Setelah melaksanakan salat Magrib, Dhea dan Syila pergi ke kafe yang dimaksud oleh Dhea tadi.
Saat baru memasuki kafe, Dhea dan Syila mengedarkan pandangannya untuk mencari meja yang masih kosong. Ya, karena kafe sedang ramai jadi mereka cukup kesulitan menemukan meja.
Tiba-tiba ada seseorang yang memangggil nama Dhea dengan cukup keras. Dheapun langsung menoleh ke sumber suara.
"Tamara!" pekik Dhea.
"Sini!" suruh Tamara sambil melambaikan tangannya.
"Lo kenal, Dhe?" tanya Syila.
"Iya. Kita ke sana bentar yuk!" ajak Dhea.
"Ngapain?"
"Nyamperin dia bentar. Nggak enak soalnya udah dipanggil."
"Oh, yaudah ayo!"
Dhea dan Syila menghampiri Tamara yang duduk seorang diri di meja yang berada di pojok belakang.
"Hai, Dhe. Apa kabar?" tanya Tamara dengan ramah.
"Alhamdulillah gue baik," jawab Dhea dengan ramah pula. "Kalau lo gimana?" tanyanya kemudian.
"Gue juga baik. Btw, lo sama siapa?" tanya Tamara melirik Syila.
"Oh, ini kenalin temen kos gue, namanya Syila. La, kenalin ini Tamara," jawab Dhea.
Lalu Syila dan Tamarapun bersalaman.
"Btw, lo ke sini sendiri atau gimana, Tam?" tanya Dhea.
"Gue sama-"
Belum sempat Tamara melanjutkan ucapannya, tiba-tiba datanglah Reyvan.
"Dhea!" pekik Reyvan yang terkejut mendapati sosok gadis yang dulu dekat dengannya tapi sudah sebulan ini mereka lost contact. Ya, sejak kejadian di hari terakhir semester 1, Dhea dan Reyvan tidak pernah saling berhubungan lagi. Dhea yang menjauh karena tidak mau ada salah paham yang nantinya membuat Tamara bersedih, sedangkan Reyvan yang terpaksa juga menjauh karena tidak tau harus bersikap bagaimana selain kembali melanjutkan hubungannya dengan Tamara seperti semula, sebelum bertemu dan mengenal Dhea.
"Hai," sapa Dhea tersenyum.
"H-hai," balas Reyvan dengan canggung.
"Jadi lo ke sini berdua sama Reyvan, Tam?" tanya Dhea memastikan.
"Iya, Dhe. Soalnya kan besok Reyvan udah mulai kuliah, jadi takutnya kita jarang ketemu gitu. Makanya deh sekarang kita mau dinner berdua," jelas Tamara.
"Oh. Yaudah kalau gitu gue sama Syila duluan ya," pamit Dhea.
"Mau pulang?" tanya Reyvan memberanikan diri.
"Baru juga nyampe masa udah langsung pulang," balas Dhea.
"Oh, lo baru nyampe?"
"Heem."
"Yaudah kalau gitu duduk semeja aja sama kita."
Mendengar ucapan Reyvan sontak membuat Tamara mengernyitkan dahinya. Ia merasa aneh kenapa tiba-tiba Reyvan menawarkan Dhea seperti itu.
"Nggak papa kan kalau Dhea sama temennya semeja sama kita?" tanya Reyvan dengan hati-hati.
"Nggak usah, Van. Gue sama Syila bisa nyari meja lain kok," sahut Dhea merasa tidak enak jika mengganggu pasangan yang sedang makan malam.
"Kafe lagi penuh, Dhe. Jadi kalian nggak bakal nemu meja," ucap Reyvan.
Dhea sontak melihat sekeliling kafe dan benar saja, sepertinya sudah tidak tersisa meja kosong lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
2D : Dhea & Darka || END
Teen FictionKini Dheana memasuki perkuliahan semester 2. Lagi-lagi ia dihadapkan pada masalah percintaan yang cukup rumit. Di saat Dheana sudah tidak menyukai Darka, tiba-tiba si kating tersebut malah mendekati dirinya. Jika di semester 1 sikap Darka cenderung...