21.Win berulah

486 80 5
                                    

Saat ingin masuk ke halaman sekolah, Jungwon menghentikan langkahnya, seketika dia teringat dengan janji tentang sppnya itu. Ibunya bahkan tidak tau bahwa sppnya belum dibayar dan dia juga belum punya uang untuk membayarnya.

Seketika dia gelisah bahkan dia menggigit bibirnya. Sesekali dia meringis kesakitan karena menggigit bibirnya terlalu dalam. Jungwon sedikit bergeser agar jalan siswa lain tidak terganggu.

Jungwon memberanikan diri untuk melangkah masuk ke dalam. Tapi saat ini tujuannya bukan untuk ke kelas melainkan pergi ke taman belakang sekolah. Hari ini masih pagi dan kemungkinan taman masih sepi, Jungwon akan pergi dari sana untuk menenangkan pikirannya.

Tanpa Jungwon sadari dari tadi Alex mengikutinya dari belakang, dia menyeringai saat Jungwon pergi ke tempat yang sepi.

'Kesempatan yang bagus,' batinnya. Sebenarnya apa yang ingin dilakukan Alex? Mari kita lihat.

Sebelum Jungwon duduk di kursi yang ada di sana, Alex  tiba-tiba saja datang dan memukul tengkuk Jungwon dengan tangannya persis seperti yang dilakukan Jungwon kepadanya.

"Akh!" Jungwon meringis dan memegang tengkuknya yang sakit, kepalanya menoleh ke belakang dan menatap Alex yang tertawa ringan.

"Sakit kan? Itu belum seberapa, pengennya tadi gue pukul lo pake balok, tapi karena di sini ga ada balok ya udah pake tangan gue aja. Selamat merasakan kesakitan Jungwon."

Jungwon tidak berkata apa-apa karena merasakan sakit yang luar biasa, dia bahkan tidak bisa menahannya dan pingsan di sana. Alex menatapnya dan berdecak kesal.

"Heran, jadi cowok lembek banget!" cibirnya dan sesekali menendang badan Jungwon.

"Eh idiot bangun lo! Gue bilang bangun bodoh!"

"Ck, ga mau bangun juga, tapi ya udah deh ngapain juga gue peduli, mending gue pergi aja." Alex pergi dari sana, tapi sebelum itu dia menginjak seragam Jungwon sehingga seragam anak itu kotor. Alex tanpa rasa kasihan mengotori seragamnya dan menginjak rambutnya lalu pergi dari sana.

Sesampainya di kelas, Alex melihat Jinwoo yang sedang berdiri di depan pintu. Kepalanya menoleh ke sana ke mari seperti mencari seseorang.

"Nyari siapa lo?" tanya Alex yang berdiri di depan Jinwoo.

"Lo ada liat si idiot gak? Gue mau nyuruh dia keluar buat beliin rokok,"kata Jinwoo. Kepalanya tetap mencari Jungwon yang dari tadi tidak dilihatnya.

"Ada sih tapi di taman belakang," jawab Alex. Dia  masuk ke dalam kelas dengan santai. Sedangkan Jinwoo yang tadinya berdiri di depan pintu akhirnya ikut masuk.

"Ha? Taman belakang? Dia ngapain di sana?" tanya Jinwoo dan duduk di depan Alex. Matanya menatap Alex serius guna meminta penjelasan. Alex yang mendengar itu terkekeh, dia merasa puas setelah memberi Jungwon pelajaran.

Tapi menurutnya itu belum cukup, tapi karena ini masih di lingkungan sekolah jadinya dia hanya memberikan hukuman sedikit saja.

"Dih ketawa sendiri, gila lo!"

"Dia tadi gue pukul, soalnya gue geram sama tingkah dia pas kita culik, tengkuk gue sakit ya ... dia harus ngerasain juga," jelas Alex. Sontak bukan Jinwoo saja yang terkejut mendengarnya, Dohyon, Haruto dan Win pun berbondong-bondong mendatangi meja Alex.

"Serius njir? Lo kok ga ngajak-ngajak sih, Padahal gue ada bawa cutter ini," ujar Jinwoo. Dirinya kesal karena Alex tidak mengajaknya utuk memberi pelajaran dengan Jungwon, kalau diajak tadi kan dia bisa merasa puas dan tertawa melihat anak itu tersiksa.

"Tau tuh ajak gue kek, gimana kalo kita bawa dia pas istirahat nanti, kita cabut aja, mau nggak?" tanya Haruto, semuanya ingin menganggukkan termasuk Dohyon tapi Win malah tidak menyetujuinya.

"Mending jangan deh," ujar Win.

"Kok?" Haruto heran mendengar jawaban Win, bukankah biasanya dia yang akan semangat jika ingin menyiksa Jungwon,lalu sekarang?

"Hari ini libur dulu, kalian istirahat dulu deh, biar gue aja yang beraksi," ujar Win, matanya memandang lurus ke arah dinding kelas mereka.

"Emangnya lo mau ke mana?" tanya Dohyon.

"Gue mau ngurus orang yang nyelamatin Jungwon waktu itu, gue hapal nomor plat mobilnya dan tadi gue liat dia datang ke sekolah nganter Jungwon, tapi gue ga liat muka dia karena terhalang sama murid yang lewat."

"Kemungkinan dia juga bakal menjemput Jungwon dan sebelum dia menjemput Jungwon gue mau ngehadang dia di jalan, gue bakal ngasih pelajaran ke dia karena udah berani ganggu acara kita."

Tangannya mengepal dan giginya menggeram marah bahkan wajahnya memerah menahan emosi. Rasanya dia ingin melenyapkan orang yang menyelamatkan Jungwon yang tak lain adalah Jay sekarang juga, tapi karena Jay tidak bersekolah di sini jadinya dia menahannya sekuat mungkin.

Temannya yang lain saling bertatapan kemudian menghela nafas, mereka tak ingin ikut campur jika Win sudah berkata seperti itu.

***

Sunoo berjalan ke taman sambil membawa 3 susu kotak, sengaja tidak membawanya ke kelas karena nanti Doyoung akan memintanya dan menghabiskannya sendiri.

"Gue bawa lo ke sini supaya si Doyoung itu ga ngambil lo."

"Asal lo tau ya, gue ga rela kalau lo masuk ke perut Doyoung, yang beli pake uang gue tapi yang ngabisin dia!"

"Tu anak emang ga ada akhlaknya, kadang gue bingung kok gue bisa temenan ama anak dakjal kek dia, mana nyusahin lagi!"

Sunoo berbicara sendiri dengan susu kotak yang dibawanya. Beruntung tidak ada yang melihatnya, kalau ada mungkin dia sudah dianggap gila karena berbicara dengan susu kotak.

Saat ingin duduk di bangku taman, matanya menatap seseorang yang pingsan di sana. Dia tau itu Jungwon! Tanpa menunggu lama Sunoo pun langsung menghampiri Jungwon.

Sunoo menepuk-nepuk pelan pipi Jungwon, tapi Jungwon tidak sadar. Sunoo sangat khawatir bahkan rasanya dia ingin menangis melihat keadaan Jungwon. Dari sini dia bisa menyimpulkan bahwa Jungwon dibully.

"Jungwon lo tunggu di sini ya, gue mau ngambil tandu dulu!" Sunoo yang seorang ketua PMR dan ketua OSIS berlari ke ruang UKS yang sialnya itu sangat jauh dari taman.

Sesampainya di depan ruang UKS Sunoo membuka kasar pintu tersebut.

Brak

"AMBILIN TANDU SEKARANG!" teriak Sunoo, bahkan petugas pmr di dalam yang bersiap-siap untuk upacara nanti pun terkejut.

"BAWA TANDU ITU KE TAMAN BELAKANG!"

Para petugas PMR pun langsung mengambil tandu dengan tergesa-gesa dan membawanya ke taman belakang. Di sana mereka mengangkat tubuh Jungwon untuk dibaringkan di atas tandu dan dibawa kembali ke ruang UKS.

Saat sampai di ruang UKS hujan pun turun dan Sunoo bersyukur akan hal itu, itu artinya dia bisa merawat Jungwon tanpa harus menyerahkannya kepada anak-anak PMR yang lain.

Sunoo seketika bingung apa yang harus dilakukannya, anak PMR yang lain pun dengan takut-takut mengurus Jungwon yang sedang pingsan. Mereka membuka sepatu dan kaos kaki Jungwon bahkan mereka membuka seragam Jungwon yang kotor dan untung saja Jungwon memakai kaos dalaman.

Sunoo menyentuh dahi Jungwon yang agak panas, dia pun mengompres Jungwon dan sesekali dia mengusap-usap telapak tangan Jungwon guna menyalurkan kehangatan. Sunoo tidak tahu apa yang dialami Jungwon sebelum ke sana, itu makanya dia hanya melakukan itu untuk Jungwon. Sunoo akan duduk di sini dan menunggu Jungwon sampai sadar dan dia semakin bersyukur kala mendapat pesan dari Doyoung bahwa sedang jamkos.

Tgl penulisan: Jumat 4 Junu 2021
Pukul             :17.56

See you

☆RENJANA☆ [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang