02. Gombalan Maut

1.5K 142 17
                                    

"Ratu jangan cantik-cantik dong! Kasihan jantung Bian yang berdangdutan di dalam."

Bian mengelap peluh yang berjatuhan dengan kerah bajunya yang sedikit terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bian mengelap peluh yang berjatuhan dengan kerah bajunya yang sedikit terbuka. Mengibaskan tangannya untuk mengurangi rasa panas yang menyerangnya saat ini.

Setelah upacara selesai tadi, Bian dan Ratu langsung di hukum untuk hormat bendera sampai jam pelajaran ke dua berakhir.

Ratu yang di sebelah Bian merasa bersalah karena telah membuat Bian di hukum karenanya.

Apalagi Bian melindungi dirinya dengan badan tinggi miliknya dari terik sinar matahari yang sangat menyengat siang ini.

Ratu mendongak menatap Bian yang jauh lebih tinggi darinya. Mengambil tissue kering yang selalu ia bawa kemana-mana yang ia letakkan pada saku baju sekolahnya.

Berjinjit sedikit dan mengelap keringat yang keluar dari sekujur muka Bian.

Bian yang merasakan sentuhan di wajahnya menoleh menatap tepat pada bola mata Ratu yang bersinar karena pancaran sinar matahari.

Ia tak berkutik sedikit pun saat Ratu menggerakkan tangannya dengan lihai untuk menghapus keringat yang berada di sekitar pelipis dan lehernya.

Setelah selesai Ratu membuang bekas tissue tadi ke tempat sampah yang jaraknya tidak jauh dari mereka.

"Terimakasih," ucap Bian yang spontan membuat Ratu membalikkan badan menatapnya.

"Sama-sama," balasnya yang membuat pipi Bian mengembung.

"Aish, kirain Bian tadi Ratu mau ngomong 'iya, sama-sama sayangnya Ratu.' , tapi malah Bian yang geer!"

Ratu tertawa membuat mukanya memerah karena pancaran yang diberi sinar matahari. Sedangkan Bian menatap Ratu tanpa berkedip sedikit pun karena terhipnotis akan kecantikan Ratu.

"Ratu kenapa cantik banget, sih?" Ujar Bian membuat pipi Ratu merona karena dibuatnya.

"I-iya karena Ratu cewe! Kalau cowo ya ganteng, beda lagi kalau Bian. Cowo tapi cantik, hihihihihi."

Biang menatap Ratu sebal. Memasang muka marah karena perkataan Ratu yang terakhir.

"Bian marah sama Ratu! Titik gak pake koma!" Ucap Bian tak ingin di debat.

Sedangkan Ratu di buat tawanya bertambah karena muka Bian yang sangat lucu saat marah.

Di tambah lagi muka merah yang tercipta pada raut muka Bian membuat Ratu ingin sekali memakan mukanya.

"Ih, kok malah tambah ketawa? Bian, sebel sama Ratu!" Bian memalingkan wajahnya tak ingin menatap Ratu.

Menghentak kan kakinya ke tanah untuk menambah keyakinan Ratu kalau dirinya tengah marah.

Bian tetap Bian bagaimanapun bentukannya pasti akan terlihat lucu dan menggemaskan di mata Ratu.

"Udah ya, Ratu minta maaf karena tadi bilang Bian cantik." Bian masih mempertahankan dirinya agar tidak menghadap ke arah Ratu.

My Innocent Boyfriend (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang