61. Usaha, rencana dan ucapan yang menyakitkan.

318 48 22
                                    

"Ada banyak harapanku saat dewasa nanti, salah satunya membahagiakan orang tuaku dengan caraku sendiri.

"Kau yakin ingin melalukan ini?" tanya seorang pria berbaju putih.

Sang lawan bicara menganggukkan kepalanya mantap, dia yakin tujuannya ini akan melemahkan lawannya yang sudah didendaminya dari lama.

"Aku yakin dengan cara ini pasti mentalnya akan terguncang, jangan halangi aku. Kau sahabatku,  kan? Maka dukunglah aku dalam misi ini," ujarnya dan pergi dari sana. Sedangkan temannya tadi hanya tersenyum miring mendengar itu.

***

"Anj*ng! Bang*at! Gara-gara film kartun sialan gue jadi terlambat, mana ini hari pertama ujian!" ujar Haruto kesal, dia menyumpah serapahi dirinya sendiri yang lalai.

"Semoga aja gue ga diusir dari kelas," lanjutnya. Dia berlari di koridor sehingga menimbulkan keributan, tak jarang dia mengintip setiap kelas apakah ujian sudah mulai dan ternyata ujian telah mulai.

Saat sedang berlari, pandangannya Haruto tidak mengarah ke depan. Tanpa sadar dia bertabrakan dengan seorang guru.

Brugh

Haruto sampai jatuh ke lantai, dia sempat menangkap ponsel yang hampir jatuh. Pemiliknya adalah orang yang ditabraknya tadi. Haruto membolak-balikkan ponsel tersebut dan menghela nafas lega ketika tidak ada kerusakan, kalau ada bisa-bisa dia harus menggantinya sedangkan dia tidak punya uang.

"Ekhem!"

Mendengar suara deheman membuat Haruto mendongakkan kepalanya, matanya melotot saat melihat siapa yang ditabraknya. Dia adalah Ahn Yoongi guru olahraga mereka. Haruto bangkit dengan tergesa-gesa dan membungkukkan badannya.

"Maaf Pak saya ga sengaja," ujar Haruto.

Yoongi hanya menatapnya datar, sikap Haruto yang satu ini ternyata belum hilang juga dari dulu.

"Iya, kembalikan ponsel saya," pintanya. Haruto dengan cepat mengembalikan ponsel Yoongi, tapi belum sempat diambil oleh Yoongi, mata Haruto terfokus melihat video yang ada di ponsel itu.

Dia kembali mengambil ponsel itu dan menatap dalam video yang sedang pause di ponsel itu. Dia seperti mengenal tempat itu. Tapi belum sempat Haruto mengingatnya, Yoongi mengambil ponselnya dengan kasar.

"Kau tidak sopan!" cibirnya. Dia mengambil ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku. Sedangkan Haruto masih terdiam, otaknya mencoba untuk mengingat itu semua.

"Apa kau tidak ingin masuk ke kelas? Kau ini akan ujian, masuklah! Atau nanti kau akan diusir oleh guru pengawasmu," kata Yoongi dan pergi dari sana.

Haruto berbalik menatap punggung Yoongi yang mulai menjauh, dia merasa aneh dengan sikap Yoongi tadi. Tapi Haruto memilih untuk tidak memikirkannya, ujiannya saat ini lebih penting dan dia harus pergi ke kelasnya secepat mungkin.

"Beruntung dia tidak melihat video ini," gumam Yoongi dan masuk ke kantor guru. Video yang dimaksudnya adalah video di mana Win dan teman-temannya termasuk Haruto membully Jungwon.

Tanpa Yoongi tau, itu adalah salah satu bukti yang akan berguna untuk Haruto dan yang lainnya. Bukti itu pasti bisa diserahkan kepada polisi beserta dengan bukti penjelasan dari mendiang Tae lee. Karena bagaimanapun Win dan Ayahnya adalah buronan yang belum pernah merasakan pahitnya kehidupan di penjara.

☆RENJANA☆ [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang