15. Mari kita coba

576 94 33
                                    

Jay menatap temannya jengah, sudah dari tadi diusir tapi tetap tidak mau pergi. Yang datang bukan hanya mereka, ada satu orang lagi yaitu Daniel yang merupakan adik sepupunya. Rumahnya yang tadinya ribut karena 4 orang malah bertambah ribut karena 1 orang lagi datang.

Mana Daniel datang cuma memakai celana tidur dan hoodie sebagai atasan. Dia bahkan hanya cuci muka dan gosok gigi lalu pergi ke rumah Jay. Sesampainya di rumah Jay dia menumpang mandi, beruntung baju Daniel ada yang tertinggal di sini jadi dia tdak usah repot untuk meminjamkan bajunya. Lagian dia juga tidak mau, yang ada nanti malah tidak dikembalikan.

"Kalian pulang kek, gue mau pergi," ucap Jay kepada temannya. Posisinya saat ini berdiri di depan tv menghadap ke arah temannya yang sedang duduk di sofa.

"Lo sebenarnya mau ke mana sih? Ngusir-ngusir kita dari rumah," tanya Sunghoon dengan kaki yang naik ke atas meja tapi tidak dijawab Jay. Niatnya ingin merahasiakan ini semua dan dia akan membongkarnya setelah tujuannya tercapai.

"Tau tuh, emangnya lo mau ke mana sampe ngusir kita? Ketemu cewek?" tanya Heeseung.

"Emangnya ada yang mau sama Bang Jay? Muka aja kayak Om pedo, nolep lagi menang harta doang dianya," sahut Daniel membuat Jay menatapnya tajam.

"Ck ada deh, banyak tanya lo semua!" ucap Jay membuat mereka heran. Tidak biasanya Jay seperti ini.

Melihat tatapan temannya yang bingung, dia pun menghela nafas dan menatap mereka. "Gini aja deh, lo pada kan ga mau tuh keluar dari rumah mewah gue," ucapnya membuat mereka mencibir. Sombong sekali, pikir mereka.

"Jadi kalian diam aja di sini, kalau udah puas jangan lupa pulang ke rumah masing-masing, ingat besok lo pada mau ngejamet," katanya dan langsung beranjak pergi dari sana. Sekarang sudah jam 1 siang, temannya dari tadi pagi ada di sini, sarapan di rumahnya dan makan siang juga di rumahnya, enak kan?

                                       ***

Eunji dan Jungwon duduk di kedai mereka, entah apa yang membuat kedai mereka hari ini sepi, sudah berjam-jam mereka duduk di sana tapi yang datang hanya 3 pelanggan saja. Biasanya kalau mereka buka kedai orang akan berbondong-bondong atang dan membeli makanan Eunji.

"Orang-orang pada ke mana ya Bun? Kok sepi gini, biasanya juga ramai," ujar Jungwon sambil melihat ke kanan-kiri, siapa tau ada orang yang lewat dan dia akan mengajaknya untuk singgah ke kedai mereka.

"Bunda juga ga tau Won, mungkin hari ini mereka lagi libur makan mie Bunda, makanya gak ada yang beli." Jungwon menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Ibunya.

"Kalau gitu Uwon masuk ya Bun, Uwon mau main aja di dalam," ujar Jungwon. Dia pun masuk ke dalam dan kembali bermain. Jungwon membawa beberapa mainannya di rumah untuk jadi temannya di sini. Terkadang Ibunya tidak mengizinkannya untuk membantunya karena takut Jungwon akan membuat kekacauan, jadilah dia membawa mainannya dan bermain sendiri di sana.

Sedangkan Eunji, berkali-kali dia menghela nafas melihat kedainya yang sepi, jika hari ini jualannya hanya laku sedikit maka Jungwon besok tidak akan mendapatkan uang jajan. Dia tidak ingin anaknya merasa kekurangan.

Tiba-tiba Jungwon turun dengan membawa kertas di tangannya, Jungwon kemudian pergi ke pinggir jalan dan mengangkat kertas tersebut tinggi-tinngi dengan tangannya. Eunji yang penasaran pun ikut turun dan melihat apa yang ditulis anaknya, seketika dia terharu melihat isi kertas tersebut, karena kertas tersebut berisi:

"Ayo beli dagangan Bunda, mie Bunda enak lho, kalian rugi kalo gak cobain mie Bunda, Uwon aja ketagihan sama rasanya."

Bunda menutup mulutnya, dia terharu melihat usaha anaknya. Bahkan saat ada orang yang lewat maka dia akan memanggilnya dan menunjukkan poster sederhananya biarpun orang yang dipanggilnya tidak menoleh sama sekali.

"Jungwon udah kamu gak usah buat kayak gitu, masuk ya, ini panas banget nanti kamu demam," kata Eunji dan menghampiri anaknya.

Jungwon menggelengkan kepalanya saat Eunji ingin mengambil posternya dan membawa dirinya kembali masuk ke kedai. "Enggak, Uwon ga mau, Uwon cuman mau nolongin Bunda, itu aja kok," kata Jungwon.

Eunji terdiam mendengar perkataan anaknya, dia menatap anaknya lamat dan tak sadar air matanya menggenang di matanya. Anak yang pernah ditinggalkan suaminya, anak yang tidak diakui oleh suaminya ternyata sesayang ini padanya.

"Iya tau, tapi udah dulu ya, nanti mereka juga bakal datang kok," titah Eunji kepada anaknya.

"Ih Bunda, Uwon baru aja turun, masa iya Uwon naik lagi, kata guru di sekolah Uwon kalau mau sukses itu usaha yang keras. Nah Uwon mau usaha keras supaya dagangan Bunda sukses," tutur Jungwon dan kembali menatap ke jalanan.

Eunji hanya bisa diam, tapi sesaat kemudian dia tersenyum dan ikut melakukan apa yang dilakukan anaknya. Jika anaknya menggunakan poster maka dia akan menggunakan suaranya agar ada pelanggan datang ke kedainya.

"Ayo ke kedai mie Eunji, mienya dijamin enak deh, ayo-ayo datang, ayo datang kalau ga datang nanti kehabisan!" Jungwon terkejut mendengar teriakan Ibunya, tapi sesaat kemudian dia tersenyum dan semakin semangat untuk mempromosikan dagangan Ibunya. Saat itu juga tanpa mereka sadari ada Dohyon yang melihat itu semua, lagi dan lagi dia iri melihat itu semua.

Dohyon tadi pergi ke bengkel dekat kedai mie Ibu Jungwon untuk memperbaiki kerusakan yang ada di motornya dan dia malah melihat kejadian itu membuat dia menggeram marah. "Lagi dan lagi gue iri ama lo Won, Bunda lo sayang banget ama lo, kali ini lo menang tapi suatu saat nanti gue bakal ambil Ibu lo dari lo," ujar Dohyon dan pergi dari sana.

Saat mereka sedang promosi di jalan tanpa mereka sadari Jay sampai di sana. Dia menatap Jungwon dan Ibunya heran. "Mereka ngapain?" gumamnya. Jungwon mendapati Jay yang ada di sana dan tersenyum kepadanya. "Bang Jay," panggilnya sambil melambaikan tangannya.

Eunji mendengar nama Jay pun menatap ke arahnya dan tersenyum. "Eh Jay, kamu mau beli mie?" tanya Eunji saat Jay menghampiri mereka.

Jay mendengar itu pun menggaruk pelipisnya, dia tidak bertujuan untuk itu, tujuannya ke sini hanya ingin menghampiri Jungwon dan caper kepada Eunji agar diberi restu, itu saja tidak lebih.

"Ehehe iya Bund, tapi entar aja deh makannya," kata Jay dan pada akhirnya dia terpaksa berbohong.

"Ehm Bunda ngapain di sini? Kenapa ga di kedai aja dan itu poster apa?" kata Jay sambil menunjuk poster yang dipegang Jungwon.

"Ooh itu tadi gak ada yang beli dagangan Bunda, jadi Jungwon dan Bunda niat promosi biar ada pelanggan lagi yang beli," kata Eunji.

"Bang Jay mau ikut bantu?" tawar Jungwon.

"Huss! Jangan gitu, Bang Jay itu pelanggan," kata Bunda membuat Jungwon mengerucutkan bibirnya.

"Boleh emangnya? Kalo boleh ya udah  biar gue bantuin," ucap Jay membuat Eunji menatap tidak enak.

"Udah gapapa Bun, Jay mau bantu juga, ikhlas kok ini," kata Jay seolah dia tau apa yang dipikirkan Eunji.

Sekarang apa yang terjadi? Pelanggan jadi banyak yang datang ke kedai mie Ibu Jungwon, sejak Jay datang membantu mereka entah dari mana orang-orang jadi ramai datang ke kedai Ibunya. Sesekali ada Ibu-ibu yang menatap Jay jahil. Bahkan tak jarang dari mereka memuji Jay karena  ketampanannya.

"Tadi pas Uwon yang promosi malah ga ada yang datang, pas Bang Jay yang promosi malah ramai, apa Uwon ga ganteng?" ujar Jungwon membuat Jay terkekeh, posisi Jay saat ini sedang membantu Eunji melayani pelanggan, sedangkan Jungwon duduk diam di belakang mereka.

"Semua pria itu tampan Jungwon," tutur Jay tapi Jungwon tidak menjawabnya dan malah pergi bermain dengan mainan yang dibawanya tadi,

Yuhu update, ini pertama kalinya aku nulis make laptop, jariku mau patah huhu.

Tgl penulisan: 12 Mei 2021T

Pukul: 16.25 wib

See you

Selamat hari raya Idul Fitri.

☆RENJANA☆ [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang