Sesampainya di gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dhea langsung menuju ke musholla yang berada di lantai 1. Karena musholla yang sedang tidak terlalu ramai, jadi Dhea tidak perlu mengantre.
Selesai salat, Dhea pergi ke kantin karena perutnya sudah berdemo minta diisi.
\\\ ///
Saat tengah asik makan, tiba-tiba handphonenya berdering. Darka's calling ....
"Lo di mana?" tanya Darka to the point.
"Kantin," jawab Dhea.
"Yaudah gue ke sana ya," ucap Darka lalu mengakhiri panggilan tanpa menunggu respons dari Dhea.
Dhea tidak mau ambil pusing. Ia kembali meletakkan handphone di atas meja lalu melanjutkan kegiatan makannya.
"Dhea!" panggil seseorang membuat Dhea menoleh.
"Rafael!" pekik Dhea tersenyum senang.
"Hai, Dhe. Lo apa kabar?" tanya Rafael duduk di hadapan Dhea.
"Alhamdulillah gue baik. Lo sendiri gimana, Raf?"
"Baik juga dong. Kita udah lama nggak ketemu ya sejak liburan semester kemarin."
"Iya, udah 3 bulanan kan?"
"Hampir 4 bulan kali, Dhe."
"Oh iya hehe."
"Lo makan sendirian aja nih?" tanya Rafael melirik piring Dhea yang masih ada setengah porsi ayam geprek bu Sum.
"Seperti yang lo liat," jawab Dhea.
"Ckckck, kasian. Gimana kalau gue temenin lo? Kebetulan gue mau makan juga nih," tawar Rafael.
Belum sempat Dhea menjawab, ada suara deheman yang membuat Dhea dan Rafael sontak menoleh.
"Eh, ada Kak Darka. Mau nyamperin Dhea ya, Kak?" tanya Rafael tersenyum kikuk.
Dhea yang melihat ekspresi Rafael rasanya ingin tertawa detik ini juga. Laki-laki tersebut terlihat takut melihat kehadiran sang kating.
"Ngapain lo di sini?" tanya Darka dengan wajah datarnya.
"Eeee, cuma mau nyapa Dhea doang, Kak. Iya. Soalnya kan udah lama nggak ketemu," jawab Rafael.
"Udah selesai nyapanya?"
"U-udah, Kak."
"Yaudah, ngapain masih di sini?" tanya Darka secara tidak langsung mengusir Rafael.
"Ini gue mau pergi, Kak. Dhe, gue cari meja lain aja ya. Bye!" ucap Rafael buru-buru pergi.
"Biasa aja kali, Kak," ucap Dhea setelah Darka duduk di posisi Rafael tadi.
"Habisnya gue pikir lo sendirian, ternyata sama dia," balas Darka masih dengan wajah datarnya. Entahlah, sepertinya efek melihat Dhea dan Rafael duduk semeja membuat mood Darka menjadi buruk.
"Emang gue sendirian, Kak. Tapi tiba-tiba aja Rafael dateng."
"Tiba-tiba atau emang udah janjian?"
"Tiba-tiba, Kak. Lo nggak denger tadi Rafael bilang apa? Dia cuma mau nyapa gue. That's it. So, nggak usah nethink ya!"
"Oke. Sorry ya atas sikap gue tadi."
"Iya, nggak papa. Mendingan sekarang lo pesen makan gih! Pasti laper kan habis ngerjain tugas?"
"Iya nih laper banget. Gue pesen makan bentar ya."
"Iya."
\\\ ///
KAMU SEDANG MEMBACA
2D : Dhea & Darka || END
Teen FictionKini Dheana memasuki perkuliahan semester 2. Lagi-lagi ia dihadapkan pada masalah percintaan yang cukup rumit. Di saat Dheana sudah tidak menyukai Darka, tiba-tiba si kating tersebut malah mendekati dirinya. Jika di semester 1 sikap Darka cenderung...