BAB VII

552 68 6
                                    

HALO!

Masih ada penghuni nggak? hehe
Aku baru keluar dari daerah rawan sinyal alias GSM (Geser Sikit Mati). :D

Semoga kalian selalu sehat, ya!

***

Hari demi hari dilewati Reynald penuh kesabaran. Liliana sudah mulai lunak dan berdamai dengan baby blues pun sudah bisa diajak berkonsultasi dengan dokter perihal ASI-nya yang tidak bisa keluar. Pada hari pertama konsultasi, dokter memperkirakan kemungkinan ASI tidak keluar karena faktor pospartum yang juga menyebabkan munculnya baby blues. Rasa stres juga pemikiran berat sebelum melahirkan menjadi pemicu utama. Terlebih dengan operasi caesar yang dilakukan secara darurat mengingat kondisi Liliana sudah sangat lemah dan tekanan darahnya semakin tinggi.

"ASI terkadang bisa lebih lama keluar dari orang pada umumnya. Tidak ada yang perlu dirisaukan. Ini sering terjadi—terlebih untuk ibu-ibu muda." Dominic menjelaskan dengan lancar. "Jangan terlalu stres. Latih terus si bayi untuk menyusui langsung pada payudara meski ASI-nya tidak keluar, posisi puting harus pas, posisikan bergantian dari payudara kanan ke kiri atau sebaliknya. Nyeri yang dirasakan mungkin karena ASI yang terhambat keluar dan menumpuk. Nanti akan terlihat seperti membengkak, tapi itu wajar. Berikan pijatan secara lembut dengan gerakan maju ke arah puting. Ini bisa membantu meningkatkan jumlah ASI."

Liliana melakukan seperti yang disarankan dokter. Dia perlahan berdamai dengan rasa takut dan melawan rasa sakit di dadanya karena ASI yang tidak kunjung keluar. Pada hari kelima pasca konsultasi, tepatnya tiga hari setelah kedua orang tua juga mertuanya kembali ke Indonesia—setelah sebelumnya Angelica lebih dulu pulang karena kuliah tidak bisa libur lama-lama, ASI-nya pun keluar walau sedikit. Meski begitu, rasa haru yang membuncah berhasil membuat perempuan itu menangis sambil terus menyusui bayinya didampingi oleh Vanessa.

Renaldi Dewa Pratama. Nama yang diberikan oleh keduanya. Dengan harapan agar anaknya kelak menjadi pujaan banyak kalangan seperti halnya dewa-dewa Yunani yang diagungkan. Dewa bagi keluarga mereka.

"Bentar lagi Mas Ray sama Mas Rey pulang, aku siapin makanan dulu, ya, Kak." Vanessa membereskan perlengkapan Renaldi yang berantakan. Mulai dari popok sampai botol susu dari rumah sakit. "Nanti aku ke sini lagi."

Liliana mengangguk pelan dan mengucapkan terima kasih. Dia mengusap pipi halus Renaldi sambil terus berdoa agar ASI-nya banyak keluar. Dengan begitu tidak perlu Vanessa repot-repot mengambil stok ASI di rumah sakit. Rasa sakitnya juga pasti lebih berkurang.

Sejujurnya Vanessa tidak bisa memasak makanan berat. Veronika hanya mengajarkan hal-hal ringan saja karena tidak ingin membuat putrinya pusing dan kelelahan. Sejak kecil perempuan itu hanya bisa memasak nasi goreng, telur dadar dan mata sapi, serta bubur. Membuat roti di alat panggang dan memasak nasi di rice cooker tentu tidak masuk hitungan karena prosesnya tidak seperti memasak yang menggunakan kompor. Maka sejak menikah, Raymond menyetok makanan kaleng—yang tentunya sehat dan bergizi—yang mudah untuk dimasak. Bahkan di awal-awal kepindahan mereka ke Singapura, lebih banyak lelaki itu yang memasak dan mulai mengajari Vanessa.

Belut jepang dan tuna sudah matang, berikut sayuran mentah sudah dibersihkan dan disajikan berdampingan. Vanessa kembali membersihkan dapur dan menyiapkan alat makan untuk Raymond. Begitu selesai dengan urusan meja makan, Vanessa kembali ke kamar dan menyiapkan baju santai untuk suaminya selesai mandi nanti. Kegiatan rutin yang dia lakukan sejak membiasakan diri ditinggal Raymond ke kantor.

"Assalamualaikum."

Mengulas senyum, Vanessa langsung berjalan cepat menuju sumber suara. "Waalaikumsalam, Mas. Mau langsung makan atau istirahat dulu sebelum mandi?"

"Makan aja dulu. Aromanya bikin perut Mas keroncongan, nih." Raymond mengusap rambut Vanessa dengan sebelah tangan yang juga mengusap perutnya.

"ASI Kak Lili udah keluar, Mas, tapi baru dikit," kata Vanessa di tengah acara makan mereka. "Terharu banget sampai nangis sambil nyusuin Re."

THE ORDINARY LOVE (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang