14. Semangat kuliah ya

463 52 0
                                    

📆 Senin
📍Parkiran FEB

Darka yang baru saja memarkirkan motornya. Lalu dari kejauhan ia melihat Dhea berjalan pergi meninggalkan parkiran. Darkapun segera menyusulnya.

"Dhea, tunggu!" seru Darka.

Dhea berhenti melangkah lalu menoleh ke belakang. "Ada apa?" tanyanya ketika Darka sudah berada di hadapannya.

"Mau ke kelas kan?"

"Iya."

"Bareng ya."

"Tumben ngajak bareng?"

"Gue kan mau memperbaiki hubungan gue sama lo."

"Dengan cara ini?"

"I-ya."

"Eh, tapi kan hubungan kita nggak kenapa-napa. Terus apa yang mau diperbaiki?"

"Kita kan sempet jauh dan nggak saling sapa."

"Oh iya ya."

"Iya. Yaudah yuk ke kelas!"

Dhea hanya menganggukkan kepalanya.

Di sela-sela perjalanan.

"Lo udah sarapan?" tanya Darka.

"Udah, Kak," jawab Dhea.

"Oh," ucap Darka.

Hening sesaat sampai Darka kembali bersuara. "Lo nggak nanya balik ke gue?" tanya Darka.

"Mau banget gue tanya balik?"

"Ya enggak sih. Tapi boleh lah sekali-kali lo nanyain gitu ke gue."

"Yaudah. Lo udah sarapan belum?"

"Belum."

"Kok belum?"

"Tadi males soalnya."

"Walaupun males, harusnya lo tetep maksain buat sarapan, Kak. Soalnya kan sarapan itu penting, biar lo nggak sakit dan bisa fokus kuliah."

Darka tersenyum, hatinya terasa hangat. "Besok-besok gue sarapan deh."

"Harus itu!"

"Iya."

\\\ ///

Dhea dan Darka keluar dari lift yang telah membawanya ke lantai 3.

"Gue anterin lo sampe depan kelas ya," ucap Darka.

"Gue mau ke toilet dulu, Kak. Jadi mendingan lo duluan aja ke kelas lo," balas Dhea.

"Yaudah gue duluan," putus Darka.

Baru dua langkah, Darka berbalik badan.

"Kenapa balik?" tanya Dhea.

"Semangat kuliah ya," ucap Darka.

"Thanks. Lo juga semangat."

"Thanks."

Dhea dan Darka saling tersenyum.

"Eee ... g-gue ke kelas dulu," ucap Darka bergegas pergi.

Lucu juga kalau kak Darka lagi salting. Batin Dhea.

\\\ ///

Hari demi hari berlalu. Darka terlihat semakin sering mendekati dan memberi perhatian pada Dhea.

Seperti siang ini. Darka sudah standby di depan ruang kelas Dhea untuk menunggu gadis itu selesai kelas.

"Hai Dhea!" sapa Darka ketika melihat Dhea keluar bersama Lifia.

"Hai, Kak," balas Dhea.

"Udah selesai kelas kan?"

"Udah. Lo ngapain ada di sini?"

"Gue mau ngajakin lo ke kantin. Lo mau kan?"

"Lifia gimana?" tanya Dhea melirik sang teman.

"Gue nggak papa kok kalau lo mau ke kantin sama kak Darka," ucap Lifia.

"Tuh, temen lo bilang nggak papa. Udah, ayo, Dhe!" ucap Darka.

Dhea berpikir sejenak. Sebenarnya ia mau-mau saja menerima ajakan Darka, tapi karena Dhea merasa aneh dengan sikap Darka yang sekarang, yang tiba-tiba berubah menjadi peduli, maka Dhea memutuskan tidak ingin terlalu dekat terlebih dulu dengan katingnya itu.

"Dhea, ayo!" ucap Darka membuyarkan lamunan Dhea.

"Sorry Kak, gue mau ke perpus. Mau nyari buku buat referensi tugas. Next time aja ya kita ke kantinnya. Yuk, Fi!" ucap Dhea pada akhirnya menolak.

"Iya, Dhe. Duluan, Kak," ucap Lifia.

\\\ ///

Di perjalanan ke perpustakaan.

"Emang lo ada tugas apa, Dhe? Kok sampe mau nyari buku di perpus segala," tanya Lifia.

"Sebenernya nggak ada tugas apa-apa sih, Fi. Cuma tadi gue alesan aja biar kak Darka nggak kekeuh ngajak ke kantin," jawab Dhea.

"Oalah. Emang kenapa sih lo pakek nolak pas diajak ke kantin? Bukannya itu kesempatan bagus ya buat lo bisa pdkt sama kak Darka?"

"Nih ya, Fi! Pertama, gue ngerasa aneh sama sikap kak Darka yang tiba-tiba berubah. Kedua, gue kan udah nggak suka sama kak Darka, jadi buat apa pdkt segala. Ketiga, gue nggak mau langsung iyain ajakan kak Darka karena gue mau ngeliat dia beneran bersikap tulus ke gue atau ada maksud tersembunyi."

"Iya sih, gue juga ngerasa aneh. Tapi lo seneng nggak sama sikap kak Darka yang sekarang?"

"Seneng sih seneng soalnya dia udah nggak cuek lagi dan sekarang jadi perhatian. Tapi ya itu tadi, gue ngerasa aneh dan mau mastiin dulu sebenernya ada apa."

"Kalau misalnya kak Darka beneran tulus, dia perhatian karena mulai suka sama lo, gimana, Dhe?"

"Kalau sebaliknya, gimana, Fi?"

Lifia berdecak kesal. "Gue tanya, lo malah tanya balik."

Dhea terkekeh. "Gue belum mau mikir ke sana, Fi. Mendingan sekarang kita ke perpus aja. Yuk!"

"Beneran jadi ke perpus?"

"Jadi dong. Gue kan mau download film."

"Yaudah ayo! Gue juga pengen numpang Wi-Fi sekaligus ngadem di perpus."

2D : Dhea & Darka || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang