11. Terima kasih(2)

603 95 26
                                    

Eh tau nggak, aku oleng sama anak-anak trainee a😭, apa lgi sama Sawon ataupun Sangwon siapa sih namanya? Pokoknya itu deh dan Leo itu ihh ganteng pisan euy😭.

Jay masih menatap pria yang ada di sampingnya ini. Dari tadi dia tidak berbicara, yang dilakukannya hanya memainkan jarinya. Kakinya terkadang gemetar sendiri membuat Jay terheran-heran. Sebenarnya apa yang dilakukan mereka sampai anak ini ketakutan seperti ini? Jay jadi bingung sendiri.

"Ekhem!" Jay berdehem untuk memecah suasana hening di antara mereka. Tapi apa yang terjadi? Jungwon bahkan tidak melirik Jay sama sekali.

"Nama lo Jungwon kan?" Dia memberanikan diri untuk bertanya kepada anak itu, pertanyaannya hanya dijawab anggukan dari Jungwon.

"Oke gue sebenarnya ga tau masalah lo apa dan gue juga ga maksa buat elo ngasih tau masalah lo ke gue, karena kita juga ga punya hubungan khusus iya kan?" Lagi dan lagi Jungwon tidak berbicara dan parahnya kali ini dia tidak memberikan respon apapun terhadap perkataan Jay.

Jay yang melihat itu pun mencoba sabar karena demi apa pun dia paling benci dengan orang yang tidak menjawab omongan orang lain saat berbicara ataupun bertanya!

"Sekarang kita gimana?" tanya Jay, pandangannya sesekali melirik ke arah Jungwon.

"Pulang," kata Jungwon dengan suara yang lirih dan untung saja Jay masih bisa mendengarnya.

"Pulang ya? Tapi gue ga tau rumah lo di mana, lo tunjukin aja jalannya ya?"

Jungwon beralih menatapnya dan menggelengkan kepalanya membuat Jay heran. "Uwon ga tau daerah sini, gimana mau pulang?"

Benar juga, akhirnya Jay pun punya ide. "Gini aja deh, gue bawa lo ke tempat kedai mie punya Ibu lo, nanti pas di sana lo tunjukin jalan ke rumah lo, paham kan?" Jungwon yang mendengar itu pun mengangguk antusias. Kini kegiatannya tidak lagi memainkan jarinya, melainkan memandang kota malam dari jendela mobil Jay, bahkan sesekali dia tersenyum melihatnya.

Jay yang nelihat itu ikut tersenyum sambil membatin. "Gemesh banget! Jadi adek gue boleh ga ya?"  Jay kembali melirik Jungwon dan menghela nafasnya. Dia selalu merasa kesepian di rumah, terkadang temannya yang datang bermain ke rumahnya. Tapi ya ... mereka tidak setiap saat bisa datang ke rumahnya kan? Bagaimanapun juga mereka punya rumah sendiri.

"Oh ya gue mau nanya?" Suara Jay membuat Jungwon yang tadinya menatap ke jalanan kini beralih menatapnya.

"Tanya apa?"

"Tadi yang ngejar lo itu siapa?" Bagai tersambar petir, Jungwon gemetar seketika, nafasnya tercekat saat mengingat semua kejadian tadi. Lidahnya kelu dan tidak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun.

Melihat Jungwon yang terdiam, bahkan dia juga melihat anak itu tersentak mendengar pertanyaannya tadi membuat Jay merasa tidak enak. "Udah ga usah dijawab, bukan urusan gue juga, maaf terlalu banyak tanya."

Selesai dari perkataan Jay tadi suasana kembali hening dan canggung sampai akhirnya mereka tiba di kedai mie ibu Jungwon. Jungwon mengernyit heran melihat kedai ibunya yang gelap, apa ibunya tidak buka kedai?

"Lha Bibi ga buka?" Jay juga ikut heran, padahal ini masih jam 7 tapi kedai tersebut sudah gelap. Niat mereka tadi saat sampai di kedai, jika ada ibu Jungwon di sana maka dia turun di sana saja, tapi sekarang? Bahkan kedai ini gelap gulita.

"Sekarang gimana? Gue anterin pulang aja ya?" tanya Jay.

"Iya," jawab Jungwon. Tak lupa Jungwon mengarahkan Jay untuk menunjukkan jalan rumahnya. Sesampainya di sana dia melihat Ibunya yang duduk termenung di teras rumah mereka.

Jungwon bergegas turun dari mobil meskipun sedikit kesusahan dan berlari memeluk Ibunya itu. "Bunda!" teriaknya dan langsung memeluk Ibunya dengan erat.

☆RENJANA☆ [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang