BAB TUJUH

1.2K 110 4
                                    

Update-an pertama hari ini. Semoga nanti bisa update lagi, ya.

Selamat membaca!

***

ANGELICA MENUNGGU LILIANA yang tengah memoles bedak juga lipbalm. Satu jam lagi dia akan ada pemotretan dan sahabatnya itu berjanji untuk menemani. Selain itu, juga untuk membantu mengurangi kecanggungan saat pemotretan dengan Nauval nanti. Liliana berkata mengenal lelaki itu, maka berarti dia bisa lebih tenang karena tidak harus merasa salah tingkah. Begitu selesai, keduanya langsung menuju mobil kodok berwarna kuning tua milik Liliana; hadiah ulang tahunnya yang ketujuh belas tiga bulan lalu.

"Memangnya beneran bisa mengurangi kecanggungan kalau ada aku di sana?" Liliana bertanya dengan kurang yakin. Sebenarnya dia tidak suka menemani Angelica pemotretan, karena dia sering terabaikan di sana—bahkan pernah tertidur saking tidak tahu apa yang harus dilakukan kecuali duduk sambil bermain ponsel.

"Iya. Kan, kamu bilang udah kenal sama si Nauval-Nauval ini. Otomatis bisalah nanti bikin dia nggak terlalu kaku kayak patung baju. Pastilah dia nyapa kamu, ngajak ngobrol atau gimanalah. Nah, terus nanti kamu ajak aku ikutan ngobrol sama kalian. Pokoknya kayak yang aku bilangin semalam." Angelica berkata dengan gemas. Dia masih ingin memastikan perasaan sukanya yang masih tergolong baru pada seorang Nauval Kharisma.

Liliana hanya berdeham. Setelah berhubungan dengan Reynald, dia juga tidak begitu akrab lagi dengan Nauval. Ada perasaan segan juga tidak enak hati untuk berkomunikasi dengan lelaki itu sementara dia sudah mempunyai pacar.

Begitu sampai di lokasi pemotretan, Angelica langsung disuruh berganti pakaian dan berdiri di depan stage yang sudah ditunggu oleh Nauval juga dua orang lainnya. Sebelum melakukan pemotretan berpasangan, mereka berempat akan menjadi sampul utama dengan tema 'Pacar Idaman Remaja Zaman Sekarang'. Lucunya, Angelica tidak tahu mengapa harus Nauval yang lebih tua delapan tahun darinya yang menjadi pasangan dalam pemotretan tersebut. Meski betul, lelaki itu tidak terlihat sudah dua puluh enam tahun. Malah masih seperti remaja SMA. Setengah jam kemudian mereka beristirahat. Angelica mengode Liliana—yang sejak tadi hanya bermain ponsel—agar mendekat.

"Liana?"

Seperti perkiraan Angelica, model merangkap aktor tampan itu pasti langsung menyapa sahabatnya. Lima belas menit, dia hanya diam mendengarkan mereka bercerita. Liliana seperti terpanggil untuk bercerita masa kecil mereka bermain di panti asuhan dengan Nauval. Melupakan rencana mereka semalam. Hal itu membuat Angelica meradang dan kesal. Dia buru-buru ke ruang ganti dan bersiap untuk pemotretan selanjutnya. Asistennya sampai dibuat bingung karena tingkah sang model begitu aneh hari ini.

Nauval menyusul ke stage tidak lama kemudian. Saat Angelica sudah hampir pergi karena tidak mau menunggu lama. Nauval mendengkus melihat tatapan sinis Angelica. Bisa sekali perempuan muda itu mengubah ekspresinya hanya dalam beberapa detik. Sekarang mereka sama-sama tersenyum menghadap kamera. Beberapa pose dan selesai.

"Mau langsung pulang, An?"

Angelica mengabaikan pertanyaan Liliana. Dia langsung menuju ruang ganti dan mengambil baju yang dia kenakan tadi.

"Kenapa, sih, An? Nggak mood banget kelihatannya." Jena, asisten Angelica, bertanya dengan bingung. "Nih, minumannya jangan lupa. Biar lebih segar."

Angelica menerima minuman segar itu setelah selesai berganti pakaian. Dia menatap Jena sejenak, sebelum menghela napas dan keluar dari sana. "Nggak tahu, nih, tiba-tiba bad mood aja, Mbak Jen."

"Gara-gara Nauval, ya? Akrab banget sama sahabat kamu." Jena mengerut sama melihat tempat istirahat yang terlihat kacau. Ada kursi tinggi yang jatuh di sana. "Aduh, itu kapas-kapas sama pasirnya pasti bertaburan."

THE ORDINARY LOVE (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang