Hari Seninpun tiba.
Dhea sampai di parkiran jam 7 kurang. Saat akan pergi, ada Lifia datang bersama motornya.
"Dheaaaa!!!" seru Lifia.
"Hai, Fi," sapa Dhea.
"Akhirnya gue bisa masuk kuliah lagi dan ketemu sama lo," senang Lifia.
"Iya. Btw, gimana keadaan nenek lo?"
"Alhamdulillah nenek udah membaik. Kemarin udah boleh pulang dari rumah sakit."
"Alhamdulillah kalau gitu. Yaudah yuk kita masuk!"
"Temenin gue ke kantin dulu dong, Dhe! Gue laper nih, belum sarapan."
"Tumben?"
"Pembantu gue lagi pulang kampung terus mama ada urusan mendadak, jadinya nggak sempet bikinin sarapan. Dan karena gue nggak mau kalau cuma makan roti doang, jadi gue milih beli sarapan aja di kampus."
"Oh gitu. Yaudah yuk ke kantin!"
\\\ ///
📍Kantin
"Lo nggak pesen makan juga, Dhe?"
"Enggak, Fi. Tadi gue udah beli sarapan."
"Kalau gitu gue pesen bentar ya."
"Iya."
Di sela-sela Lifia makan.
"Kemarin selama gue nggak masuk nggak ada tugas apapun kan?"
"Kalau yang kita sekelas sih nggak ada, Fi. Tapi kalau mikro ada tugas kelompok."
"Oh kalau itu gue udah tau. Di grup kelas udah rame bahas tugasnya dan bentuk kelompok juga. Sekelompok 2 orang kan?"
"Iya."
"Lo sama siapa, Dhe?"
"Sama Fian."
"Fian yang mana? Gue kenal nggak?"
"Dia komting kelas gue. Kayaknya lo nggak kenal deh."
"Ganteng nggak orangnya?"
"Awalnya sih menurut gue biasa aja, Fi. Tapi ...."
"Tapi apa? Kenapa lo senyam-senyum gitu? Oh, jangan-jangan lo suka ya sama Fian-Fian itu?" tebak Lifia.
"Kayaknya sih gitu, Fi," jawab Dhea tersenyum.
"Kok bisa sih lo suka sama dia? Maksud gue, apa hal yang ada di diri Fian yang bisa bikin seorang Dheana suka sama dia?" tanya Lifia penasaran.
"Waktu itu gue pernah nggak sengaja ngeliat wajahnya Fian dari deket dan gue baru nyadar kalau dia tuh ganteng. Terus pas gue nonton Yuvii's Cup kemarin, gue ketemu terus sama Fian. Pas di tribun, gue duduk di sebelah dia. Dan pas dia main, dia tanding futsal, itu damagenya bener-bener nggak ngotak sih menurut gue. Makanya deh gue bisa suka sama dia."
"Jadi Fian itu anak futsal?"
"Heem."
"Gue jadi penasaran, dia seganteng apa sih, Dhe?"
"Ya pokoknya ganteng lah, Fi."
"Ganteng mana sama kak Darka?"
"Kak Darka sih."
"Yaahh. Kalau sama Reyvan?"
"Hhhmm ... sama aja."
"Berarti di antara mereka bertiga, tetep gantengan kak Darka ya?"
"Iya. Kak Darka ganteng banget. Heran gue ada orang kayak dia. Dulu emaknya ngidam apaan coba bisa ngasilin produk unggul kayak dia."
"Nggak ngidam apa-apa kok," sahut seseorang membuat Dhea dan Lifia menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
2D : Dhea & Darka || END
Teen FictionKini Dheana memasuki perkuliahan semester 2. Lagi-lagi ia dihadapkan pada masalah percintaan yang cukup rumit. Di saat Dheana sudah tidak menyukai Darka, tiba-tiba si kating tersebut malah mendekati dirinya. Jika di semester 1 sikap Darka cenderung...