34. Lifia ketemu Fian

347 47 0
                                    

📆 Rabu

Dhea baru sampai di parkiran. Saat ia memarkirkan motor, ternyata di sampingnya sudah ada Lifia yang duduk di atas motor.

"Akhirnya lo dateng juga, Dhe," ucap Lifia terlihat senang.

"Lo nungguin gue, Fi?" tanya Dhea melepas helmnya.

"Iya lah. Lo kan udah janji mau nemuin gue sama Fian."

"Ya ampun! Seniat itu lo mau ketemu sama Fian sampe-sampe rela berangkat pagi padahal kelas lo jam setengah 11."

"Habisnya gue penasaran banget sama Fian. Semalem kan gue sempet nyari akun instagramnya di ig, terus pas gue nemu akunnya dan liat foto-fotonya, gue ngerasa udah nggak asing, kayak pernah papasan gitu. Terus di foto itu kan Fian keliatan ganteng banget, jadinya gue makin penasaran, apakah dia lebih ganteng di foto atau aslinya."

"Wow! Gue aja nggak tau lho nama instagramnya Fian apa. Nah lo, belum ketemu aja udah nemu akun ignya."

"Hehehe. Gue kan gercep, Dhe."

"Sekarang lo mau ikut gue ke kelas atau mau gue panggilin Fian terus ajak ke mana gitu?"

"Gue ikut lo ke kelas aja deh."

"Oke."

\\\ ///

Dhea dan Lifia sampai di lantai 3. Mereka langsung menuju ke ruang III/3.

Di depan kelas sudah ada banyak orang, termasuk Fian dkk.

"Hai guys," sapa Dhea duduk di depan keempat lelaki tersebut.

"Hai, Dhe," balas Hendra, Riza, dan Vadli.

"Tugasnya lupa nggak gue bawa," ucap Fian.

Dhea yang akan membuka tas untuk mengambil handphone menjadi terdiam seketika.

"Serius?" tanya Dhea dengan ekspresi kaget bercampur panik.

"Canda," ucap Fian dengan enteng.

"Ih, dasar lo! Bikin gue jantungan aja," kesal Dhea.

Fian terkekeh. "Sorry."

"Hm."

"Kok marah?"

"Siapa yang marah?"

"Lo lah."

"Enggak."

"Masa?"

"Iya."

"Yaudah."

Dhea berdecak kesal.

Fian mengeluarkan tugas dari dalam tasnya. Tugas yang telah ia kerjakan bersama Dhea beberapa hari yang lalu saat di tempat makan.

"Nih, lo bawa aja! Ntar lo yang kumpulin ya," ucap Fian.

"Iya," balas Dhea.

"Serasa dunia milik berdua ya," sindir Vadli.

"Hooh. Kita-kita mah dianggep nggak ada," tambah Riza.

"Bacot lo berdua!" seru Fian.

"Yaelah Yan, santuy aja kali," ucap Riza.

"Yoi. Santuy kayak di pantuy gitu lho," ucap Vadli menimpali.

"Udah-udah," ucap Hendra menengahi. "Dhe!" panggilnya kemudian.

"Kenapa, Ndra?" tanya Dhea.

"Itu yang di sebelah lo siapa?" tanya Hendra melirik Lifia yang dari tadi hanya diam menyaksikan perbincangan Dhea dan Fian dkk.

Dhea menoleh. "Astaga! Sorry Fi, gue lupa kalau ada lo."

"Tuh kan bener, kalau udah sama Fian, pasti temen sendiri bakal dilupain," ucap Vadli.

"Bukan gitu, Dli. Tapi kan biasanya kalau kelas mikro gue selalu sendiri, jadi ya sekarang lupa kalau nggak sendiri lagi," jelas Dhea.

"Udah Dhe, nggak papa kok," ucap Lifia.

"Sekali lagi maafin gue ya," ucap Dhea.

"Iya," balas Lifia.

"Nggak dikenalin ke kita-kita, Dhe?" tanya Riza.

"Iya, bentar. Guys, ini temen gue, namanya Lifia. Fi, kenalin itu Vadli, Riza, Hendra, dan yang barusan ngeprank gue namanya Fian."

Lifia dan Fian dkk bersamalan.

Cantik banget. Puji Hendra dalam hatinya.

Pantesan Dhea suka, orang Fian jauh lebih ganteng aslinya daripada yang di foto. Batin Lifia.

"Lo bukan anak kelas mikro C kan?" tanya Hendra.

"Bukan," jawab Lifia.

"Terus ngapain ada di sini?"

"Gue ngikut Dhea. Soalnya gue mau ada kerkel tapi temen gue belum dateng. Jadi, daripada nggak tau mau ke mana mendingan gue ikut dulu sama Dhea."

"Oalah. Terus aslinya lo kelas mikro apa?"

"A."

"Diajar bu April juga nggak?"

"Iya."

"Oalah."

"Tumben Ndra lo mau banyak omong sama cewek yang baru lo kenal?" heran Riza.

"Alah, palingan Hendra suka sama- siapa tadi nama lo?" sahut Vadli yang lupa akan nama Lifia.

"Lifia."

"Oh iya. Lo pasti suka kan Ndra sama Lifia?"

"Jangan sok tau lo, Dli! Gue emang lagi pengen banyak omong kali," elak Hendra.

"Oh. Kirain karena lo suka sama Lifia," ucap Vadli.

"Kagak," balas Hendra.

Tak lama kemudian, Bu April datang.

"Dhe, gue ke perpus dulu ya kalau itu," ucap Lifia.

"Nggak papa ke sana sendiri?" tanya Dhea.

"Nggak papa. Ntar di perpus gue ketemu sama temen gue kok," jawab Lifia

"Oh, yaudah," ucap Dhea.

"Bye, Dhe! Bye guys!" pamit Lifia.

"Bye, Fi!" balas Hendra seorang.


Dhea dan Fian dkk masuk ke dalam kelas. Lagi-lagi Dhea duduk bersama keempat lelaki itu dan tentu saja posisinya ada di sebelah Fian dan tembok.

\\\ ///

Selesai kelas.

"Kantin yuk!" ajak Riza.

"Yuk!" setuju Fian, Hendra, dan Vadli.

"Lo ikut ke kantin nggak, Dhe?" tanya Riza.

"Nggak. Kalian duluan aja. Gue mau ke toilet, kebelet. Bye!" jawab Dhea lalu berlari keluar ruangan.

2D : Dhea & Darka || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang