36. BBQ 2

103 17 23
                                    

Semuanya telah siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya telah siap. Tinggal menunggu Gilang datang untuk membawa minumannya. Snack yang mereka beli saat mampir di supermarket tadi juga sudah mereka susun rapi di pendopo. Sebenarnya rumah Surya ada Snack dan minuman. Tapi tadi sebelum mereka otw ke sini, Gilang mengirimkan pesan kepada Surya untuk men transfer uang ke rekeningnya buat membeli Snack.

Kata Gilang nanti persediaan Snack di rumah Surya takut habis karena mereka makan. Padahal kan Surya memiliki banyak sekali cadangannya. Emang si Gilang saja yang modus ingin mendapatkan duit.

Dan bodohnya, Surya nurut-nurut saja kepada ucapan Gilang dan berakhir dia mentransfer sebesar lima ribu nolnya di tambah tiga ke rekening laki-laki itu.

"Gilang lama banget. Kemana tuh anak?"  ucap Ehsan di sela-sela keheningan mereka.

"YNTKTS," sahut Kaffi acuh.

Yo Ndak Tau Kok Tanya Saya

"Anjir, udah mending lu diem aja deh, Kaff. Lu ngomong bikin orang makan ati tau gak lu?" Ehsan mendengus. Lantaran kesal jika Kaffi yang menjawabnya seperti itu.

"Hahahaha sabarin aja sih. Kayak lu gak tau aja si Kaffi kayak gimana," sahut Restu yang sedang mempersiapkan bumbu untuk acara BBQ an mereka.

Laki-laki itu duduk dengan manis di pendopo bersama anak perempuan. Kenapa Restu kebagian buat bikin bahan? Jawabannya simple, karena tangan Restu yang terampil dalam meracik sebuah bumbu masakan, selain Bian.

Berhubung laki-laki manis itu masih ingin bermanja dengan kekasihnya, jadilah Restu yang menggantikannya.

"Maklumin aja. Namanya juga Kaffi. Biasa kulkas kalau listriknya lancar ya begitu jadinya," sambung Restu seraya memberikan bahan yang telah siap kepada temannya yang bertugas membakar.

Kaffi mendengus. Tangan kanannya yang bebas terangkat untuk mengacak rambut Restu yang sudah berantakan.

"Bisa ae lu!" Jawab Kaffi singkat yang membuat mereka saling pandang dan mengode dengan gerakan mata.

Restu tersenyum canggung. "Hahahaha, iya. Tangan lu Kaff, nanti rambut gue berantakan."

Kaffi hanya tersenyum simpul dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda.

Saat mereka tengah sibuk dengan tugas masing-masing, tiba-tiba dari arah pintu belakang terdengar suara Gilang yang berteriak dengan kencang.

"HALLO, PREND. SI GANTENG GILANG DATANG," teriak Gilang dengan tangan yang penuh dengan bungkus supermarket.

Semua menatap Gilang bingung. Laki-laki itu tidak datang sendirian. Tepat dibelakangnya terdapat sosok perempuan yang tengah menentang beberapa bungkus plastik juga ditangan gadis itu.

"Nih, gue udah beli semua. Dari minuman sampai makanan. Sebenarnya tadi gue mau beli se supermarketnya. Tapi berhubung man eman duit gue, ya jadinya gue beli segini doang," ucap Gilang sembari meletakkan bungkus-bungkus plastiknya di pendopo.

My Innocent Boyfriend (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang