43. Curhatan Zahra

338 48 0
                                    

📆 Senin
📍Kafe
🕛 19.55

"Guys!" panggil Zahra. Dhea dan Kiki menoleh padanya. "Gue mau curhat dong," ucap Zahra kemudian.

"Curhat aja, Ra," balas Dhea.

"Iya, Ra. Tumben lo pakek ngomong dulu, biasanya kan langsung curhat," ucap Kiki merasa agak heran.

Zahra menghela napas dalam. "Gue lagi bingung," ucapnya dengan wajah yang sedih.

"Bingung kenapa?" tanya Kiki.

"Lo lagi ada masalah?" tebak Dhea.

"Gue ngerasa akhir-akhir ini Arga jauhin gue," jawab Zahra.

"Kenapa lo bisa ngerasa gitu?" tanya Dhea.

"Soalnya sekarang dia susah banget buat dihubungin. Dichat itu slowrespon banget, ditelfon nggak pernah diangkat. Gue bingung, apa gue ada salah sama dia? Tapi seinget gue, gue nggak ada salah apa-apa. Sebelum ini hubungan kita juga fine-fine aja. Tapi tiba-tiba dua minggu ini dia berubah," jelas Zahra.

"Mungkin Arga lagi sibuk kali. Kata lo kan dia ikut organisasi," ucap Kiki berpositive thinking.

"Dhea juga ikut organisasi tapi nggak sibuk-sibuk amat tuh," balas Zahra.

"Tugas dan tanggung jawab masing-masing orang itu berbeda, Ra. Ya mungkin aja gue nggak terlalu sibuk, tapi Arga? Bisa aja sibuk banget kan?" ucap Dhea.

"Iya sih. Tapi sesibuk apapun itu, seharusnya dia nyempetin buat ngabarin gue kan? Biar gue nggak khawatir dan mikir aneh-aneh gitu."

"Mikir aneh-aneh gimana maksud lo?" tanya Kiki.

"Lo mikirnya Arga selingkuh makanya jauhin lo?" tebak Dhea.

"Iya, Dhe. Jujur, gue takut Arga kepincut sama cewek lain. Soalnya yang gue tau, cewek-cewek di kampusnya dia tuh cakep-cakep. Gue kan jadi insecure."

"Ngapain insecure? Lo kan cakep juga, Ra," ucap Kiki.

"Tapi kalau cakepan mereka gimana? Arga pasti oleng lah ke mereka," sedih Zahra.

"Gini Ra, lo jangan negative thinking dulu, bisa jadi realitanya nggak kayak yang lo pikirin itu. Nah, biar lo tenang dan semuanya jelas, gimana kalau lo samperin Arga ke kampusnya? Ntar gue sama Kiki temenin deh biar lo nggak sendirian," usul Dhea.

"Boleh tuh kata Dhea. Ya biar lo bisa mastiin dengan mata kepala lo sendiri gitu, Ra," setuju Kiki.

"Sebenernya gue juga punya niatan mau ke kampusnya Arga, tapi gue takut dia marah soalnya dia ngelarang gue ke kampusnya," ucap Zahra.

"Kenapa ngelarang?" tanya Dhea.

"Katanya sih biar gue nggak capek gitu. Jadi kalau gue mau ketemu di kampus, biar dia aja yang nyamperin ke kampus gue."

"Menurut gue itu bukan alesan aslinya deh. Soalnya, jarak antara kampus lo ke kampusnya dia kan nggak jauh, terus lo juga buka tipikal orang yang gampang capek, dan setau gue dari yang pernah lo curhatin soal Arga, dia bukan tipikal cowok yang posesif banget, yang apa-apa ngelarang lo. Jadi, menurut gue itu cuma akal-akalannya Arga biar lo nggak ke kampusnya dia," jelas Kiki.

"Kalau emang bener itu akal-akalannya Arga, berarti kemungkinan besar ada yang ditutup-tutupin sama dia yang nggak boleh Zahra tau," ucap Dhea menimpali.

"Jangan-jangan bener kalau Arga selingkuh sama temen kampusnya? Makanya gue nggak boleh ke sana biar nggak mergokin mereka," tebak Zahra.

"Bisa jadi, Ra," balas Kiki.

"Oke, gini aja, Ra, Ki. Kapan-kapan kita ke kampusnya Arga secara diem-diem, jangan sampe Arga tau. Ntar di sana kita cari Arga, kita liat dia ngapain aja dan sama siapa aja. Kalau emang bener dia selingkuh pasti bakal ketauan kok. Gimana?" usul Dhea.

"Gue setuju," jawab Kiki.

"Gue juga setuju, Dhe. Gue penasaran banget sama kelakuan Arga kalau di belakang gue tuh gimana," jawab Zahra.

"Tapi lo harus siap sama segala kemungkinan buruk, Ra," ucap Dhea.

"In Syaa Allah gue siap, Dhe," balas Zahra.

"Oke. Jadi kapan kita ke kampusnya Arga?" tanya Dhea.

"Kalian bisanya kapan? Gue ngikut aja," tanya Zahra balik.

"Rabu gue cuma sekelas sih. Paling jam 10 udah selesai," jawab Dhea.

"Gue juga sama kayak Dhea," jawab Kiki.

"Yaudah berarti fix hari Rabu ya. Kebetulan Rabu besok gue nggak ada kelas," ucap Zahra.

"Oke, Ra. Ntar kita ke kos lo dulu atau gimana?" tanya Dhea.

"Kalian tau jalan ke kampusnya Arga nggak?" tanya Zahra.

"Tau kok. Cuma beda gang sama kampus lo kan?" jawab Dhea memastikan.

"Iya. Nah, di depan kampusnya kan ada minimarket tuh, kita ketemu di sana gimana?"

"Boleh-boleh."

"Oke. Fix ya?"

"Fix."

2D : Dhea & Darka || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang