69. Kejadian di masa lalu

335 49 44
                                    

"Lo kaget sama fakta itu Won?" tanya Win. Dia menghampiri Jungwon dan menendang kursi Jungwon. Jungwon ikut terhempas karena dia masih terikat dengan kursi itu.

Jungwon hanya bisa meringis kesakitan merasakan itu, dia masih terkejut dengan fakta bahwa dia dan Win memiliki hubungan persaudaraan. Lalu apa yang membuat Win segitu dendam dengannya?

"Lo pasti ga tau sama masalah itu kan? Iyalah orang ayah lo aja ga ngasi tau lo sama ibu lo kalo kita saudara, jadi supaya ga kebingungan biarin gue mendongeng bentar aja," ujar Win.

Win menatap anak buahnya dengan datar lalu beralih menatap Dohyon. Dohyon yang ditatap seperti tiba-tiba saja bergetar ketakutan, demi apapun dia menyesal telah menantang Win.

"J-jangan apa-apain gue," gumam Dohyon. Melihat begitu banyaknya orang berbadan besar dan juga senjata tajam tidak menjamin nyawanya akan selamat.

"Lah takut lo? Kemarin nantangin gue, sekarang? Ck ck ck!" ejek Win, dia menyeringai membuat Dohyon semakin ketakutan.

"Kalian ... rebus air sebanyak mungkin, jangan lupa campur dengan air dingin nah abis itu siram ke dia sebanyak mungkin sampe gue selesai mendongeng, jangan kasi kesempatan dia buat bernafas," tutur Win. 2 orang anak buah Win menganggukkan kepalanya dan mulai merebus air.

Sedangkan Dohyon dia memberontak ingin lepas dari kursi itu, dia tidak tahu bahwa semakin memberontak maka tali yang kuat itu aja merobek badannya secara perlahan.

"Jangan takut Dohyon, cuman disiram doang kok. Belum lagi direbus hidup-hidup, nah sebelum masuk ke tahap yang lebih tinggi mending latihan dulu ye kan?"

Dohyon semakin takut mendengar itu, dia memberontak dengan kuat sehingga terjatuh ke arah kanan. Kepalanya terhempas ke lantai dengan kuat membuat Dohyon tertawa keras.

Dohyon menangis melihat betapa lemahnya dirinya saat ini. Untuk mengusap air matanya saja dia tidak sanggup apa lagi mengeluarkan isakan. Tenggorokannya kering dan badannya sakit, sungguh siksaan yang tak pernah terbayang olehnya.

Dohyon melihat Jungwon dengan susah payah, dia melihat Jungwon juga ikut menangis melihat keadaannya.

"Lepasin Uwon," kata Jungwon dan terisak. Dia menggoyang-goyangkan badannya agar terlepas tapi tidak berhasil.

"J-jungwon tolongin gue," lirih Dohyon. Win yang mendengar itu memutar bola matanya malas, merasa risih melihat drama yang dilakukan Dohyon.

"Uwon ga bisa nolong," jawab Jungwon.

" L-Lex ... Jinwoo tolongin gue," gumam Dohyon. Mereka berdua hanya diam melihat Dohyon yang tersiksa seperti itu, Jinwoo membuang muka sedangkan Alex hanya menatapnya datar.

"Udah ga usah ditolongin Won, mending lo denger cerita gue, gue ini kan sepupu lo denger kisah kita aja yuk," ajak Win.

"Kisah kelam yang membuat gue benci sama lo, kisah yang membuat gue jadi orang yang gila dendam bahkan gara-gara kelakuan Ayah lo gue dicap orang gila," ujar Win dengan wajah yang mengeras. Terlihat jelas sorot kemarahan di matanya yang membuat Jungwon bergetar ketakutan.

Beberapa tahun yang lalu

"Apapun yang terjadi kau tetap harus memberikan Rumah sakit dan hotel yang ada di Korea itu padaku!" Joyeong menggebrak meja yang ada di depannya dengan kuat membuat Gae-ri terkejut.

Gae-ri adalah Ibunya Win, dia merupakan adiknya Yang Joyeong, itulah sebabnya kenapa mereka bisa bersepupu. Tapi Joyeong tidak mengatakan kepada Eunji bahwa dia mempunyai saudari yang tinggal di Amerika.

"Sampai kapanpun aku tidak akan memberikan semua itu kepadamu! Pulanglah Joyeong, apa kau tidak memikirkan anak dan istrimu yang kau tinggalkan di Korea sana?"

☆RENJANA☆ [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang