Hai,
Kita ketemu lagi temen-temen 🤗
Semoga kalian ga bosen ya ketemu aku setiap bulannya 😄
Btw, selamat menjalankan ibadah puasa 🙌🏼
Semoga puasanya lancar dan bisa dapet banyak berkah 🥰
Aamiin 🙂
Yaudah, langsung aja .. selamat membaca cerita baruku ✨
Semoga kalian suka yaa 🧡
*Kemungkinan besar aku akan update setiap habis taraweh
\\\ ///
Oh ya, di beberapa part awal Darka belum muncul ya.. jadi kalau kalian nyarinya yang langsung ada Darka, bisa cek mulai part 5
Tapi aku saranin tetep baca part 1234 karena itu penting dan berkaitan sama banyak hal
\\\ ///
Jangan lupa baca cerita-ceritaku yang lainnya yaaa, terutama Kating OR Komting!!!
\\\ ///
Dheana sedang berada di kamarnya. Ia sedang duduk bersila di atas kasur sambil tangannya memegang sebuah foto polaroid yang menampakkan wajah tampan seorang lelaki.
"Lo apa kabar? Maaf ya lagi-lagi gue nangis pas nginget lo," gumam Dhea sambil mengusap air matanya yang mengalir membasahi pipi chubbynya.
"Semoga lo bahagia selalu di alam sana ya dan semoga-"
Belum sempat Dhea melanjutkan ucapannya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Dheapun langsung menoleh dan mendapati sosok sang ibu.
"Ibu!" pekik Dhea.
Ibu berjalan memasuki kamar lalu duduk di sebelah Dhea. "Kamu kenapa kok belum tidur? Terus ini kenapa matanya sembab? Habis nangis ya?" tanya ibu.
Dhea tidak menjawab. Ia hanya menghela napas sambil melirik foto polaroid yang sudah ia letakkan di atas kasur, tidak ia pegang lagi.
Ibu yang mengerti langsung mengikuti arah pandang Dhea. Ibupun segera mengambil foto polaroid tersebut.
"Kamu kangen sama dia?" tanya ibu dengan lembut.
Dhea menganggukkan kepala. "Aku masih belum percaya dia pergi secepet ini, Bu. Padahal waktu itu adalah kali pertama aku ketemu sama dia, tapi kenapa Tuhan malah langsung ngambil dia saat itu juga? Kenapa, Bu? Kenapa? Hikshikshiks ...." Dhea kembali menangis dan ibupun langsung memeluknya.
"Kamu yang sabar ya. Ini udah jadi takdir Tuhan. Kamu harus ikhlas biar dia tenang di sana," ucap ibu.
"Hikshikshiks. Andai waktu itu aku nggak pergi dari sana. Andai dia nggak berniat nyamperin aku, pasti dia-"
"Sstttt! Kamu nggak boleh ngomong gitu. Itu bukan salah kamu," potong ibu.
Dhea melepaskan pelukan. "Tapi tetep aja aku ngerasa bersalah, Bu. Gara-gara aku, dia jadi meninggal."
"Ibu kan udah bilang, itu takdir Tuhan. Kamu nggak salah apa-apa, Dhe. Udah ya jangan nyalahin diri sendiri! Kalau dia sampe tau kamu kayak gini, dia pasti bakal sedih. Kamu nggak mau kan bikin dia sedih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
2D : Dhea & Darka || END
Teen FictionKini Dheana memasuki perkuliahan semester 2. Lagi-lagi ia dihadapkan pada masalah percintaan yang cukup rumit. Di saat Dheana sudah tidak menyukai Darka, tiba-tiba si kating tersebut malah mendekati dirinya. Jika di semester 1 sikap Darka cenderung...