18. Kegelisahan Bae Joo

492 86 6
                                    

Seorang pria paruh baya duduk di meja kerjanya tak lupa dengan kertas yang ada di tangannya. Matanya membaca semua isi kertas itu dengan seksama tanpa terlewat sedikitpun.

"Yang Jungwon, anak dari Yang Joyeong dan Kang Eunji, berusia 17 tahun, Joyeong seorang dokter spesialis jantung dan Kang Eunji seorang pedagang mie, anaknya memiliki kekurangan dalam fisik yaitu tuli dan sedikit idiot." Lidahnya fasih membaca itu semua dan setelah itu dia tersenyum.

"Jadi ini orang yang akan dijadikan anakku sebagai adiknya?" tanyanya kepada Jimin yang sedang berdiri di depannya.

"Iya Tuan," ucapnya dengan mengangukkan kepalanya.

"Hm, sekarang kau boleh pergi terima kasih atas infonya, aku akan mengirimkan gajimu melalui rekeningmu," katanya dan kembali menatap kertas tadi.

"Baik tuan," jawab Jimin dan langsung pergi dari sana.

Park Bae Joo yang tak lain adalah ayah Jay berfikir sejenak, dia bingung apa yang membuat anaknya ingin menjadikan Jungwon ini sebagai adiknya. Kalau dia sebenarnya tidak masalah, jika itu bisa membuat anaknya bahagia, maka sebisa mungkin dia akan mengabulkannya.

Bae Joo memijat kepalanya pusing, pikiran negatif masuk ke dalam otaknya, dia takut tujuan Jay menjadikan Jungwon sebagai adiknya  untuk mainannya semata. Karena lelah, akhirnya Bae Joo menyandarkan bahunya ke kuris kerjanya dan menatap foto besar yang ada di depannya.

"Kau lihat ini, Jay anak kita ingin menjadikan dia sebagai adiknya." Bae Joo menunjukkan berkas tersebut ke arah foto besar yang ada di depannya seolah-olah wanita yang ada di foto itu bisa mendengarkan keluh kesahnya.

"Anak ini sepertinya terlalu polos, bahkan dia memiliki kekurangan fisik, apa kau yakin Jay tidak akan jahat padanya?"

"Terkadang aku ragu untuk menyetujui permintaan anak kita ini, Jungwon mempunyai orang tua yang masih hidup hanya saja sudah berpisah, aku takut suatu saat nanti Jay jahat padanya dan membuatku harus bertanggung jawab."

Bae Joo meletakkan kepalanya di atas meja kerjanya. Sesekali dia menghela nafas karena menanggung beban yang besar sendirian, tidak ada yang bisa dijadikannya tempat bercerita agar bebannya berkurang.

Jay? Tidak, dia tidak ingin membebankan anak semata wayangnya itu, biarlah Jay bahagia dengan dunianya, jika ada masalah yang dihadapi Bae Joo maka dia akan mengatasinya sendiri.

"Nanti saat dia pulang aku akan bertanya lebih jauh lagi padanya agar aku puas mendapatkan jawaban dan tidak ragu untuk mengizinkannya." Bae Joo bangkit dari duduknya dan berbaring di sofa yang ada di sana.

"Aku mengantuk, aku akan tidur sebentar saja," kata Bae Joo dan memejamkan matanya.

Dia bahkan membiarkan teman-teman Jay dan keponakannya di luar, bukan tidak suka dengan kedatangan mereka, bahkan Bae Joo sangat bahagia jika mereka datang dan menemani Jay di rumah.

Sebisa mungkin dia memberikan fasilitas yang cukup untuk mereka agar betah duduk di rumahnya dan sering datang ke rumahnya. Bae Joo menganggap mereka semua seperti anaknya.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkannya, Bae Joo mengenal mereka dan mereka mengenal Bae Joo, dia juga sudah hafal dengan sifat mereka semua, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan jika mereka datang ke rumah ini.

Tak jarang kadang jika Bae Joo pergi ke luar kota maka dia akan menyuruh teman-teman Jay datang ke rumahnya dan menginap agar Jay tidak merasa kesepian. Sesayang itu memang Bae Joo dengan anaknya.

****

Jay membawa Jungwon untuk duduk di kursi yang letaknya berada di depan kedai tersebut. "Nih Won es krim lo," kata Jay dan memberikan es krim rasa Blueberry.

Jungwon memakan es krim tersebut dengan raut wajah bahagia, pandangannya kini terfokus ke arah es krimnya, sesekali raut wajahnya berubah jika merasa ngilu.

"Es krimnya enak banget, makasih ya Bang Jay."

"Hm sama-sama," jawab Jay. Matanya melihat ke arah orang yang berlalu-lalang sambil menikmati sore hari.

Tapi sesaat kemudian, kunyahan di mulutnya terasa berat saat melihat sepasang suami istri dan anak mereka sambil tertawa bahagia. Matanya mulai basah dan rasa sesak menyelimuti dadanya.

Jungwon yang dari tadi nemperhatikan Jay pun mengernyit bingung. "Bang Jay kenapa? Kok mukanya sedih gitu?" tanya Jungwon sambil menarik ujung baju Jay.

Jay yang mendengar suara Jungwon pun buru-buru merubah raut wajahnya dan berusaha semaksimal mungkin agar air matanya tidak turun. Dia menatap Jungwon yang sedang menatapnya dengan bingung kemudian tersenyum. "Eng-enggak, gue gapapa kok, cuman kelilipan doang, udah itu abisin es krimnya entar cair," kata Jay.

Jungwon pun melepaskan pegangannya pada baju Jay dan menatap Jay dengan raut wajah tidak percaya. Alisnya ditukikkan dan tak lupa dengan bibir yang mengerucut. "Bang Jay bohong! Kata Bunda orang yang berbohong itu bakal dapat dosa, hayoloh Bang Jay dapat dosa," ujar Jungwon membuat Jay terkekeh.

Melihat wajah Jungwon yang menurutnya lucu dan perkataannya tadi membuat moodnya seketika berubah, dia yang tadinya sedih sekarang sudah bisa bahagia kembali. "Ooh lo ga percaya, oke gue ngaku, gue rindu Mama gue," ujar Jay dan di akhir kalimatnya dia terkekeh.

"Ohh, emangnya mamanya Bang Jay ke mana?" tanya Jungwon membuat kekehan Jay berhenti.

"Entar juga lo bakal tau." Setelah mengatakan itu, Jay memakan es krimnya dengan lahap begitu juga dengan Jungwon.

****

Jay masuk ke rumahnya, rumahnya kembali sepi mungkin temannya sudah pulang, fikirnya. Dirinya bersyukur karena pada akhirnya dia bisa beristirahat dengan tenang.

"Wah Bang lo udah pulang?" Lagi dan lagi Jay mendengkus kasar mendengar suara itu yang tak lain adalah adik sepupunya, siapa lagi kalau bukan Daniel Kim.

"Belum, ini cuma arwah gue," kata Jay datar.

"Serem amat, masa iya gue bisa liat hantu, huwaa Mama Daniel ga mau jadi anak indihome."  Jay berdecak malas melihat Daniel yang sedang merengek di atas sana.

"Ck, ngapain lo di sini, napa ga pulang?" Pada akhirnya Jay naik ke atas untuk masuk ke kamarnya dan pastinya dia hatus melewati Daniel yang sedang berdiri di anak tangga.

"Orang di rumah ga ada, sepi gue ga suka, mending ke sini, hehe," jawab Daniel.

"Ohh," ujar Jay dan pergi melewati Daniel.

"Bang gue laper ini." Suara Daniel membuat Jay berhenti berjalan dan membalik menatap ke arahnya.

"Terus?"

"Masakin kek, dah lama gue ga makan masakan lo," ujar Daniel.

"Ck, nyusahin mulu lo jadi orang! Udah sana turun, entar gue masakin gue mau mandi dulu!" suruh Jay dan bergegas pergi kamarnya. Meninggalkan Daniel yang bersorak senang dan bergegas turun.

Saat di bawah, dia melihat Bae Joo yang lewat, mungkin akan ke kamarnya. "Daniel." Daniel yang tadi fokus menonton tv beralih menatap Bae Joo yang memanggilnya.

"Iya Om?"

"Abang kamu udah pulang?" tanya Bae Joo.

"Udah Om," jawabnya.

"Ohh, nanti bilangin sama dia datang ke kamar Om ya, ada yang ingin Om bicarakan sama dia," tutur Bae Joo dan pergi dari sana. Sedangkan Daniel hanya menganggukkan kepalanya saja.

Udah update yeay.
Tgl penulisan: Jumat 21 Mei 2021
Pukul              :14.28 wib.

Menurut kalian Mama Jay ke mana?
Ehehe jangan sampai bosan sama ff ini ya.

☆RENJANA☆ [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang