"Rasa sakit yang kualami membuatku tidak percaya dengan yang namanya teman dekat. Aku bahkan hanya menganggap mereka teman biasa saja walaupun mereka ada saat aku susah dan senang."
Tanpa sadar hari ini adalah hari terakhir ujian, setelah ini para murid akan bernafas lega tanpa ada gangguan sedikitpun, begitu juga dengan Sunoo. Pagi ini dia datang ke sekolah dengan bahagia, tidak ada lagi raut wajah gelisah karena takut nilai ujiannya anjlok ke bawah.
Sunoo berjalan di koridor sambil memutar video penjelasan dari Tae lee, memastikan apakah video itu masih bagus dari awal sampai akhir.
"Sebentar lagi ujian selesai, itu artinya rencana mereka pasti akan dilaksanakan, hufth semoga saja Jungwon tidak kenapa-napa, aku bahkan tidak punya video lain selain ini, lalu aku harus bagaimana?" gumam Sunoo dan menundukkan kepalanya.
Sunoo tidak sadar bahwa ada seseorang yang mendengar gumamannya, yaitu Yoongi. Dia mendengar itu semua, Yoongi jadi bimbang dia tau bahwa Sunoo pasti akan menolong Jungwon agar terlepas dari siksaan yang didapatkannya.
Apa Yoongi harus memberikan video itu kepadanya? Bukankah Yoongi juga membenci Jungwon, bahkan dia ikut membentak-bentak anak itu karena rasa tidak sukanya.
"Sunoo?"
"Astaga!" pekik Sunoo, dia memegang jantungnya dan menghela nafas lega, sekolah masih sunyi dan dia pikir hanya dia lah orang yang baru datang, ternyata ada orang lain.
"Sunoo, apa kau ingin menolong Jungwon?" tanya Yoongi dingin, Sunoo yang mendengar itu mengangguk kaku dan menelan ludahnya gugup.
"I-iya Pak, saya sebenarnya ingin memberikan bukti kepada polisi. Tapi hanya ada bukti kesaksian dari mendiang Pak Tae lee, untuk pembullyan saya tidak mendapatkannya," kata Sunoo.
Yoongi menghela nafas, dia mengeluarkan ponselnya berniat untuk memberikan video itu. Pada akhirnya Yoongi membuang egonya, tidak ada salahnya menolong anak dari mantan sahabatnya itu.
"Berikan ponselmu," pinta Yoongi. Sunoo memberikan ponselnya dan dia biarkan Yoongi mengotak-atiknya.
Tak lama kemudian ponsel Sunoo sudah sampai ke tangannya. Sunoo mengernyit bingung karena dia tidak tahu apa yang dilakukan Yoongi terhadap ponselnya.
"Aku punya video saat Dohyon dan yang lainnya membully Jungwon digudang, hanya itu saja yang ku punya. Maaf aku tidak bisa menolongmu lebih jauh hanya itu yang kumampu."
"Aku lihat-lihat akhir-akhir ini Haruto lengket dengan Jungwon, apa dia sudah menjadi baik? Kalau iya aku minta maaf, memberikan video itu sama dengan membawa dirinya ke mala petaka," jelas Yoongi.
Sunoo mengangguk dan dia tahu tentang, semoga saja Haruto sendiri tidak keberatan untuk hal itu, kalau Haruto keberatan maka dia tidak akan segan untuk menghabisinya.
"Makasih ya Pak udah mau nolong saya," ujar Sunoo tak lupa dia membungkukkan badannya. Yoongi menganggukkan kepalanya dan pergi dari sana.
Sunoo melompat-lompat kegirangan, ini harus diberitahu kepada Jay agar mereka bisa segera melapor ke polisi, Jungwon juga korban dan dia bisa menjelaskan semuanya, dia yakin polisi pasti akan percaya.
***
Dohyon masuk ke kelas dan bersyukur karena kelasnya masih kosong, Dohyon menjalankan aksinya yaitu menulis kunci jawaban di sebuah kertas dan akan meletakkannya di laci Jungwon, dia meniru tulisan Jungwon yang ada di sebuah kertas, kertas itu tertempel di dinding.
"Kali ini lo akan kena Jungwon, bahkan bibi ga akan ngebela lo lagi setelah ini!" gumam Dohyon, dia pun mulai menulis kunci jawaban itu.
Guru mereka sebelumnya sudah memberikan kisi-kisi soal, mereka sempat mengerjakannya sebentar dam Dohyon akan kembali menyalin semua jawaban dari kisi-kisi soal itu ke kertas yang dibawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
☆RENJANA☆ [END]✔
FanfictionIni Jungwon seorang remaja yang mempunyai kekurangan dalam pemikiran dan pendengarannya. Teman-temannya mengatainya idiot, tapi dia sendiri tidak merasa dirinya idiot. Jungwon selalu disisihkan di kelasnya bahkan selalu dibully karena kekurangan yan...