Setelah panggilan berakhir, Dhea kembali merebahkan tubuhnya. Ia menatap langit-langit kamarnya sambil mengingat kejadian seminggu yang lalu di mana pengisian KRS untuk FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) dilaksanakan. Ya, karena untuk menghindari adanya server yang down, maka jadwal KRS masing-masing fakultas dibedakan.
Jam dinding baru menunjukkan pukul 1 dini hari dan Dheapun masih asik terlelap. Tiba-tiba terdengar deringan handphone yang membuat tidur Dhea terusik.
Dhea membuka mata lalu mengambil handphone yang ia letakkan di atas meja belajarnya. Setelah melihat kalau Lifialah yang menelepon, Dhea seketika menjadi panik.
Dhea buru-buru mengangkat telepon dari teman kuliahnya itu.
"Halo, Fi."
"Halo, Dhe. Lo ke mana aja? Kok WA lo nggak aktif?"
"Sorry Fi gue ketiduran."
"Yaudah buruan buka web sistem akademik. KRS FEB udah dibuka katanya."
"Oke, bentar."
Dhea segera membuka laman tempat KRS diadakan. Lalu ia mengambil earphone untuk memudahkan teleponan dengan Lifia.
"Udah, Fi. Sekarang kita mau milih jadwal buat matkul apa dulu? Gue bingung nih."
"Eeee ... Dhe!"
"Iya. Kenapa, Fi?"
"Sebenernya ...."
"Sebenernya apa? Lo kenapa? Lo baik-baik aja kan?"
"Gue nggak papa. Tapi ... tadi kan gue ngechat lo tuh dan lonya masih off. Terus gue buka sistem akademik dan udah milih kelas sama jadwal harinya."
"Ya nggak papa dong. Lo share aja ke gue ntar gue ngikut KRS lo."
"Tapi ada 1 matkul yang kayaknya kita nggak bisa sekelas, Dhe."
"Matkul apa dan kenapa?"
"Teori Ekonomi Mikro. Karena di kelas A, kelas yang gue pilih itu udah penuh, Dhe."
"Oh, yaudah kalau gitu. Gue bisa nyari kelas lain kok."
"Lo nggak marah kan sama gue?"
"Enggak lah, Fi. Masa gue marah cuma masalah kita nggak sekelas."
"Syukurlah. Gue ngerasa nggak enak sama lo. Tapi gue juga nggak mau pindah kelas soalnya kata kating gue, kelas A yang selalu dapet dosen paling enak. Sorry ya, Dhe."
"It's okay, Fi. Sekarang tolong kirimin KRS lo dong biar gue nggak bingung nih mau milih yang mana!"
"Iya. Gue kirim ke WA lo."
"Oke, Fi."
Setelah mendapatkan KRS Lifia, Dhea segera mengisi KRSnya.
"Udah, Fi. Makasih ya."
"Sama-sama. Jadinya Mikro lo ambil kelas apa, Dhe?"
"C, Fi. Soalnya cuma itu yang nggak bentrok sama matkul (mata kuliah) lain."
"Kapan jadwalnya?"
"Rabu jam setengah 8."
"Berarti ntar duluan lo dong daripada gue. Gue kan Mikro hari Rabu jam setengah 11."
"Iya, Fi."
"Semoga aja dosen kita sama ya, jadi gue bisa nanya-nanya ke lo deh."
"Aamiin. Yaudah ya Fi, gue mau lanjut tidur lagi, masih ngantuk soalnya."
"Oke, Dhe. Gue juga mau tidur. Oh ya, jangan lupa pagi nanti kita chat doswal (dosen wali) buat minta validasi KRS ya."
"Oke. Ntar tolong ingetin lagi ya biar gue nggak lupa!"
"Oke, Dhea. Bye!"
"Bye, Fia!"
\\\ ///
Hari Seninpun tiba. Hari di mana perkuliahan aktif untuk Universitas Viitor mulai dilaksanakan.
Dhea sudah bangun sejak dua puluh menit yang lalu. Setelah menunaikan kewajibannya yaitu salat Subuh, Dhea segera pergi ke kamar Syila untuk membangunkan teman kosnya itu.
Toktoktok!
"La, bangun! Udah subuh nih," ucap Dhea dari depan pintu kamar.
"Syila!" panggil Dhea.
Tak lama kemudian, Syila akhirnya membukakan pintu.
"Thanks ya udah bangunin gue," ucap Syila dengan wajah yang terlihat masih mengantuk.
"Iya. Lo buruan salat Subuh gih! Gue mau keluar bentar," ucap Dhea.
"Lo mau ke mana subuh-subuh gini?"
"Minimarket. Gue haus, pengen beli minum."
"Gue ikut dong. Gue juga mau beli air mineral."
"Yaudah, tapi lo salat dulu. Gue mau nyapu kamar bentar."
"Oke, Dhe."
\\\ ///
Kini Dhea dan Syila berada di perjalanan menuju minimarket. Karena jarak dari kos ke minimarket tidak terlalu jauh, jadi mereka memutuskan jalan kaki saja. Ya, anggap itu sebagai olahraga di pagi hari.
"Gue jadi pengen beli galon aja deh, Dhe. Biar kita nggak ribet beli air kemasan lagi."
"Sebenernya gue juga pengennya gitu, La. Tapi kalau kita pakek galon, mau ditaruh di mana tuh galon? Kamar kita kan nggak besar-besar amat terus barang-barang kita juga udah banyak."
"Iya ya. Kamar kita nggak memungkinkan buat ditaruh galon."
"Heem. Ntar yang ada kamar kita malah kerasa makin sempit."
"Tapi kalau kita beli air kemasan terus itu nggak efektif lho, Dhe. Kita malah keluar banyak uang."
"Iya, emang. Tapi yaudah dijalanin aja, La. Siapa tau ada hikmahnya."
"Hhhh ... yaudah deh."
\\\ ///
Sesampainya di minimarket, Dhea dan Syila langsung membeli air kemasan yang seperti biasanya. Tak hanya itu, mereka juga membeli beberapa makanan ringan dan cukup banyak mie instan. Biasa, anak kos harus punya persediaan mie instan untuk keadaan darurat, misalnya lapar tapi uang tinggal sedikit.
Setelah membayar belanjaan, Dhea dan Syila bergegas kembali ke kos.
Saat di perjalanan ....
"Dhe, kapan-kapan kita jalan-jalan yuk keliling kota!"
"Ayo, La! Mau kapan?"
"Hhmmm ... gimana kalau Rabu besok? Kita cuma kelas pagi aja kan? Nah, setelah kelas kita langsung gas keliling kota, gimana?"
"Boleh-boleh. Gue setuju."
"Oke sip. Ntar sekalian kita kulineran ya."
"Siap, La."
KAMU SEDANG MEMBACA
2D : Dhea & Darka || END
Teen FictionKini Dheana memasuki perkuliahan semester 2. Lagi-lagi ia dihadapkan pada masalah percintaan yang cukup rumit. Di saat Dheana sudah tidak menyukai Darka, tiba-tiba si kating tersebut malah mendekati dirinya. Jika di semester 1 sikap Darka cenderung...