HALO!
Hehe, baru balik dari kesibukan yang lumayan padat.Genki desu? :)
***
"Angel pasti lagi panik banget. Harusnya aku ada di sana sekarang, Mas." Liliana sudah berlinang air mata. Begitu membuka grup dan mendapati ada salah seorang teman lama mengirim video Angelica bertengkar dengan Raka, dia langsung menangis dan mencoba menghubungi sahabatnya itu—yang sampai sekarang masih belum mau menjawab. "Angel bukan orang yang gampang terbawa emosi. Ini pasti gara-gara ucapan si Raka ini yang udah bawa-bawa nama Mas Ray."
Video berdurasi lima menit itu telah ditonton jutaan kali dan dibagikan ratusan ribu kali. Tim IT Tama sudah berusaha untuk menarik semuanya dari internet, namun ternyata masih ada pihak-pihak yang menyimpan dan kembali membagikannya. Satu-satunya cara adalah dengan memakai kode tertentu dan membuat setiap akun yang membagikan ulang akan terblokir secara otomatis. Tidak diketahui pasti siapa yang merekam dan membagikannya, sebab ada sekitar dua puluh orang di lokasi syuting kemarin dan masing-masing memegang ponsel. Akun yang membagikan pertama kali pun adalah akun baru yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Liliana sendiri mendapatkan video tersebut dari grup dengan teman lainnya di kampus lama.
"Mas udah menghubungi Papa semalam. Waktu kamu udah tidur. Awalnya Ray yang menghubungi Angel, tapi nggak dijawab. Mas udah tahu masalah ini sejak semalam, Ray yang kasih tahu." Reynald mencoba menenangkan istrinya. Perasaan yang selalu sensitif jika berkaitan dengan keluarga dan orang terdekat. "Tadi habis sarapan, waktu kamu lagi bawa Re berjemur, Mas udah telepon ulang buat mastiin semuanya baik-baik aja. Angel dilarang buat kasih komentar apa pun ke wartawan. Semuanya diurus sama pengacara Papa. Terus juga, ternyata si Raka ini memang pernah melecehkan beberapa perempuan—termasuk ... adiknya Pram, pacar Angel."
"Astaga, ya, Allah!" Liliana menutup mulut. "Bajingan banget!"
Reynald menyipit tajam mendengar perkataan kasar itu keluar dari mulut istrinya, terlebih lagi ada Renaldi di antara mereka. "Bahasanya dijaga, Yang."
"Iya, maaf. Habisnya kesal banget, Mas. Terus habis itu gimana?"
Reynald pun melanjutkan, "Beberapa dari rekan artis yang pernah jadi korban akhirnya buka suara. Memang nggak sampai dibawa ke ranjang, tapi tetap aja konteksnya pelecehan seksual. Main raba-raba dan itu secara paksa. Terus kalau adiknya si Pram, bokap mereka yang urus—sekaligus urus perceraian. Ternyata Raka ini anak dari selingkuhan nyokap si Pram. Parah banget."
"Terus, Vanessa udah tahu masalah ini belum, Mas?" Liliana seketika teringat pada sosok lemah lembut itu.
"Ray sembunyiin ponsel Vanessa sejak semalam. Jangan sampai adiknya Angel tahu, nanti bisa ikut kepikiran dan minta pulang. Kasihan Ray yang udah mulai mikirin tesis."
Liliana mengangguk setuju. Bukan hanya Raymond, suaminya pun sudah mulai memikiran tesis dan mengusahakan untuk lulus paling lambat awal tahun depan. Keduanya terdiam memikirkan masalah yang akhir-akhir datang bertubi-tubi. Belum lagi hoax yang semakin bertebaran menyangkut nama Raymond. Rasanya seperti ada sebuah konspirasi untuk menjatuhkan kerajaan bisnis Pratama.
***
Pramudya menghela napas melihat kerubungan wartawan di depan kediaman Pratama. Ada lima orang penjaga di depan pagar tinggi dan dua orang satpam di samping pos jaga. Menunggu para pencari berita meninggalkan kediaman kekasihnya tentu saja membutuhkan waktu yang lama dan pasti akan ada satu atau dua orang—atau bahkan lebih—yang ngotot bertahan dan bersembunyi demi mendapatkan bahan publikasi.
Angelica tidak menjawab pesan maupun panggilannya. Membuat dia buntu untuk bertemu perempuan itu. Akhirnya, Pramudya memutuskan untuk putar balik dan mampir ke minimarket karena bahan makanan di apartemen sudah menipis. Begitu sampai di apartemen, dia mendapati Prisilia tengah menonton acara televisi yang menayangkan berita mengenai Raka. Nama-nama perempuan yang bermunculan pun makin bertambah. Bahkan beberapa ada yang sudah didampingi oleh pengacara.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ORDINARY LOVE (✓)
RomancePRATAMA #2 Baca Lost Inside Your Love dulu biar paham. :) Raymond dan Reynald Pratama adalah 'si kembar konglomerat' yang menjadi idola para remaja semenjak muncul di televisi juga majalah remaja beberapa tahun lalu. Sifat keduanya jauh berbeda; Ra...