Seminggu kemudian. Hari ini adalah jadwalnya UTS Teori Ekonomi Mikro untuk Dhea dan teman-temannya di kelas C.
"Oke, waktunya sudah habis. Selesai tidak selesai jawaban harus dikumpulkan sekarang juga!" tegas bu April membuat para mahasiswa/inya bergegas maju untuk mengumpulkan jawaban.
"Sudah semua?" tanya bu April memastikan.
"Sudah, Bu."
"Baiklah, terima kasih. Ibu tinggal dulu. Selamat pagi dan wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
Bu April keluar kelas.
Saat mahasiswa/i juga akan keluar, tiba-tiba ....
"GUYS, JANGAN ADA YANG KELUAR DULU!!! KITA MAU NGASIH INFO PENTING BUAT KALIAN," teriak Vadli berdiri dari bangkunya.
"Alah, palingan info nggak penting," sahut Dhea meremehkan. Ia merasa kesal karena niatnya untuk keluar kelas malah dicegah oleh gengnya Fian.
"Penting kok, Dhe. Penting banget malah," ucap Riza.
"Dah lah, gue mau keluar aja," ucap Dhea.
Saat Dhea akan sampai di pintu, tiba-tiba Fian menahan pergelangan tangannya.
"Kenapa?" tanya Dhea.
Fian melepaskan cekalannya. "Lo nggak denger Vadli bilang apa? Jangan keluar kelas dulu! Lo ngerti kan maksudnya apa?"
"Ya-ya, gue ngerti. Tapi sayangnya gue nggak peduli. Gue laper, belum sarapan, jadi gue mau ke kantin buat beli makan bukannya malah dengerin info yang katanya penting itu dari kalian."
"Kita nggak bakal lama kok ngasih infonya," ucap Hendra.
"Gue nggak peduli mau lama atau enggak. Yang jelas, gue tetep mau ke kantin," balas Dhea.
"Gue ngelarang lo ke kantin dan gue mau lo balik ke tempat duduk lo!" seru Fian.
"Lo siapa berani-beraninya ngatur gue?" tanya Dhea.
"Gue komting kelas ini. Kenapa?" jawab Fian.
"Oh iya, gue lupa kalau lo komting. Yaudah kalau gitu-"
"Buruan duduk!" sela Fian.
"Gue belum selesai ngomong Pak Komting," kesal Dhea. "Maksud gue tadi, karena lo komting, so, gue tunggu info penting itu di WA gue," ucap Dhea kemudian.
"Maksudnya?" tanya Fian.
"Gue mau ke kantin, gue nggak mau dengerin info kalian. So, sebagai komting yang baik, lo harus menyampaikan info itu ke gue lewat chat WA," perjelas Dhea.
"Ya nggak bis-"
"Bisa! Udah ya, gue pergi dulu. Bye!" sela Dhea lalu pergi.
"Ngeselin banget sih tuh cewek," kesal Fian.
"Sabar, Yan. Dhea kan emang gitu orangnya," ucap Hendra.
"Yaudah buruan lo berdua kasih tau infonya!" suruh Fian pada Riza dan Vadli.
"Siap, Yan!" balas keduanya.
\\\ ///
Malam harinya. Dhea sedang bermain handphone sambil rebahan di atas kasur di kamar kosnya. Tiba-tiba ada sebuah notifikasi pesan masuk.
From : +62878********
P"Nomor siapa nih?" gumam Dhea.
Lalu Dhea segera membuka aplikasi whatsapp untuk mengeceknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2D : Dhea & Darka || END
Подростковая литератураKini Dheana memasuki perkuliahan semester 2. Lagi-lagi ia dihadapkan pada masalah percintaan yang cukup rumit. Di saat Dheana sudah tidak menyukai Darka, tiba-tiba si kating tersebut malah mendekati dirinya. Jika di semester 1 sikap Darka cenderung...