6.Orang baik

748 109 27
                                    

Hujan mengguyur kota tempat Jungwon tinggal, membuat beberapa orang di sana berdecak kesal, tapi berbeda dengan Jungwon yang menyukai hujan. Menurutnya hujan itu bisa menenangkan diri. Apa lagi kalau ada petir dan gemuruhnya, itu sangat menenangkan baginya.

Jungwon berjalan di trotoar dengan riang, dengan memakai hoodie bekas dari tetangganya dan juga payung untuk melindungi dirinya dari hujan, saat di perjalanan menuju ke sekolah, ada sebuah motor lewat dengan kencang di sampingnya. Motor itu juga melewati kubangan air yang kotor, membuat Jungwon terkena percikan air tersebut.

Sementara seseorang yang ada di atas motor tersebut tersenyum sinis melihat raut wajah Jungwon. Dia berhenti sebentar dan memanggil Jungwon.

"Won," panggil orang tersebut.

Jungwon yang mendengar itu pun menghampiri orang tadi. Dengan polosnya dia menatap orang tersebut. "Iya, siapa ya?" tanya Jungwon heran. Dia tidak mengenal orang itu.

"Ini gue Haruto," kata Haruto. Jungwon yang mendengar itu oun seketika berbinar. "Oh Haruto, Haruto kalau bawa motor itu hati-hati, beruntung yang kena itu Uwon dan Uwon gak marah, kalau orang lain yang kena gimana?" Ocehan Jungwon membuat Haruto merotasikan matanya malas.

"Dih biarin, orang gue sengaja kayak gitu buat lo, kalau ke orang lain mah gue ga tega, tapi untuk lo apa yang enggak, ye kan, bahkan membuat lo lebih dari sini aja gue rela," ucap Haruto membuat Jungwon terdiam. Dia menatap Haruto lamat kemudian tersenyum.

"Haruto pilih kasih," kata Jungwon cemberut.  Haruto yang di sampingnya pun berdecak malas kemudian menatap Jungwon dari atas ke bawah. Sejenak kemudian dia tertawa, membuat Jungwon menatap ke arahnya dengan bingung.

"Haruto kok ketawa? Ada apa? Ada yang lucu ya dari penampilan Uwon?" tanya Jungwon sambil menatap penampilannya dari atas ke bawah, dia melihat tidak ada yang aneh, bukankah style seperti ini sudah familiar di kalangan anak sekolah, lalu apa yang salah?

"Hahaha, ini hoodie kapan anjir? Warna udah kusam mana koyak lagi, anjir ngakak," caci Haruto dan tertawa sekeras mungkin, bahkan orang yang berjalan di sekitar mereka menatapnya heran.

Memang hoodie tersebut ada koyak sedikit di bagian perutnya. Tapi itu hanya sedikit, apa pantas buat dihina? Jinwoo yang datang ke sekolah memakai jeans yang sobek di lutut tidak diketawai seperti ini, tapi dia?

"Kalau ga mampu beli hoodie bilang ama gue Won." Sejenak Jungwon tersenyum mendengar ucapan Haruto, tapi beberapa menit kemudian, senyumnya luntur begitu saja dan langsung menunduk saat mendengar kalimat selanjutnya.

"Biar gue beliin, gue mah orang baik, apa lagi untuk orang cacat kek lo, ini hoodie butut gini buang aja deh, ketara banget orang miskinnya." Jungwon yang mendengar itu hanya mampu menunduk dan tidak berniat menjawab cacian temannya itu.

"Itu makanya, kalau mau lahir, harusnya pilih keluarga dulu, kek gue nih lahir di keluarga kaya, sempurna, mapan, gak kayak lo, ibu aja penjual mie, mana dapat anak kayak gini lagi, cih! Kalau gue jadi ibu lo, mungkin lo udah gue buang ke panti asuhan, ngerepotin doang ngapain dipelihara."

Setelah mengatakan itu Haruto langsung pergi dari sana, tanpa dia sadari sedari tadi Jungwon menangis di sana tapi dia tidak mengeluarkan suara. Kalau boleh dipilih, dia juga tidak ingin hidup seperti ini, dia ingin hidup seperti orang normal.

Dia yakin, kalau dia tidak cacat, mungkin ayahnya masih bertahan dengan mereka dan dia akan menjadi anak yang lahir dari keluarga berada. Tapi Tuhan berkata lain, Tuhan mengujinya dan juga ibunya. Dia bahkan tidak tau sampai kapan dia akan tahan seperti ini.

Sesaat perkataan Haruto tadi membuatnya sedih dan gelisah. Apakah karena adanya dia membuat orang tuanya pisah? Kalau begitu dia lebih memilih untuk tidak dilahirkan, serius. Dia juga rela dibuang dan digantikan dengan anak yang lebih sempurna darinya.

☆RENJANA☆ [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang