HALO!
BALIK LAGI SAMA ANGEL DAN KEGALAUANNYA. :)
***
Pramudya melepas jaket kulitnya begitu sampai di depan sebuah kelab malam ternama ibukota. Undangan dari teman satu kelompok kuliah yang membuat lelaki itu menginjakkan kaki di sana untuk pertama kalinya. Paling jauh main di dunia malam, dia hanya pernah ke bar dan itu pun bersama teman-teman dekatnya. Baru kali ini dia datang seorang diri karena mengajak Angelica pun rasanya sangat mustahil. Selain karena sejak dua hari lalu tidak saling memberi kabar, dia pun tidak ingin membuat heboh dengan membawa idola remaja itu ke kelab malam. Bisa-bisa kasus yang kemarin makin hangat dan kekasihnya itu makin jadi buah bibir.
"Yooo, sendirian aja, nih, Bro?"
Pramudya hanya mengedikkan dagu sebagai balasan.
"Nih, si Bobby mau nyumbang lagu. Lo nggak mau ikutan, Pram?" tanya Lukman, lagi.
"Skip, deh," sahutnya, lalu memesan soda tanpa peduli ledekan yang lain.
Hadir di sana saja rasanya sudah sangat terpaksa. Kalau bukan karena solidaritas satu kelompok untuk praktik, Pramudya tentu saja tidak akan mau ke sana. Dia pun memilih duduk ke sudut sofa dan menikmati soda sambil membuka ponsel. Mengintip profil sang idola remaja yang masih merajuk padanya. Dia pun tidak memiliki inisiatif untuk membujuk. Sungguh bukan tipenya sekali untuk bermanis-manis membujuk seseorang. Meski begitu, dia tetap penasaran dan gelisah karena putus kontak dua hari belakangan. Memang sebuah kesulitan bagi Pramudya untuk menunjukkan perasaannya pada orang lain.
Keluar dari profil Angelica, mata Pramudya terpaku pada unggahan Nauval beberapa detik lalu. Dia memang mengikuti—dan diikuti balik—akun lelaki itu karena sering bertemu di depan rumah orang tuanya. Gambar lima manusia dengan satu anak kecil di tengah mereka. Namun, fokus matanya lebih pada Angelica yang berada di antara samping Nauval dan tersenyum begitu manis. Tulisan 'Leon mampir ke lokasi photoshoot buat gangguin aunties sama uncles' dan diakhirinya dengan emotikon hati berwarna merah jambu dua buah. Tidak lupa memberikan tanda pada keempat model di sana.
"Dia udah berani unjuk diri, nih?" gumam Pramudya pelan. "Nggak kasih kabar apa-apa ke gue, malah langsung ikut pemotretan. Ketemu mantan gebetan pula."
Menghela napas, Pramudya lantas menyimpan kembali ponsel ke saku jeans dan menenggak sodanya hingga habis. Rasa kesal menyeruak. Melebihi perasaan tidak suka karena dia tahu rekan-rekan kerja Angelica hanya memanfaatkan kebaikan perempuan itu saja. Rasanya sekarang seperti terbakar di dada.
Dia cemburu.
"Sial," umpatnya. "Gila benaran gue kalau gini."
***
Tepat pukul sepuluh malam Angelica baru tiba di kediaman Pratama. Sudah sejak kemarin dia memberanikan diri untuk keluar dan tidak menanggapi wartawan yang masih mengejar untuk mendengarkan tanggapannya. Ada dua orang penjaga yang disediakan Tama untuk mengawalnya ke mana pun. Seperti sekarang, kepulangannya dari lokasi pemotretan pun masih diiringi oleh kedua penjaga dan seorang sopir.
Begitu membuka pintu, Angelica disambut oleh Raymond yang sudah merentangkan kedua tangan untuk dipeluk. Perempuan itu langsung menghambur ke pelukan saudara sulung tirinya itu dengan erat.
"Baru juga setengah jam," jawab Raymond saat ditanya kapan sampai. "Pemotretannya sampai malam gini?"
"Enggak, kok. Tadi makan malam dulu sama yang lain. Ngumpul-ngumpul gitu. Soalnya udah semingguan ini nggak keluar." Angelica melongokkan kepala ke arah tangga, lalu bertanya, "Vanessa mana, Mas?"
![](https://img.wattpad.com/cover/268229048-288-k645844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ORDINARY LOVE (✓)
RomancePRATAMA #2 Baca Lost Inside Your Love dulu biar paham. :) Raymond dan Reynald Pratama adalah 'si kembar konglomerat' yang menjadi idola para remaja semenjak muncul di televisi juga majalah remaja beberapa tahun lalu. Sifat keduanya jauh berbeda; Ra...