Sesampainya di dalam gedung, Dhea dibuat bingung mau duduk di mana karena semua tribun sudah penuh.
"Gue balik aja kali ya," gumam Dhea.
Saat Dhea memutuskan untuk pergi, tiba-tiba ada yang memanggil namanya dengan cukup keras.
Dheapun menoleh dan mendapati kalau yang memanggilnya adalah Hendra, Riza, dan Vadli.
Dhea menghampiri mereka yang kebetulan duduk di tribun paling bawah.
"Hai," sapa Dhea.
"Lo mau ke mana, Dhe? Kok kayak mau pergi gitu?" tanya Hendra.
"Keluar dari sini, Ndra."
"Kenapa? Bukannya lo baru dateng ya?" tanya Riza.
"Lo nggak liat? Noh, semua tribun udah penuh. Gue nggak nemu tempat duduk lagi. Jadi ya mendingan gue cabut aja dari sini."
"Oh iya. Tumben semua tribun penuh?" heran Vadli.
Tiba-tiba Fian berdiri. "Lo duduk sini aja," ucapnya membuat Hendra, Riza, dan Vadli tercengang. Mereka tidak menyangka kalau Fian akan merelakan tempat duduknya untuk Dhea.
"Terus lo gimana?" tanya Dhea.
"Bentar lagi gue tanding, jadi gue harus ke bawah, bukan duduk di sini lagi," jawab Fian.
"Terus kalau ntar lo udah selesai tanding, lo pasti balik ke sini kan? Nah, itu lo mau duduk di mana?"
"Ntar juga ada bangku yang kosong. Udah, lo duduk aja."
"Nggak papa nih?"
"Nggak papa."
"Makasih ya."
"Heem."
Dhea duduk di sebelah Hendra sedangkan Fian berdiri.
"Mas, duduk dong! Gue nggak keliatan yang lagi main tuh," ucap mbak-mbak yang duduk di atas Dhea.
"Tuh kan, mendingan lo duduk aja, Yan. Gue nggak masalah kok kalau nggak jadi nonton pertandingan," ucap Dhea merasa tidak enak.
"Hhhmmm ...." Fian terlihat berpikir. "Za, Dli, kalian pangku-pangkuan!" suruh Fian.
"Maksudnya?" tanya keduanya tidak mengerti.
"Gue mau duduk. Kalian berdua bisa pangku-pangkuan aja, biar muat," perjelas Fian.
"Parah banget lo, Yan! Masa gue sama Riza disuruh pangku-pangkuan? Ogah lah!" ucap Vadli.
"Tau lo, Yan. Gini-gini gue masih suka cewek ya," ucap Riza.
"Cuma sementara aja. Ntar kalau gue tanding, kalian bisa duduk sendiri-sendiri," ucap Fian.
"Kenapa nggak lo aja sih sama Dhea yang pangku-pangkuan?" tanya Vadli.
"Ogah!" seru Dhea dan Fian bersamaan.
"Cie ngomongnya barengan," goda Hendra.
"Udah, buruan kalian ubah posisi! Serah siapa yang mau mangku," ucap Fian.
"Yaudah, kita ngalah demi lo," putus Riza.
"Bagus. Geser, Ndra!" suruh Fian.
"Kok-"
"Buruan!" seru Fian.
"Oke," pasrah Hendra.
Akhirnya Vadli memangku Riza. Hendra bergeser ke tempat duduk Riza tadi. Fian di posisi Hendra tadi yang berarti ia di sebelah Dhea.
"Sorry ya jadi bikin kalian ribet," ucap Dhea lagi-lagi merasa tidak enak.
"Nggak papa Dhe santai aja," balas Riza.
KAMU SEDANG MEMBACA
2D : Dhea & Darka || END
Teen FictionKini Dheana memasuki perkuliahan semester 2. Lagi-lagi ia dihadapkan pada masalah percintaan yang cukup rumit. Di saat Dheana sudah tidak menyukai Darka, tiba-tiba si kating tersebut malah mendekati dirinya. Jika di semester 1 sikap Darka cenderung...