"UHUK!"
Dohyon datang terburu-buru dengan semangkok bubur yang ada di tangannya. Eunji dari kemarin tidak sanggup untuk bangkit dari duduknya karena sakit. Sedangkan Dohyon berinisiatif untuk merawat Eunji karena dia tinggal di sini.
Paling tidak, Dohyon akan merawat Eunji sampai dia sembuh nanti. Dohyon sudah memanggil dokter dan dokter mengatakan bahwa Eunji kelelahan itu makanya dia demam dan hari ini belum bisa bangkit seutuhnya.
"Bibi Dohyon masuk ya," ujar Dohyon. Dia membuka pintu kamar Eunji dengan susah payah.
"Bibi makan dulu ya," pinta Dohyon. Dia membantu Eunji untuk duduk. Sedangkan Eunji menatap Dohyon dengan sayu.
"Dohyon, kamu seharusnya ga usah ngerawat Bibi sebanyak ini. Bibi jadi ga enak." Dohyon tersenyum mendengarnya, kenapa bisa Eunji berfikiran seperti itu? Sedangkan Dohyon saja tidak pernah merasa keberatan sedikitpun.
"Bibi jangan ngomong gitu ya, Dohyon ga keberatan kok. Udah ih! Bibi makan dulu ya," kata Dohyon. Dia mengangkat mangkok bubur tersebut, tangannya terulur ingin menyuapi Eunji tapi Eunji tidak membuka mulutnya.
Dohyon menghela nafas. "Bibi ga mau ya? Ya udah deh, tapi Dohyon minta jangan ngerasa ga enak sama Dohyon ya? Dohyon ga suka, sekarang Bibi makan ya. Biar Dohyon beresin rumah."
Dohyon beranjak dari duduknya dan meninggalkan Eunji yang menatapnya sedih, dia tidak tau entah apa yang membuatnya sedih, perasaannya terasa kosong, apa iya dia merindukan anaknya? Memang beberapa hari ini Eunji sangat merindukan Jungwon sampai-sampai dia terus memikirkan anaknya itu.
Eunji menatap mangkuk bubur tadi, ingin dimakan dia tidak selera, tidak dimakan takutnya nanti Dohyon sakit hati dan dia tidak ingin anak itu membencinya.
Entahlah perlakuan Dohyon kepadanya sangat membuatnya terenyuh, Jungwon saja tidak pernah merawatnya seintens itu malah kebalikannya Eunji yang merawat Jungwon layaknya anak kecil karena dia memiliki kekurangan.
Eunji jadi berfikir, jika Dohyon di sini bukan hanya dia yang melindungi Dohyon melainkan Dohyon juga seperti melindunginya, kalau Jungwon? Hanya dia yang melindungi anak itu, perlakuan Dohyon kepadanya tidak dia dapatkan dari Jungwon. Sekarang Eunji sangat menyayangi Dohyon layaknya anaknya sendiri, biarpun dia tidak bisa dan tidak akan mengusir Jungwon dari kehidupannya.
Kedatangan Dohyon ke kehidupannya merupakan anugrah yang dia dapat, semenjak dia menemukan Dohyon dipukuli temannya anak itu jadi selalu tinggal di rumahnya. Dohyon juga sudah mengatakan tentang kehidupannya membuat Eunji kasihan kepadanya, dia tidak keberatan saat Dohyon tinggal di rumahnya setidaknya dia punya teman dan merasa kesepian.
Tapi Eunji belum mengetahui bagaimana sikap Dohyon kepada Jungwon di sekolah, jika dia mengetahuinya entah apa yang akan dilakukannya kepada Dohyon.
Eunji mencicipi bubur tadi dan bergumam, "Enak sekali," ujarnya.
Sementara Dohyon di luar sana, dia membersihkan dapur dan sesekali tersenyum senang.
"Liat Jungwon, gue udah ngambil bunda lo dari lo. Baik kan gue, gue bahkan ga butuh lagi Mama gue, punya Bibi aja udah cukup."
"Dan juga Won, gue yakin lo pasti bahagia di sana dan gue bahagia di sini, udah ya Won kita udah impas sekarang dan gue harap lo ga masuk lagi ke kehidupan Bibi," katanya dengan bersungguh-sungguh.
Tiba-tiba
Prang
Dohyon yang sedang mencuci piring terkejut, dia langsung mencuci tangannya dan masuk ke kamae Eunji. Hatinya sangat khawatir mendengar suara pecahan tadi, takut kalau Eunji akan kenapa-napa.
KAMU SEDANG MEMBACA
☆RENJANA☆ [END]✔
FanfictionIni Jungwon seorang remaja yang mempunyai kekurangan dalam pemikiran dan pendengarannya. Teman-temannya mengatainya idiot, tapi dia sendiri tidak merasa dirinya idiot. Jungwon selalu disisihkan di kelasnya bahkan selalu dibully karena kekurangan yan...