48. Mengakhiri drama

357 47 0
                                    

Tak terasa sudah 3 hari UAS berlangsung.

Malam ini, Dhea sedang berada di dalam kamarnya. Ia sedang berkutat dengan buku-buku dan laptopnya. Ya, Dhea belajar untuk UAS terakhir di esok hari.

Sedang fokus membaca PPT, tiba-tiba handphone Dhea berdering. Iapun segera mengangkatnya.

"Halo, Man."

...

"Hah? Berubah gimana maksud lo?"

...

"Loh ya jangan dong, Man! Kasian ntar dia jadi malu."

...

"Dia pacar lo lho, Man. Masa lo tega ngeliat dia malu di depan banyak orang."

...

"Oke, gue ngerti niat lo baik buat bikin dia jera. Tapi apa nggak sebaiknya kita balik ke plan awal? Kita ketemu di taman belakang kampus aja yang jelas-jelas sepi."

...

"Yaudah oke. Gue ngikut apa kata lo aja."

...

"Iya besok gue kabarin."

Tuuttt! Panggilan berakhir.

"Maafin gue, Kak. Gue harus mengakhiri drama lo ini," gumam Dhea.

\\\ ///

Di lain tempat, tepatnya di sebuah kedai kopi ada Darka dan Fandi yang sedang berbincang-bincang.

"Jadi gimana, Dar? Lo udah berhasil bikin Dhea suka lagi sama lo?" tanya Fandi setelah menyeruput kopi pahitnya.

"Gue nggak tau, Fan. Gue belum pernah nanyain gimana perasaan Dhea ke gue. Tapi ya makin hari kita makin deket sih," jawab Darka.

"Lo nggak ada niatan nembak Dhea gitu?"

"Nembak?"

"Iya. Dengan begitu kan lo pasti tau perasaan Dhea ke lo kayak gimana. Kalau dia nerima, berarti dia suka. Kalau nolak, berarti ya nggak suka."

"Kalau misal Dhea nolak, Dhea nggak suka sama gue, itu artinya gue gagal ngelakuin tantangan dari lo?"

"Harusnya iya. Tapi lo tenang aja, gue nggak bakal nyuruh lo ngulang lagi, berusaha lagi, deketin Dhea lagi karena gue tau usaha lo beberapa bulan ini bisa dibilang cukup keras. Gue aja salut sama lo karena bisa deket banget sama Dhea, padahal dulu kan lo ngejauhin dia."

"Waktu gue cuma tinggal besok kan, Fan?"

"Iya. Besok kan hari terakhir di semester ini."

"Oke. Kalau gitu besok gue bakal nembak Dhea."

"Lo serius?"

"Serius."

"Mau nembak di mana? Ada yang bisa gue bantu nggak?"

"Gue pengen di kafe atau taman gitu, tapi kayaknya kalau malem Dhea nggak bisa karena katanya besok sore dia mau pulkam. Jadi kayaknya gue nembak pas di kampus aja. Ntar lo sama yang lain ikut hadir aja sebagai saksi. Gue juga nggak mau banyak persiapan, pakek bawa apapun itu karena takutnya Dhea malah nggak suka."

"Oke terserah lo aja mau nembaknya gimana. Gue cuma bisa do'ain, semoga lo berhasil ya."

"Thanks," ucap Darka lalu menyeruput kopi.

"Btw, selama ini perasaan lo ke Dhea kayak gimana, Dar?" tanya Fandi penasaran.

"Maksudnya?"

"Kalian kan udah deket, sering jalan bareng, lo ngerasa nyaman nggak ada di deket Dhea? Terus lo ada rasa suka nggak sama Dhea?"

Darka menghela napasnya lalu mengatakan, "Gue ...."

\\\ ///

📆 Kamis

Seperti biasanya, Dhea akan terbangun saat alarmnya berbunyi yaitu saat jam setengah 5.

Dhea bangun dari tempat tidurnya lalu segera mengambil air wudlu.

Selesai melaksanakan salat Subuh, Dhea pergi ke kamar mandi untuk mencuci bajunya. Ya, karena tempat yang terbatas, jadi Dhea hanya bisa mencuci di dalam kamar mandi saja, itupun mencuci manual alias memakai tangan.

Setelah semua pakaian dicuci, Dhea segera menjemurnya.

Selesai dengan urusan pakaian, Dhea kembali ke kamarnya.

"Syila belum bangun ya?" tanya Dhea karena belum melihat kemunculan teman kosnya itu.

"Gue ke kamarnya aja deh," ucapnya kemudian.

\\\ ///

Toktoktok!!! Dhea mengetuk pintu kamar Syila.

"Syila!" panggilnya.

Toktoktok!!!

"Wah, beneran masih molor nih anak," ucap Dhea.

Akhirnya Dhea mencoba membuka pintu kamar Syila.

Ceklek!

"Untung nggak dikunci," ucapnya.
Dhea masuk dan melihat Syila sedang memeluk guling dan matanya senantiasa terpejam.

"La! Syila! Bangun woy!" ucap Dhea menepuk-nepuk lengan Syila.

"Syilaaaa! Bangunlah! Udah mau jam 6 nih," seru Dhea agak keras.

Syila mengerjapkan matanya. "Kenapa, Dhe?" tanyanya dengan suara serak.

"Bangun! Udah mau jam 6."

"Kok cepet udah jam 6?"

"Ya mana gue tau."

Syila merubah posisinya menjadi duduk. "Lo udah mandi, Dhe?" tanyanya.

"Belum. Gue baru selesai jemur baju. Oh ya, lo nggak nyuci?"

"Enggak. Males. Ntar baju-baju yang kotor mau gue bawa pulang aja biar dicuci di rumah."

"Oh. Ntar kita jadi pulang sore kan?"

"Iya. Sore lo udah selesai kelas kan?"

"Udah kok."

"Oke."

"Eh, lo mau mandi duluan nggak, La?"

"Enggak. Lo aja Dhe yang duluan."

"Yaudah. Tapi lo jangan tidur lagi ya! Ntar malah telat ngampus lho."

"Iya-iya. Thanks ya udah bangunin gue."

"Sama-sama."

Setelah itu, Dhea keluar dari kamar Syila.

2D : Dhea & Darka || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang