📍Gazebo FAD
"Ntar lo ada kelas lagi ya jam setengah 11?" tanya Darka memastikan.
"Nggak ada. Dosen gue lagi berhalangan hadir," jawab Dhea.
"Oh. Terus habis ini lo mau ke mana?"
"Balik ke tribun mungkin."
"Jangan!"
"Kenapa?"
"Habis ini gue disuruh nyokap pulang soalnya harus nganterin belanja bulanan."
"Ya terus?"
"Gue nggak bisa nemenin lo balik ke tribun."
"Yaudah nggak papa, gue kan bisa sendiri."
"Tapi gue nggak mau ngebiarin lo sendiri."
"I'm fine, Kak."
"Oke. Tapi jangan duduk di sebelah cowok ya, harus di sebelah cewek pokoknya."
Dih, ngatur! Kalau misal tempat duduk yang kosong tuh di sebelah cowok gimana coba? Masa iya gue nyuruh orang lain pindah? Kan nggak enak. Eh, tapi biar cepet gue iyain aja kali ya. Batin Dhea.
"Dhe! Lo dengerin gue kan?"
"Dengerin, Kak."
"Terus kenapa nggak bales?"
"Iya. Gue akan duduk di sebelah cewek."
"Good! Ntar gue anterin lo ke tribun sampe lo nemu tempat duduk, baru habis itu gue tinggal pulang."
"Nggak usah repot-repot, Kak. Lagipula nggak enak sama yang jaga pintunya kalau lo keluar masuk."
"Ya biarin aja. Nggak ada peraturan dilarang keluar masuk kok."
"Serah lo dah, Kak."
\\\ ///
Darka benar-benar membuktikan ucapannya. Ia mengantarkan Dhea kembali ke tribun.
Saat tengah celingukan mencari posisi duduk terbaik untuk Dhea, tiba-tiba ada yang memanggil nama Darka.
"Alma!" pekik Darka.
Alma menghampiri Darka dan Dhea.
"Kalian kok bisa berduaan?" tanya Alma menatap curiga.
"Tadi kita nggak sengaja ketemu di pintu masuk, Kak," jawab Dhea berbohong.
"Oalah," ucap Alma.
"Lo sama siapa, Al?" tanya Darka.
"Tadinya sama temen-temen gue, tapi mereka udah pada cabut, ada urusan katanya. Jadi sekarang gue sendiri deh," jawab Alma. "Mau nonton bareng gue nggak? Biar gue nggak sendirian nih," tawarnya kemudian.
"Kebetulan kalau gitu," ucap Darka membuat Alma senang karena tidak akan sendirian lagi. "Gue nitip Dhea ya," lanjut Darka membuat Alma mengernyitkan dahinya.
"Maksudnya?"
"Lo kan sendiri, nah Dhea juga sendiri. Jadi yaudah lebih baik kalian nonton barengan, gimana?"
"Terus lo?"
"Gue harus pulang, ada urusan sama nyokap."
"Oh."
"Nggak papa kan kalau Dhea sama lo?"
"Y-ya nggak papa."
"Oke. Thanks ya, Al. Dhe, gue pulang dulu ya."
"Iya, Kak. Hati-hati!"
Setelah Darka pergi, Dhea dan Alma duduk di tribun.
"Lo ada hubungan apa sama Darka?" tanya Alma tiba-tiba.
"Nggak ada hubungan apa-apa, Kak," jawab Dhea.
"Kalau nggak ada, kenapa keliatannya Darka peduli banget sama lo?"
"Mungkin cuma perasaan Kak Alma kali. Menurut gue kak Darka biasa aja kok, nggak nunjukin kepeduliannya. Oh ya, ngomong-ngomong kenapa kak Alma keluar dari HIMA?" tanya Dhea sengaja mengalihkan pembicaraan. Ia merasa aura ketidaksukaan yang Alma tunjukkan ketika membahas Dhea dan Darka.
"Sebenernya gue nggak pengen keluar, tapi di semester ini gue ada kesibukan lain. Gue kan ikut UKM tari, nah bentar lagi ada lomba tari nasional. Jadi, gue harus latian terus biar bisa menang. Makanya daripada gue lalai dari tanggung jawab sebagai pengurus HIMA, yaudah gue keluar aja."
"Sayang banget ya kak Alma keluar HIMA."
"Iya. Tapi gimana lagi? Namanya hidup kan kadang ada yang harus dikorbankan demi bisa meraih sesuatu yang lain."
"Semoga Kak Alma jadi juara tari nasional ya."
"Aamiin."
\\\ ///
Sesuai kesepakatan tadi pagi, malam ini Dhea akan dinner bersama Reyvan. Dhea sudah bersiap, jadi ia tinggal menunggu Reyvan menjemput. Tadinya Dhea ingin ketemu langsung di kafe, tapi Reyvan memaksa ingin menjemput di kos saja.
"Dhea!" panggil Syila tiba-tiba masuk ke kamar Dhea.
"Kenapa, La?"
"Gue boleh nitip sesuatu nggak sama lo?"
"Boleh dong. Lo mau nitip apa?"
"Tolong beliin pembalut dong! Stok gue tinggal dikit nih."
"Oh, oke. Yang kayak biasanya lo beli kan?"
"Iya. Ini uangnya!"
Syila memberikan selembar uang berwarna biru dan langsung diterima oleh Dhea.
"Oke, La."
"Makasih ya, Dhe."
"Sama-sama. Oh ya, tadi lo beneran udah makan malem kan?" tanya Dhea memastikan. Pasalnya tadi Syila mengatakan kalau sudah makan bersama teman-teman organisasinya. Ya, jadi Syila baru pulang ke kos sejam yang lalu dikarenakan ada kumpulan anak HIMA. Lalu tadi Syila mengatakan kalau ia sudah makan sebelum pulang ke kos.
"Udah, Dhe. Lo tenang aja, gue udah kenyang kok."
"Yaudah kalau gitu."
Ting! Suara notifikasi pesan dari handphone Dhea.
From : Reyvan
Gue udah di depan"La, gue pergi dulu ya, Reyvan udah nungguin di depan."
"Hati-hati, Dhe!"
"Iya. Bye, La!"
KAMU SEDANG MEMBACA
2D : Dhea & Darka || END
Teen FictionKini Dheana memasuki perkuliahan semester 2. Lagi-lagi ia dihadapkan pada masalah percintaan yang cukup rumit. Di saat Dheana sudah tidak menyukai Darka, tiba-tiba si kating tersebut malah mendekati dirinya. Jika di semester 1 sikap Darka cenderung...