InsyaAllah kalau kelar revisi di sela kerjaan sekarang, ToL bakal tamat minggu depan. Semoga nggak padat aja sih jadwal untuk beberapa hari ini. Ya, meski cuma dapat tugas ngebantuin rekan yang cuti dadakan, tapi tetap harus maksimal gitulah.
Selamat membaca!
***
Libur panjang sudah usai. Angelica merasa sangat puas akan kebersamaan yang dilaluinya dengan Pramudya. Berdua saja mengelilingi negara impian, menikmati kemesraan, mengikuti kegiatan yang tidak direncanakan bersama para turis mancanegara. Tidak memikirkan infotainment ataupun gosip. Benar-benar lepas dari pemberitaan.
Saat ini keduanya sudah berada di Singapura. Memilih transit di sana sebelum ke Jakarta. Angelica dan Pramudya tidak langsung memesan tiket ke Indonesia, melainkan memutuskan untuk berkumpul terlebih dahulu dengan saudara-saudaranya. Begitu sampai di unit apartemennya dan beristirahat sebentar, keduanya pun langsung menuju apartemen Raymond. Sambutan terkejut dari Vanessa yang menggendong Renaldi tak kalah membuat Angelica heran.
"Lili mana, Nes?" tanyanya setelah masuk ke unit Raymond. "Kok Re sama kamu?"
Vanessa menatap ragu untuk menjawab. Raymond sudah mewanti-wanti untuk tidak memberitahukan permasalahan Reynald dan Liliana yang sudah saling menjaga jarak sejak dua minggu terakhir. Bahkan Liliana sudah pulang ke Indonesia sesuai keputusannya untuk menenangkan diri.
"Vanessa?"
Vanessa mengerjap, lalu menggeleng pelan. "Hm ... mending kita tunggu Mas Ray pulang aja, ya, Kak. Aku nggak bisa jelasin."
Jawaban ambigu itu tentu saja membuat Angelica semakin heran. Perempuan itu menoleh pada Pramudya yang mengangguk—setuju untuk menunggu Raymond saja yang bercerita. "Mas Ray juga ke kantor?" tanyanya lagi pada Vanessa.
"Iya, Kak. Tadi berangkat bareng Mas Ray." Vanessa menurunkan Renaldi yang sudah semakin berat dan aktif. Membiarkan anak itu merangkak dan berlatih berdiri ke pinggiran sofa. "Bentar aku ambilin minum sama camilan dulu." Tanpa menunggu respons Angelica dan Pramudya, dia langsung ke dapur dan mengambil dua minuman botol yang selalu sedia stok di kulkas. "Silakan, Kak, hm ... Mas Pram. Aku ke kamar bentar, ya."
Angelica mengangguk saja. Dia kembali menoleh pada Pramudya yang terlihat tidak begitu penasaran seperti dirinya. "Kayak ada yang disembunyiin nggak, sih, Mas?"
"Hm. Tapi, ya, mending tungguin Ray sama Rey pulang aja. Biar nggak menerka-nerka." Pramudya membukakan botol minuman untuk Angelica, lalu mengambil miliknya untuk diminum. "Re minta digendong, tuh," lanjutnya, melihat Renaldi mendekati kaki Angelica dan mengulurkan tangan ke atas.
Sementara di kamar, Vanessa buru-buru menelepon Raymond dan meminta suaminya itu cepat pulang. Dia kebingungan menghadapi suasana canggung barusan. Terlebih Angelica datang tanpa pemberitahuan sama sekali. Beruntungnya Raymond sangat kooperatif. Lelaki itu mengiakan dan langsung menyelesaikan pekerjaannya tanpa memberitahukan Reynald. Kembarannya itu masih tertekan perihal keretakan hubungan karena kurang komunikasi dengan Liliana. Yang dilakukan Reynald hanya menyibukkan diri untuk mengalihkan pikiran dari Liliana yang masih merajuk. Terlebih tesis yang mereka hadapi sudah akan memasuki babak akhir. Reynald butuh fokus yang tidak main-main.
Setengah jam kemudian Raymond tiba di apartemen. Dia langsung memeluk Angelica untuk melepas rindu dengan adik tirinya itu. Pada Pramudya, dia hanya mengedik pelan dan sedikit berbasa basi. Digendongnya Renaldi yang turut mengulurkan tangan. Lalu duduk di samping Angelica. Setelah dirasa mulai relaks, cerita perihal keretakan hubungan Liliana dan Reynald pun mengalir.
Angelica menangis sesegukkan dibuatnya. Tidak tahu harus memihak saudara atau sahabatnya. Keduanya adalah sosok yang sangat berharga dalam hidup Angelica. Namun, di satu sisi dia juga menyayangkan tindakan Liliana yang memilih untuk pulang dan menjaga jarak. Melepaskan tanggung jawabnya terhadap Renaldi yang jelas saja sangat membutuhkan sosok ibu. Terlebih lagi, sudah sejak dua minggu belakangan Renaldi selalu minum susu formula tanpa ASI.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ORDINARY LOVE (✓)
RomancePRATAMA #2 Baca Lost Inside Your Love dulu biar paham. :) Raymond dan Reynald Pratama adalah 'si kembar konglomerat' yang menjadi idola para remaja semenjak muncul di televisi juga majalah remaja beberapa tahun lalu. Sifat keduanya jauh berbeda; Ra...