacarnya aja," sindir Gilang yang membuat Surya melotot. "Kenapa? Gak terima?"
"Anjing lu, Lang!" Umpat Surya yang membuat orang di sana tertawa.
"Udah, udah. Daripada berdebat terus di sini mending kita masuk sekarang. Kalau kelamaan di sini nanti keburu siang," ujar Deliona yang malas melihat pertikaian Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Boyfriend (ON GOING)
Romansa[Genre : romance, komedi] Ini hanyalah kisah seperti umumnya dimana seorang laki-laki yang beruntung bertemu dan memiliki perempuan secantik pacarnya. Ketika mereka di permukaan untuk melengkapi bukan mem-bebani. Selain itu kalian juga akan di hibur...