19. Yuvii's cup

420 49 0
                                    

📆 Senin

Dhea dan Lifia baru saja keluar dari ruang kelas pengantar akuntansi 2.

"Lo jadi ke tribun, Dhe?" tanya Lifia.

"Jadi, Fi," jawab Dhea.

"Sorry ya gue nggak bisa nemenin lo. Soalnya gue harus nganter nyokap ke rumah tante."

"Iya, nggak papa. Lagipula ntar gue nggak sendirian kok."

"Emang lo sama siapa? Kak Darka?"

Dhea menggelengkan kepalanya. "Sama Syila."

"Temen kos lo?"

"Heem."

"Kapan-kapan gue mau dong kenalan sama Syila."

"Boleh. Ntar kapan-kapan gue kenalin ya."

"Oke. Kalau gitu ke depan bareng yuk!"

"Lo duluan aja, Fi. Gue mau ke BC bentar."

"Ngapain?"

"Mau ngasih flashdisknya kak Nami yang kebawa sama gue."

"Oh. Yaudah gue pulang dulu ya."

\\\ ///

📍Basecamp HIMA MENTOR

Dhea mengetuk lalu membuka pintu. "Permisi, Kak!" ucapnya membuat kelima orang yang ada di dalam langsung menoleh. 2 dari 5 orang tersebut adalah Darka dan Nami.

"Dhea!" pekik Darka.

"Kak Nami!" panggil Dhea mendekat ke Nami dan mengabaikan ucapan Darka.

"Mau balikin flashdisk gue ya?" tebak Nami.

"Iya, Kak," jawab Dhea sambil mengambil sesuatu dari dalam tasnya. "Nih, Kak! Sekali lagi maaf ya karena kebawa sama gue," ucap Dhea menyodorkan flashdisk hitam pada sang pemilik.

"Nggak papa. Thanks ya."

"Sama-sama, Kak. Kalau gitu gue pergi dulu ya."

"Nggak mau di sini aja?"

"Enggak, Kak. Duluan ya Kakak-Kakak semua."

"Mau ke mana?" tanya Darka saat Dhea sudah berdiri.

"Ke tribun," jawab Dhea.

Darka mengernyitkan dahinya. "Ngapain?"

"Ya mau nonton pertandingan lah, Kak."

"Sama siapa?"

"Syila."

"Pulang jam berapa?"

"Nggak tau. Kalau pertandingannya udah kelar kali."

"Yaudah ntar gue samperin ke sana."

"Ngapain nyamperin segala?"

"Nemenin lo."

"Buat?"

"Nonton pertandingan lah," jawab Darka menirukan logat Dhea.

"Kan udah ada Syila yang nemenin gue."

"Gue nggak peduli. Pokoknya ntar habis gue nyelesaiin tugas, gue langsung nyusulin lo ke tribun."

"Yaudah, serah lo, Kak. Gue ke tribun dulu ya."

"Hati-hati!"

"Iya."

\\\ ///

Dhea menghampiri Syila yang sudah menunggunya di gazebo.

"Udah nunggu lama, La?"

Syila mendongak. "Eh, Dhe! Enggak kok."

"Kita langsung ke tribun atau gimana?"

"Gue laper nih. Ke kantin dulu yuk! Tadi kan kita nggak sempet sarapan."

"Sama sih, gue juga laper. Yaudah kita beli makan dulu baru habis itu nonton pertandingan."

"Oke."

\\\ ///

Setengah jam kemudian, Dhea dan Syila menuju ke gedung serba guna.

"Rame banget ya, Dhe," ucap Syila ketika sudah masuk dan melihat tribun yang sudah dipenuhi oleh mahasiswa/i Universitas Viitor.

"Iya, La. Kita mau duduk di mana nih?" tanya Dhea sambil melihat sekelilingnya.

"Sana aja yuk yang agak sepi!"

"Yaudah yuk!"

Saat Dhea dan Syila baru duduk, tiba-tiba datanglah Fian, Hendra, Riza, dan Vadli.

"Hai, Dhe," sapa ketiga teman Fian.

"Hai," balas Dhea.

Lalu Fian dkk duduk.

"Katanya nggak mau nonton," sindir Fian yang duduk di sebelah Dhea.

"Siapa bilang? Gue mau kok," balas Dhea.

"Oh," respons Fian.

"Lo sama siapa tuh, Dhe?" tanya Riza melirik Syila.

"Temen kos gue," jawab Dhea.

"Kenalin ke kita dong!" ucap Vadli.

"Kenalan aja sendiri," balas Dhea.

Riza dan Vadli langsung berdiri dan menghampiri Syila.

"Hai. Kenalin nama gue Riza."

"Gue Vadli."

"Syila."

Ketiganya bersalaman.

"Mereka temen kelas gue, La. Kalau yang ini namanya Fian, sebelahnya Hendra," ucap Dhea.

"Tadi aja kita disuruh kenalan sendiri, lah Fian sama Hendra malah dikenalin," ucap Riza agak kesal.

"Bacot lo pada! Udah sana duduk!" seru Dhea.

Tiba-tiba ada yang memanggil dan menghampiri Hendra. "Ayo, Ndra!" katanya.

Dhea dan yang lain langsung menoleh ke sumber suara.

"Reyvan!" pekik Dhea.

"Dhea! Mau nonton pertandingan?" tanya Reyvan.

"Iya. Lo mau tanding?" tanya Dhea balik.

"Iya. Do'ain ya biar tim gue menang," ucap Reyvan.

"Aamiin. Semangat ya!"

"Makasih."

"Btw, Astrid sama yang lain nggak ikut ke sini?"

"Ikut kok. Noh, mereka di sana!" tunjuk Reyvan pada bagian tribun yang lain.

"Oalah."

"Hhhmm ... ntar malem lo sibuk nggak, Dhe?"

"Kenapa?"

"Dinner yuk!"

"Gimana ya?"

"Tenang aja, gue udah berhasil ngelakuin yang lo suruh kok."

Dhea agak terkejut. "Serius?"

"Iya."

"Yaudah. Gue mau dinner sama lo, tapi lo harus bilang dulu ke Tamara, biar dia nggak salah paham sama gue."

"Iya ntar gue bilang ke dia. Yaudah yuk Ndra, kita udah ditungguin sama yang lain!"

"Ayo, Van!"

Reyvan dan Hendra pergi. Btw, keduanya sudah mengenakan kaos tim untuk pertandingan.

"Dia komting lo pas OSPEK kan?" tanya Fian.

Dhea menoleh. "Kok lo tau?"

"Dulu gue kelas E, pas baris ada di sebelah kelas lo. Makanya gue tau," jawab Fian.

"Oh. Iya, Reyvan komting gue."

"Gue dulu juga jadi komting kelas E."

"Oh ya?"

"Iya."

"Sayangnya gue nggak nanya."

"Gue cuma ngasih tau aja."

Tiba-tiba datanglah Darka. "Dhea!" panggilnya membuat Dhea dan Fian menoleh.

2D : Dhea & Darka || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang