"Semuanya udah lengkap Won?" tanya Jay, saat ini mereka sedang berdiri di depan pintu sambil menunggu Sunoo yang memasang sepatu.
"Udah Bang."
"Beneran? Buku udah? Air minum?"
"Udah semua."
Tidak berapa lama kemudian datanglah Bae Joo yang ingin pergi ke kantor, dia berhenti sebentar saat melihat anak-anaknya belum pergi ke sekolah.
"Kalian kok belum berangkat, entar terlambat lho," ujar Bae Joo.
"Iya Om, ini lagi nunggu Bang Sunoo masang sepatu," jawab Daniel sambil melihat Sunoo yang sedang duduk.
"Ohh." Bae Joo mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan memberikannya kepada Jungwon, tentu saja Jungwon yang melihat itu mengernyit heran.
Bae Joo yang menyadari tatapan heran Jungwonpun tersenyum. "Ambil buat uang saku kamu," kata Bae Joo.
"Tapi Om ini kebanyakan lagian Bunda juga udah ngasi kok," ujar Jungwon, dia merasa tidak enak dengan Bae Joo.
"Udah gapapa ambil aja," kata Bae Joo. Dengan sedikit canggung Jungwonpun mengambil uang tersebut tak lupa berterima kasih kepada Bae Joo.
Bae Joo tidak hanya memberikannya kepada Jungwon, namun dia juga memberikannya kepada Sunoo dan Daniel. Tapi saat bagian Jay yang meminta, Bae Joo malah melewatinya begitu saja.
Jay yang melihat itu pun memelas dan bertanya. "Pa, buat Jay mana?"
"Gak ada! Kamu kan udah Papa kasih kartu ATM, pake itu aja lagian isinya masih banyak kan. Habisin dulu yang itu entar baru Papa kasih lagi," ucap Bae Joo.
"Tapi Pa itu kan kartu ATM bukan uang."
"Halah tinggal pergi ke ATM apa susahnya, digesek doang padahal." Jay menyerah, Papanya benar-benar tidak ingin memberinya uang saku.
"Iya deh iya," ujarnya. Yang lainnya tertawa ringan melihat ekspresi wajah yang ditunjukkannya.
"Udah sana pergi nanti terlambat, anterin mereka dengan selamat ya!"
Mereka pun langsung pergi menuju mobil, hari ini Daniel diantar oleh Jay karena anak itu malas untuk naik motor, lagian sekolah mereka kan bersebelahan.
****
"Noo jagain Jungwon! Kalau dia kenapa-napa lo duluan yang gue gibeng!" kata Jay serius. Sunoo yang mendengar itu hanya merotasikan matanya malas, tanpa disuruh dia juga akan melakukannya.
"Iya-iya gue jagain, takut amat lo, udah sana!" ujar Sunoo. Jay dan Daniel pun pergi dari sana karena takut terlambat.
Saat ingin masuk ke halaman sekolah, tiba-tiba datanglah teman Sunoo siapa lagi kalau bukan Doyoung dan menariknya. Doyoung menariknya dengan kuat sehingga dia terpisah jauh dari Jungwon.
"Temenin gue ngefotocopy tugas, sebentar doang kok," ujar Doyoung.
Sunoo igin melepas tarikan Doyoung tapi susah, tarikannya terlalu kuat. Jungwon bahkan melihatnya dengan raut wajah bingung. "Won kamu duluan aja ya, hati-hati." Setelah mengatakan itu mereka pun tak lagi terlihat.
Jungwon ingin melangkahkan kakinya untuk lanjut masuk ke sekolah, tapi dirinya terkejut saat melihat Haruto yang sudah berdiri di depannya.
"H-Haruto," panggil Jungwon pelan.
"Masuk kelas bareng gue," ujarnya final. Jungwon pun menganggukkan kepalanya, setelah kejadian beberapa hari yang lalu dia tidak berani lagi ramah kepada Haruto dan temannya yang lain, dia takut bakal dibully habis-habisan lagi.
Perjalanan mereka ke kelas diliputi rasa canggung, satu pun dari mereka tidak ada yang berbicara. Haruto berjalan dengan sombongnya dan Jungwon berjalan dengan kepala yang menunduk.
Sepanjang koridor orang-orang memperhatikan mereka, mereka terkejut karena baru kali ini Haruto berjalan dengan partner bullynya.
Sesampainya di kelas Jungwon fikir Haruto akan duduk ke bangkunya tapi pemikirannya salah, kini Haruto duduk di samping Jungwon. Jungwon yang merasakan keanehan dari Haruto pun bertanya, "Haruto kok duduk di sini?"
Haruto menoleh ke arahnya dengan tatapan datar. "Kenapa? Ga boleh?"
"E-enggak b-boleh kok boleh," ujar Jungwon bahkan dia menganggukkan kepalanya dengan cepat dan mengalihkan tatapannya ke arah depan.
15 menit kemudian datanglah Alex, Jinwoo dan Win secara bersamaan, kecuali Dohyon dia kan masih sakit. Mereka juga heran saat melihat Haruto duduk dengan Jungwon.
Win mendatangi mereka berdua dan menatap Haruto tajam. "Kok lo duduk bareng dia sih?"
"Kenapa emangnya? Salah," kata Haruto datar.
"Ya salahla! Lo gak malu duduk sama orang idiot gini!" katanya sambil menunjuk Jungwon.
"Uwon ga idiot," cicit Jungwon. Untuk kali ini telinganya lelah sudah mendengarkan ejekan itu dari temannya.
"Cih, ngaku-ngaku ga idiot, lonya aja yang ga sadar bodoh!" seru Win. Tangannya tergerak untuk memukulkan ponselnya ke arah kepala Jungwon, tapi semua itu tidak terjadi karena Haruto menahan tangannya.
Haruto meremasnya kuat membuat Win meringis. "Haruto lo apa-apaan sih?" tanyanya sambil berusaha melepaskan cengkeraman Haruto.
"Lo denger ini baik-baik ya Win, mulai saat ini gue ga ada hubungan apa pun sama lo lagi! Gue bukan teman lo lagi dan gue bukan babu lo lagi, paham lo!"
Secepat itu memang Haruto memutuskan pertemanan mereka. Haruto capek dan Haruto sudah lelah dibuat Win sebagai bonekanya. Kali ini dia ingin balik ke dirinya yang dulu dan dia ingin hidup tenang tanpa ada yang mengaturnya.
Orang-orang yang menurutnya hanya mengganggu kehidupannya maka dia akan memutuskan hubungan dengan mereka demi kenyamanannya.
Mereka yang ada di kelas itu menatap Haruto tidak percaya, bisa-bisanya Haruto berbicara seperti itu kepada teman dekatnya. Win menatapnya tajam sedangkan Alex dan Jinwoo berjalan menghampiri mereka.
"HARUTO MAKSUD LO APA!" teriak Win, mereka semua terkejut mendengar teriakan Win. Tidak hanya murid yang di dalam kelas, murid-murid yang berjalan di koridor juga ikut terkejut mendengar suara tersebut.
"To ga bisa gini dong, lo ga inget perjanjian kita?" tanya Alex, dia juga ingin berteriak tapi dia mencoba menahannya.
Memang sebelum bergabung dengan geng Win mereka punya perjanjian, bahwa jika sudah bergabung maka tidak boleh keluar tanpa persetujuan Win ataupun tanpa Win sendiri yang mengeluarkannya dan kini Haruto melanggar perjanjian mereka.
"Gue ga peduli dengan perjanjian itu, yang penting gue udah keluar dari geng lo pada, oh ya satu lagi untuk kelompok sejarah gue bakal ngerjain sendiri ataupun bareng Jungwon."
Setelah mengatakan itu Haruto melepaskan cengkramannya dari Win. "Oke kalo itu mau lo, tapi lo harus terima konsekuensinya, gue bakal ngebully lo lebih parah dari apa yang gue lakuin ke orang idiot ini, paham lo!"
Win pergi dari sana, moodnya hancur dan dia akan memutuskan untuk bolos pagi ini. Sementara Alex dan Jinwoo menatapnya kecewa, yakinlah setelah kejadian ini maka mereka akan mempunyai jarak yang tebal, tidak akan ada lagi yang bisa diajak Jinwoo dan Alex bercanda.
Mereka terlalu takut untuk mengajak Win dan Dohyon bercanda karena 2 anak itu selalu serius tidak seperti Haruto. Mereka berdua pergi ke bangkunya dengan wajah lesu, Haruto melihat mereka dengan sedih, dia tau temannya juga tertekan tapi mereka tidak berani bertindak lebih jauh dan mereka tidak seberani dirinya.
Tgl penulisan: Sab 12 Jun 2021
Pukul :18.13 WIBSee you
KAMU SEDANG MEMBACA
☆RENJANA☆ [END]✔
FanfictionIni Jungwon seorang remaja yang mempunyai kekurangan dalam pemikiran dan pendengarannya. Teman-temannya mengatainya idiot, tapi dia sendiri tidak merasa dirinya idiot. Jungwon selalu disisihkan di kelasnya bahkan selalu dibully karena kekurangan yan...