BAB EMPAT BELAS

1.1K 107 13
                                    

Momen spesial ultahnya Vanessa. Jangan syok, ya. Hehe...

Di mulmed ada foto waktu Vanessa masih kecil sama foto dia udah remaja. :)

***

"GIMANA, KAK? Suka sama dekorasinya?"

Vanessa mengangguk antusias. Hari ini adalah ulang tahunnya yang ketujuh belas. Sebagai perayaan, Mario dan Veronika sepakat mengadakan sebuah pesta mewah di sebuah gedung berbintang empat di pusat kota. Malam ini akan menjadi puncak dari pesta tersebut. Menunggu sekitar tiga jam lagi usai Isya. Dia mengundang teman seangkatan—yang masih tergabung di grup obrolan—serta beberapa kakak kelas yang dikenal di sekolah lama. Meski sudah terhitung empat bulan keluar dari sekolah tersebut, dia tetap berada di dalam grup sebagai solidaritas.

Tidak terasa, sudah terhitung dua bulan juga dia dan Raymond putus hubungan. Mungkin bagi Vanessa sepihak, karena Raymond selalu menolak permintaan putus tersebut. Seminggu usai Vanessa keluar dari rumah sakit, yang memang tidak perlu dirawat saat itu, Raymond kembali membujuk dan langsung membawa bukti bahwa dia telah dijebak. Bahkan beserta rekaman kemarahannya pada Rani yang sudah berani-beraninya berbohong serta membuat hubungan mereka berantakan. Meski sedih bercampur lega, Vanessa merasa mungkin saja itu adalah pertanda bahwa mereka harus istirahat dalam berhubungan. Mereka butuh jeda.

Begitu malam menjelang, Vanessa sudah siap dengan gaun merah bak tokoh barbie dalam dunia nyata. Dia mengikat rambut persis tokoh kartun favoritnya. Tamu yang sudah hadir langsung terpesona melihat kedatangannya dari balik pintu masuk. Bahkan sebagian kecil merupakan rekan kerja orang tuanya yang membawa serta anak mereka.

Didampingi Mario, Vanessa berjalan dengan anggun menuju kue besar dengan latar bertuliskan nama serta angka tujuh belas di depan sana. Musik santai yang sudah terdengar berganti dengan iringan musik ulang tahun. Hampir mendekati meja kue, kedua bola mata sayunya mendapati keberadaan Raymond dan yang lain. Angelica tak kalah cantik berdiri di samping Liliana yang bergandengan dengan Reynald. Kedua orang tuanya tidak tahu bahwa hubungannya dengan Raymond tengah renggang. Vanessa menyimpan semuanya sendirian.

"Potongan pertamanya buat siapa, nih, Kakak Cantik?" tanya pemandu acara usai potong kue.

Vanessa menuju Veronika dan langsung menyuapi perempuan hampir lima puluh tahun tersebut. Suapan kedua untuk Mario, ketiga untuk Jovian, lalu pada Angelica yang sudah digapai oleh Mario agar mendekat. Raymond terlihat geregetan sejak tadi. Menunggu sang pujaan hati bergeser dan memberikan suapan untuknya. Bahkan kembaran serta adik tirinya ikut melirik-lirik kasihan—karena Vanessa masih beranggapan mereka sudah putuh sepihak.

"Pacarnya nggak, nih, Kak?" goda si pembawa acara—yang tidak tahu menahu hubungan asmara si putri pesta—dengan geli.

Sorak-sorai tamu mengiringi tatapan Vanessa pada Raymond. Lelaki itu jelas sangat berharap, meski setidaknya hanya di hadapan banyak orang seperti sekarang. Selama dua bulan tidak berdekatan dengan Vanessa, tentu saja Raymond frustrasi. Bahkan selama itu yang dia bisa lakukan hanyalah terus mengunggah foto-foto kebersamaan mereka yang tersimpan di galeri. Dibumbui tulisan-tulisan penuh cinta dan kerinduan. Membuat para penggemar si kembar makin dibuat patah hati dan sebagian dari mereka mengatakan betapa beruntungnya Vanessa begitu dicintai Raymond.

Tepuk tangan meriah menggema usai Vanessa menyuapi Raymond sepotong kecil kue ulang tahunnya. Lelaki itu buru-buru menyelipkan tangan di pinggang sang kekasih dan menyematkan kecupan di pipi. Reynald yang sudah siap sedia langsung mengabadikan momen-momen tersebut.

***

Raymond duduk diam di pinggir ranjang. Dia sudah menghias apartemennya untuk merayakan ulang tahun Vanessa berdua saja. Sudah lewat lima jam sejak dia mengirimkan pesan pada perempuan yang masih sangat diyakininya sebagai kekasih. Semalam merupakan kali pertama dia kembali merasakan sentuhan kulit perempuan itu meski hanya sebentar. Dan sekarang, dia ingin merasakan lebih saking rindunya. Dua bulan dan masih terus menghitung detik demi detik.

THE ORDINARY LOVE (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang