"Terimakasih ya Bian karena udah nganter Ratu."
"Sama-sama! Kan emang udah jadi tugas Bian buat nganter Ratu kemana aja." Ratu tersenyum mendengar penuturan Bian.
"Maaf ya, kalau Bian gak di ajak sama temen-temen buat ke rumah Surya pasti malam ini Bian ajak Ratu jalan-jalan," lanjut Bian yang di angguki Ratu.
"Gapapa lagian kan udah magrib juga kan? Udah malem emang seharusnya Ratu pulang. Nanti bunda khawatir walaupun tadi udah ijin."
"Iya udah Bian pergi dulu ya. Pelukannya mana?" Ratu terkekeh di buatnya. Sudah menjadi kebiasaan Bian jika ingin berpisah dari dirinya harus membeli salam penutupan berupa pelukan.
"Iya udah sini-sini peluk dulu bayi besarnya, Ratu!"
Ratu merentangkan tangannya lebar-lebar dan di sambut dengan Bian dengan senang hati.
Bian memeluk Ratu sembari menciumi puncak kepala Ratu yang wangi. Jika sudah seperti ini Bian tidak ingin lepas dari Ratu. Dirinya ingin terus-terusan memeluk Ratu sepenjang hari.
"Bi, udah dong. Nanti Bian gak pulang-pulang kalau kayak gini." Bian menggeleng tak ingin melepaskan. "Bian lepasin! Entar kalau Bian ke rumah Surya telat gimana?"
Bian melepaskan pelukannya sebentar, setelah itu ia lanjut untuk memeluk Ratu yang membuat cewek itu menghela nafas berat.
Ratu mengelus rambut Bian dengan sayang. "Pulang ya? Udah malem, kan katanya Bian mau main sama temen-temen Bian. Gih sana nanti di tungguin loh."
"Bian masih mau sama Ratu, bawaannya pingin meluk Ratu terus," ucap Bian yang membuat Ratu tersenyum malu.
"Besok kan masih ada waktu. Di lanjut besok aja ya acara pelukannya?" Ratu masih membujuk bayi besarnya agar segera pulang. Karena hari pun sudah gelap, sebentar lagi memasuki adzan Isya'.
"Bener loh ya kalau besok Bian boleh peluk Ratu lagi?" Ratu mengangguk sebagai jawaban, dengan berat hati, Bian melepaskan pelukan mereka dan tersenyum manis sampai menampilkan deretan giginya ke arah Ratu.
"Iya udah Bian pulang dulu. Last hug! " Pinta cowok itu dengan nada manja.
Ratu menggeleng sembari tersenyum memaklumi. Lantas Ratu mendekat, merentangkan tangannya dan memeluk Bian sebelum cowok itu pergi dari rumahnya.
Setelah melepaskan pelukannya, Bian kembali tersenyum lebar menatap Ratu. "Kalau gitu Bian pulang dulu. Dadah, Ratu~" pamit cowok itu sembari melambaikan tangannya.
Ratu membalasnya, setelah di rasa Bian tidak terlihat lagi dari jarak mata pandangnya, Ratu melangkahkan kakinya masuk ke rumahnya.
Pyar... Klontang-klontang...
Tubuh Ratu terpaku di depan pintu rumahnya saat mendengar suara pecahan yang berasal dari dapur. Ratu yang benar-benar penasaran sekaligus curiga segera beranjak dari sana untuk menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Boyfriend (ON GOING)
Любовные романы[Genre : romance, komedi] Ini hanyalah kisah seperti umumnya dimana seorang laki-laki yang beruntung bertemu dan memiliki perempuan secantik pacarnya. Ketika mereka di permukaan untuk melengkapi bukan mem-bebani. Selain itu kalian juga akan di hibur...