"Kenapa kau berada di sini?"
Dohyon yang sedang makan terpaku mendengar suara yang dirindukannya. Suara mamanya yang sudah jarang mengurusnya, suara mamanya yang pernah melahirkannya lalu meninggalkannya kini datang dengan tatapan marah kepadanya.
Eunji yang sedang melayani pembeli kini teralihkan dengan datangnya perempuan yang tidak dikenalnya. Eunji tersenyum manis kepadanya karena dia mengira itu adalah pembeli.
"Mau memesan sesuatu?" kata Eunji ramah.
Dohyon menelan ludahnya susah payah, melihat wajah mamanya yang penuh amarah dia tidak yakin bahwa mamanya akan menjawab perkataan Eunji dengan baik-baik.
"Kau!" Mamanya Dohyon menghampiri Eunji dan menatapnya tajam.
Eunji sudah merasakan aura tidak enak dari wanita ini, tapi dia heran kenapa wanita ini bisa semarah ini dengannya. Apa dia punya kesalahan? Jangankan kesalahan kenal saja tidak.
"Apa kau tidak punya putra makanya kau mengambil anakku? Apa kau ingin punya anak laki-laki tapi tidak sanggup melahirkannya makanya kau mengambil anakku?" seru Nyonya Nam dengan penuh amarah.
Eunji menatap Dohyon dengan pandangan bertanya, tapi Eunji menatap mamanya dengan marah.
"Hey apa kau tuli! Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" bentak Nyonya Nam bahkan dia tadi sempat menggebrak meja yang ada di depannya membuat Eunji terkejut.
"Sebelumnya maaf Nyonya, aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan," kata Eunji lembut. Dia berusaha menahan emosinya walau bagaimanapun dia juga sudah mulai terpancing emosi akibat sikap tidak sopan Nyonya Nam.
"Cih! Kau pura-pura tidak mengerti kan! Kau pikir otak kecilmu itu bisa membodohiku! Ha? Hey berfikirlah dengan normal, jika kau ingin punya seorang anak laki-laki maka buat sendiri jangan mengambil anak orang. Dasar perempuan tidak tahu malu!" caci Nyonya Nam.
Cukup sudah! Eunji tidak tahan, perempuan di depannya ini sudah kelewatan.
"Hei Nyonya apa kau tidak bisa bersopan santun! Bicaralah baik-baik, aku dari tadi sudah berbicara lembut kepadamu tapi kau malah membentakku bahkan kau mencaciku!" seru Eunji.
Perempuan di depannya ini tetap menatapnya tajam dan sepertinya dia marah karena Eunji menjawab perkataannya.
"Mengenai anakmu, aku tidak pernah mengambilnya karena aku mempunyai putra yang sedang tinggal dengan orang tua angkatnya. Kau berkata seolah-olah aku lah yang mengambil anakmu, tapi apa kau tidak sadar bahwa kau lah yang membuang anakmu sendiri!"
Dohyon tersenyum miring mendengar ucapan Eunji, biarkan saja Eunji berkata seperti itu toh itu kenyataannya. Semoga saja setelah ini Mamanya sadar diri dengan perbuatannya.
Nyonya Nam tidak terima dibilang seperti itu, menurutnya dia menyayangi anaknya layaknya seorang ibu. "Kau tidak tahu apa-apa, jadi jangan asal bicara!"
Eunji mengangkat sebelah alisnya. "Benarkah? Aku tidak yakin bahwa anakmu pandai berbohong," ujar Eunji dan menatap Dohyon yang sedang makan.
Nyonya Nam seketika gugup, tidak menyangka bahwa Dohyon akan menceritakan kehidupannya kepada Eunji. Nyonya Nam menatap Dohyon tapi Dohyon malah menatapnya datar. Dohyon menghabiskan makanannya, tidak lupa dia meminum airnya dan bangkit menghampiri mamanya.
"Mama ikut Dohyon aja dan untuk Bibi maaf ya Mama Dohyon emang gitu, udah lepas dari Ayah dia jadi kurang sopan santun," sindir Dohyon. Mamanya menatapnya tajam tapi Dohyon tidak peduli.
"Sekali lagi maaf, aku akan keluar sebentar dan nanti akan kembali ke sini." Eunji hanya menganggukkan kepalanya dan Dohyon pergi dari sana.
Saat mereka pergi dari sana Eunji berdecih. "Kemewahan dan keanggunan seseorang tidak mencerminkan sikap baiknya kepada orang lain dan anaknya!" ucapnya dan menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
☆RENJANA☆ [END]✔
FanfictionIni Jungwon seorang remaja yang mempunyai kekurangan dalam pemikiran dan pendengarannya. Teman-temannya mengatainya idiot, tapi dia sendiri tidak merasa dirinya idiot. Jungwon selalu disisihkan di kelasnya bahkan selalu dibully karena kekurangan yan...