(Angelica)
***
ANGELICA CANTIKA PRATAMA menyipit tajam begitu Liliana sudah duduk di sampingnya. Matanya yang jeli langsung memindai penampilan sahabatnya itu. Tidak ada yang salah; selalu cantik dan sederhana seperti biasa. Hanya saja, ada satu titik samar yang membuat dia mengerang kesal.
"Kamu sama Mas Rey kemarin ngapain?" tanyanya langsung.
"Maksudnya?"
Angelica berdecak. "Ish, jujur! Jangan pura-pura nggak tahu!"
Liliana bersemu. Bibirnya berkedut menahan senyum. "Mas Rey bawa aku jalan-jalan, terus bantu bersihin apartemennya." Melihat mata Angelica yang masih menyipit, dia pun melanjutkan dengan pelan, "Make out dikit."
Toyoran bersarang di kepala Liliana. Perempuan itu hanya terkekeh melihat kekesalan sahabatnya.
"Cari pacar, An! Enak tahu!"
Ya, ampun! Angelica kembali mengerang. Punya sahabat seperti Liliana membuat dia dewasa sangat cepat. Bahkan saat masih SMP kelas tiga, ketika baru menjalin hubungan dengan Reynald, Liliana sudah bercerita tentang pelukan mereka. Lalu, saat baru kelas satu SMA, dua tahun lalu, sahabatnya itu kembali bercerita tentang ciuman pertama. Berlanjut sampai sekarang bercerita tentang make out dan segala macamnya. Untungnya pacar Liliana adalah Reynald, saudara tirinya yang super ramah, baik, penyayang, dan apa pun yang diidamkan perempuan di luar sana. Kalau saja bukan Reynald, sudah pasti dia mengatakan Liliana hanya dimanfaatkan saja oleh pasangannya.
Olahraga selalu menjadi favorit Liliana yang menyukai pelajaran praktik. Dia menunggu Angelica yang masih mengganti baju di salah satu bilik kamar mandi, sambil bermain ponsel mengecek sosial media, lalu mengambil beberapa foto untuk diunggah. Mereka terlambat berganti baju karena pada pergantian jam sebelumnya dimintai bantuan oleh guru mengantarkan buku ke perpustakaan.
Pintu utama kamar mandi perempuan terbuka. Mengalihkan pandangan Liliana dari layar ponsel. Adik kelas yang sangat dia hafal wajahnya muncul dari belokan menuju deretan bilik. Melihat keberadaan Liliana membuat perempuan berwajah teduh itu sedikit tersentak. Buru-buru menunduk dan langsung masuk ke salah satu bilik paling ujung.
"Ck. Dasar adiknya si Angel," gumamnya pelan.
Kecuali Liliana, tidak ada seorang pun yang tahu mengenai tali persaudaraan rumit Angelica dan Vanessa. Dia tidak bisa menyalahkan sikap tidak acuh Angelica pada adiknya, sebab permasalahan yang dia dengar dari sahabatnya itu terlalu sulit untuk ditenangkan dengan kata-kata semata. Meski begitu, dia bersyukur Angelica tidak bersikap buruk seperti kebanyakan cerita di novel pun drama televisi. Sebagai sahabat, dia hanya bisa memberi nasihat jika sikap Angelica yang terlalu abai telah membuat Vanessa terluka.
"Lama banget, sih, An." Liliana mengetuk pintu bilik. "Keburu selesai pemanasan yang lain."
"Bentar, ih. Aku lagi pakai sunscreen." Tidak lama, Angelica pun muncul dan menyengir. "Yuk, ah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ORDINARY LOVE (✓)
RomancePRATAMA #2 Baca Lost Inside Your Love dulu biar paham. :) Raymond dan Reynald Pratama adalah 'si kembar konglomerat' yang menjadi idola para remaja semenjak muncul di televisi juga majalah remaja beberapa tahun lalu. Sifat keduanya jauh berbeda; Ra...