23. Kesel terus minta maaf

412 49 2
                                    

📆 Selasa
📍Gedung FEB

Saat Dhea akan masuk ke dalam lift, tiba-tiba ada Darka yang memegang tangannya.

"Ngagetin aja sih, Kak," ucap Dhea.

"Sorry. Gue mau ngomong bentar sama lo," ucap Darka.

"Yaudah ngomong aja," balas Dhea.

"Semalem lo ke mana?"

"Ke banyak tempat. Kenapa?"

"Salah satunya ke kafe kan?"

"Iya."

"Dinner sama Reyvan?"

"Iya. Kok tau? Oh, pasti dikasih tau sama kak Sarah atau nggak kak Rifky ya?"

"Hm."

Dhea menatap Darka seolah mengkode kalau ia menunggu kelanjutan ucapan Darka. Dhea masih belum mengerti arah pembicaraan Darka.

"Kenapa dinner berdua sama Reyvan dan kenapa lo nggak ngasih tau gue dulu? Pantesan semalem gue chat lo lama banget balesnya."

"Kenapa? Karena gue emang pengen dinner sama Reyvan. Ya sekalian ngobrol gitu. Udah lama kita nggak ketemu dan ngobrol bareng. Emang harus ya gue ngasih tau lo dulu? Enggak kan? Terus soal chat, gue nggak bermaksud slowresp tapi kan gue lagi ngobrol sama Reyvan, jadi ya nggak enak gitu kalau gue malah main hp buat bales chat lo."

"Tapi harusnya lo ngasih tau gue kalau lo lagi dinner sama Reyvan dan nggak bisa bales cepet. Jadi gue nggak perlu capek-capek nungguin balesan lo."

"Nggak ada yang minta lo buat nungguin balesan gue. Itu murni kemauan lo sendiri kan? Jadi yaudah, kenapa lo malah marah ke gue?"

"Gue nggak marah, cuma kesel aja sama lo."

Dhea maju selangkah. "Lo ... nggak berhak kesel sama gue!" tegas Dhea lalu bergegas pergi.

Hari ini mood Dhea sedang tidak bagus dikarenakan menjelang masa menstruasinya. Jadi saat melihat Darka seolah menyalahkannya padahal ia tidak salah apa-apa tentu saja membuat mood Dhea semakin tidak baik.

Darka tertegun mendengar ucapan Dhea. Dalam hati ia berkata, "Bener kata Dhea, gue nggak berhak. Tapi kenapa gue nggak rela pas tau Dhea dinner sama Reyvan? Argh! Sebenernya gue kenapa sih? Padahal jelas-jelas gue deketin Dhea cuma karena-"

"Darka!"

Darka sontak menoleh saat ada yang memanggil dan menepuk pundaknya. "Eh, Fan. Kenapa?" tanya Darka pada teman akrabnya, siapa lagi kalau bukan Fandi.

"Ngapain lo bengong di sini?"

"Nggak papa. Lo mau ke kelas?"

"Gue mau ke BC dulu, ngambil charger yang ketinggalan."

"Oh. Gue ke kelas duluan kalau gitu."

"Iya."

\\\ ///

Darka pergi ke lantai 3. Saat akan ke kelasnya, Darka melewati kelas Dhea. Ia melihat Dhea yang duduk di lantai sambil memainkan handphonenya. Seketika rasa tidak nyaman menyelimuti Darka. Rasanya ia tidak bisa marahan dengan Dhea barang sedetik pun.

Akhirnya Darka memutuskan menunda perjalanannya ke kelas dan beralih menghampiri Dhea.

\\\ ///

Dhea mendongak saat ada yang memanggil namanya.

"Apa?" ketus Dhea.

"Gue mau ngomong bentar," ucap Darka.

2D : Dhea & Darka || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang