Dhea dan Lifia selesai kelas psikologi dasar.
"Kita langsung ke tribun atau ke mana dulu, Fi?" tanya Dhea setibanya di depan ruang kelas.
"Langsung aja, Dhe. Gue udah nggak sabar pengen nonton pertandingan," jawab Lifia.
"Yaudah yuk!" ajak Dhea.
Saat baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba handphone Lifia berdering.
"Nyokap gue nelfon, gue angkat dulu ya."
"Iya, Fi."
"Halo, Fi," ucap mama Lifia di seberang sana.
"Iya, Ma. Kenapa? Tumben nelfon jam segini?" tanya Lifia.
"Kamu masih kelas?" tanya mama.
"Udah selesai, Ma. Tadi cuma absen doang kok," jawab Lifia.
"Ntar ada kelas lagi?"
"Ada. Jam setengah 2."
"Kamu izin aja ya nggak usah ikut kelas."
"Loh kenapa, Ma?"
"Sekarang kamu pulang ya. Kita mau ke rumah nenek."
"Ngapain ke rumah nenek?"
"Barusan tante nelfon, katanya nenek masuk rumah sakit. Jadi kita harus buru-buru ke sana."
"Astaga Nenek! Yaudah Ma, aku pulang sekarang."
"Buruan ya, Fi."
"Iya, Ma."
Tuuttt! Panggilan berakhir.
"Lo kenapa, Fi? Kok panik gitu?" tanya Dhea.
"Sorry Dhe gue nggak jadi ikut nonton pertandingan. Soalnya gue harus pulang. Nenek gue yang di luar kota masuk rumah sakit. Jadi gue sekeluarga mau langsung ke sana," jelas Lifia.
"Ya ampun! Gue ikut sedih Fi dengernya. Semoga nenek lo baik-baik aja ya," ucap Dhea.
"Aamiin. Ntar tolong izinin gue ke pak Kenan ya, Dhe! Soalnya kalau gue bikin surat nggak bakal sempet."
"Iya, ntar biar gue izinin."
"Makasih ya, Dhe. Gue pulang dulu."
Setelah itu, Lifia pergi.
"Hhhh. Berarti gue nonton sendiri lagi deh," gumam Dhea.
\\\ ///
Sesampainya di dalam gedung serba guna, Dhea segera duduk di tribun yang cukup sepi.
Tak lama kemudian, lagi-lagi ada Fian dkk yang menghampiri Dhea.
"Kalian lagi," ucap Dhea dengan malas.
"Hai, Dhe," sapa Riza dan Vadli bersamaan.
"Hai," balas Dhea.
Fian dkk duduk. Posisinya sama seperti kemarin, Fian di sebelah Dhea.
"Sendiri?" tanya Fian tanpa menoleh ke Dhea, ia menatap lurus ke depan.
Dhea hanya menjawab dengan deheman.
"Oh," ucap Fian.
"Dhea-Dhea!" panggil Vadli.
Dhea menoleh. "Kenapa?"
"Ntar tolong do'ain gue sama Riza ya biar menang," jawab Vadli.
"Oh, kalian yang mau tanding?"
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
2D : Dhea & Darka || END
Teen FictionKini Dheana memasuki perkuliahan semester 2. Lagi-lagi ia dihadapkan pada masalah percintaan yang cukup rumit. Di saat Dheana sudah tidak menyukai Darka, tiba-tiba si kating tersebut malah mendekati dirinya. Jika di semester 1 sikap Darka cenderung...