📆 28 Februari 2020
Hari yang dinantipun tiba. Semua panitia baksos dan pengurus HIMA MENTOR sudah berkumpul di parkiran FEB. Sebelum berangkat ke lokasi baksos, mereka akan melakukan pengecekan terakhir terkait persiapan acara untuk memastikan kematangan rencana yang telah dibuat.
"Apa ada yang naik motor sendirian?" tanya Nami.
Beberapa orang langsung mengangkat tangan, termasuk Dhea.
"Karena jarak tempuh kita ke lokasi lumayan jauh, jadi lebih baik kalian berboncengan aja, terserah mau sama siapa. Ntar motornya yang nggak dibawa bisa ditaruh di sini aja. Aman kok, tenang aja."
"Iya, Kak."
"Sebelum kita berangkat, kita berdo'a terlebih dulu agar apa yang akan kita lalukan bisa membawa kebaikan untuk diri kita sendiri dan banyak orang. Semoga kita selamat sampe di lokasi dan acara kita bisa berjalan dengan lancar. Berdo'a, mulai!"
Semua orang langsung menundukkan kepalanya.
"Berdo'a tidak pernah selesai, berdo'a dicukupkan."
Semua orang kembali mengangkat kepala masing-masing.
"Oke. Kita berangkat sekarang ya."
"Iya, Kak."
\\\ ///
"Lo mau sama siapa, Dhe?" tanya Rani.
"Nggak tau, Ran," jawab Dhea.
"Sorry ya Dhe gue nggak bisa sama lo soalnya gue udah janjian berangkat bareng sama orang lain."
"Iya, nggak papa, Ran."
Tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri Rani lalu mengajaknya pergi. Ia adalah orang yang sudah janjian dengan Rani.
"Kayaknya Dhea lagi bingung tuh mau berangkat sama siapa," ucap Fandi.
"Terus?" tanya Darka tidak mengerti arah pembicaraan Fandi.
"Ya lo ajak dia bareng lah Dar, masa gitu aja nggak ngerti," jawab Fandi dengan kesal.
"Gue kan mau berangkat sama lo, Fan."
"Gue sendiri aja."
Darka terlihat berpikir.
"Udah sana samperin Dhea! Biar kita cepet berangkat dan cepet sampe di lokasi," ucap Fandi.
"Kalau gue ditolak?" tanya Darka.
"Coba dulu, Dar!"
"Oke fine."
Dengan ragu Darka menghampiri Dhea yang sedang celingak-celinguk karena masih mencari orang yang bisa ia ajak berangkat bareng.
"Dhea!"
"Eh, Kak Darka! Ada apa, Kak?"
"Hhhmm ... lo berangkat sama siapa?"
"Belum tau, Kak. Soalnya temen-temen kayaknya udah pada nemu pasangannya."
"Sama gue aja yuk!"
"Maksudnya?"
"Lo berangkat sama gue daripada lo sendirian kan."
"Nggak papa nih, Kak?"
"Iya."
Dhea berpikir sejenak lalu memutuskan, "Yaudah deh gue bareng sama lo."
"Yaudah yuk kita ke motor gue!"
"Iya, Kak."
\\\ ///
KAMU SEDANG MEMBACA
2D : Dhea & Darka || END
Teen FictionKini Dheana memasuki perkuliahan semester 2. Lagi-lagi ia dihadapkan pada masalah percintaan yang cukup rumit. Di saat Dheana sudah tidak menyukai Darka, tiba-tiba si kating tersebut malah mendekati dirinya. Jika di semester 1 sikap Darka cenderung...