17. Uring-uringan

2.3K 284 16
                                    

Sepekan menjelang lebaran, seluruh persiapan pernikahan sudah selesai. WO yang disewa Roy benar-benar bekerja dengan kecepatan kilat, menyiapkan seluruh printilan pernikahan hanya dalam waktu tiga pekan. Bahkan gaun pengantin dan jas yang hendak dipakai di akad nikah maupun resepsi pun sudah siap pakai.

Begitu pula desainer interior yang diberi tugas menata apartemen Violette. Seluruh pekerjaannya selesai hanya dalam waktu dua pekan dan gadis itu sudah dapat tinggal di apartemen barunya. Roy bersikeras ikut serta membantu Violette pindahan meski gadis itu mengatakan bahwa dia dapat melakukannya sendiri.

"Wow! Kau bisa main biola?" tanya Roy mengeluarkan tas biola dari dalam kardus.

"Tidak, itu biola ayahku."

"Oh, ayahmu pemain biola?"

Violette tersenyum, mengambil tas biola dari tangan Roy dan meletakkannya di rak pembatas ruang tamu dan ruang makan. "Iya. ayahku pemain biola, ibuku penyanyi sopran."

Roy manggut-manggut. "Itu sebabnya suaramu bagus sekali," katanya, "ternyata banyak hal yang tidak aku ketahui tentangmu."

Violette tersenyum tipis. "Hanya hal-hal receh yang tidak penting. Dalam transaksi kita, yang penting kamu tahu bahwa aku bisa mengandung anakmu. Itu saja."

Roy terdiam. Dia ingin tahu lebih banyak sebenarnya, tetapi Violette benar, dia hanya perlu tahu yang dia perlu tahu.

Setelah membantu Violette pindahan, mereka tak pernah lagi bertemu. Berkali-kali Jamie memergoki kekasihnya itu memutar-mutar ponsel di tangan dengan tatapan serius. Jika ditanya, dia akan membalas dengan suara keras seperti orang yang sedang marah.

Suasana hati Roy pun terasa buruk berhari-hari. Bahkan cangkir kopi yang belum dibersihkan saja bisa membuatnya marah-marah seharian.

Situasi seperti itu tidak hanya dirasakan oleh Jamie, tetapi juga seluruh karyawan yang terpaksa harus berhubungan dengannya. Hingga Sandra pun, merasa perlu turun ke Forest Cafe untuk menenangkan diri.

Sandra adalah asisten pribadi Roy, sekaligus adik sepupu Jamie. Gadis itu pula yang mengenalkan Jamie pada Roy. Meski tahu Jamie dekat dengan bosnya, tetapi Sandra tidak mengetahui preferensi seksual keduanya. 

"Temen lu, tuh, kurang sajen apa gimana, sih? Marah-marah mulu. Masa gua ngetik kurang koma doang, marah-marahnya seharian. Capek gua," keluhnya sambil menyeruput es kopi.

"Lu ngga puasa?"

Sandra tersedak hingga batuk-batuk. "Jangan bilang-bilang Emak, oke? Gua stress, butuh kopi."

Jamie tersenyum. "Tenang, gua juga ngga puasa."

Sandra mendelik tetapi kemudian menelan kembali kata-kata yang hampir terlontar. "Apa Pak Boss lagi stress juga, ya, gara-gara mau nikah?"

Jamie diam. Tidak ada yang tahu kalau yang hendak mereka jalani sebenarnya hanyalah transaksi. Sebuah transaksi dalam bentuk pernikahan atau sebuah pernikahan yang sebenarnya adalah transaksi, Jamie tak bisa memutuskan. 

Namun, ia sepakat dengan Sandra, Roy memang sangat uring-uringan beberapa hari belakangan. "Padahal besok udah libur lebaran, SK THR belom ditanda tangan. Gimana cobak? Gua ngga berani ajuin ke Pak Boss, takut kena semprot lagi. Dari pagi mukanya ngga ada bagus-bagusnya, padahal ganteng gitu, jadi ngeri."

Jamie diam menyimak. Belakangan, suasana hati Roy memang sering berubah menjadi buruk sekali. Kalau diperhatikan, suasana hatinya jadi membaik setelah bertemu dengan Violette. Jamie sampai berpikir bahwa Roy merindukan gadis itu. Meski pikiran itu kemudian ditepisnya sendiri, berkali-kali. Roy tidak mungkin jatuh cinta pada perempuan. Namun, keraguan tidak bisa hengkang dari hatinya.

Bayi Buat Pak BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang