BAB SATU

3.6K 191 5
                                    

HALO!
Akhirnya kita berjumpa di sekuel Lost Inside Your Love.

BTW, ini ceritanya 17 tahun ke atas, ya. Aku sudah peringatin dari awal.

***

(Vanessa waktu masih SMP)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Vanessa waktu masih SMP)

SATU

RAYMOND PRATAMA menghentikan motor sport-nya tepat di samping seorang perempuan seusia anak SMP yang berdiri dengan gelisah. Dia menaikkan kaca helm, lalu berdeham untuk menarik atensi perempuan tersebut. Bukan kali pertama dia mendapatinya berdiri di ujung kompleks ini. Dalam sebulan ini, mungkin sudah lima kali.

Vanessa Hadiwijaya menatap Raymond sedikit takut. Dia masih sedikit asing dengan kompleks ini dan tiba-tiba didatangi oleh laki-laki yang lebih tua darinya. Tatapan Raymond yang memindai dari ujung kaki hingga kepala, membuat Vanessa merinding dan seperti ingin tenggelam saja. Tali tas yang menjuntai ke depan dia pegang dengan erat.

"Saya sudah beberapa kali lihat kamu di sini." Raymond bersuara, masih dengan tatapan yang tajam. "Tapi, saya rasa kamu bukan salah seorang warga kompleks sini."

Sejujurnya Raymond mengenal Vanessa, tapi hanya lewat foto dan cerita dari adik tirinya. Baru kali ini dia melihat langsung wujud dari adik se-ayah Angelica. Cantik. Bahkan tidak jauh berbeda dari Angelica yang memiliki tatapan teduh. Dia merasa seperti melihat bidadari saat mendapat tatapan balasan dari mata sayu itu.

"A-aku ... cuma numpang lewat."

Suara lirih Vanessa membuat Raymond menelan saliva. Dia tahu perempuan itu tidak hanya menumpang lewat. Melainkan ingin bertemu dengan Angelica, tapi tidak pernah kesampaian karena takut. Keberaniannya patut diacungi jempol. Raymond salut padanya. Betapa seorang Vanessa sangat ingin dekat dengan saudara yang tidak menyukainya sejak kecil.

Angelica bukan membenci Vanessa teramat sangat, Raymond tahu itu. Permasalahan orang tua merekalah yang menyebabkan situasi menjadi canggung jika keduanya bertemu. Angelica bukan pendendam, tapi tetap sulit melupakan apa yang terjadi di masa lalu.

"Kamu dari kompleks mana?" tanya Raymond kemudian. "Ini sudah sore. Biar saya antar pulang. Anak SMP harusnya sudah dari tadi sampai di rumah."

Vanessa menggeleng pelan. Kepalanya tertunduk, menatap sepatu hitam mengilat yang diketuk-ketukkan ke trotoar. "Aku bisa pulang sendiri. Terima kasih." Dia kemudian berbalik, menjauhi Raymond yang masih terdiam mengamati.

Raymond tahu di mana rumah Vanessa. Angelica pernah minta dijemput dari sana beberapa kali. Tidak terlalu jauh, tapi akan memakan waktu jika berjalan kaki. Dia pun kembali memasang helm dan memutar motor menyusul Vanessa.

THE ORDINARY LOVE (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang