Chapter 79

3.1K 147 38
                                    

Namun Kenth tidak sampai hati meninggalkan tubuh Clem begitu saja seorang diri di tengah sekaratnya, melainkan ia menunggu hingga Frankl datang dan menemukan mantan istrinya yang sudah terbujur kaku. Kenth menatap sebentar tuannya itu yang tertegun lalu menghampiri tubuh Clem tergesa sekaligus tidak mengerti. Hingga akhirnya, Kenth pergi meninggalkan villa bersama Harvey kecil, membawanya ke tempat aman di mana tidak akan ada yang menyakiti anak itu nanti bahkan kelak-New York, Amerika.

Frankl sontak berlari tergesa menuju seorang wanita yang sudah bersimbah darah di lantai. "Clem!" Panggilnya panik menepuk-nepuk pipi Clem yang sudah mendingin bahkan lebih dingin dari hatinya yang mulai mencair. "Baby.. buka matamu.. aku disini ingin membawamu kembali bersama anak Kita. Clem?!" Lemahnya.

"Apa yang kalian tunggu?! Cepat panggil tenaga medis." Tutur Chloe sedikit berteriak karena tidak ada anak buahnya yang bergerak sedari tadi.

Walau terlihat sudah tidak ada harapan lagi, Frankl tetap memaksa menggoncang dan menepuk pipi Clem. "Baby.. buka matamu sayang.." ia kembali berusaha membangunkan mantan istrinya dengan memberikan oksigen dari mulutnya ke mulut pucat kebiruan milik Clem. Ia kembali meletakan tubuh Clem di lantai kemudian memompa dada wanita itu berharap jantung itu masih kuat untuk berdetak. Tapi semua yang ia lakukan sudah sia-sia. Perempuan itu sudah tidak ada. "Clem.." panggilnya putus asa. "Baby sadarlah.." tuturnya masih menepuk-nepuk pipi Clem. Tersadar bahwa perempuan itu tidak merespon sama sekali, perlahan harapannya kian lama kian memudar. Hingga pria itu sontak memeluk erat tubuh mungil Clem dalam dekapannya sambil berceloteh tentang mimpi-mimpi mereka yang hanya akan menjadi angan. Akhirnya Frankl pun menangis terisak lagi menyesal, mengapa ia membiarkan Clem-nya jauh darinya. Ini semua karena dirinya yang bodoh. "Bangunlah Clem!" Ratap pria itu sangat bersedih. Bahkan ketika Chloe menghampirinya mencoba menghibur, Frankl dengan kasar mengusir dan membentak perempuan itu. "Pergilah kalian! Kalian tidak membantu sama sekali! Clem.."

"Mr." Panggil Chloe iba. Ingin sekali ia bertukar posisi agar rasa sakit itu tidak Frankl rasakan seorang diri. Dari ratapan itu, ia pun dapat merasakan perih yang sama ketika bos nya memanggil nama Clem dengan begitu menyedihkan. Apakah ini benar seorang Frankl Mendenhall? batinnya tidak percaya. Chloe seperti tidak mengenali karakter orang di depannya walau ia telah bersama setelah sekian lama.

"Clem.. bangunlah.. aku di sini." Ulangnya lemah. Ia tidak pernah seputus asa ini. Mengapa cintanya tega meninggalkannya?

Tangan Chloe yang iba menyentuh pundak Frankl lembut. Namun, seketika pria itu merespon sebaliknya. Ia mencengkram kedua pipi Chloe seraya memperingati. "Jangan pernah menyentuhku lagi, paham?" Ucap Frankl dingin nan menusuk. Sungguh dia muak dengan senyum palsu perempuan itu.

Chloe hanya bisa terdiam ketika Frankl melepas cengkraman tangan, di wajahnya dengan kasar.

Hingga Tak lama para medis dan ambulan datang, ingin mengambil tubuh Clem dari pelukannya. "JANGAN MENYENTUH KAMI!" Bentak Frankl yang mulai kehilangan kendali karena kesedihan yang baru saja ia alami.

Semua orang yang ada di dalam villa terdiam kebingungan dengan sikap apa yang harus mereka ambil dengan suasana seperti ini. Frankl yang sangat bersedih tidak ingin melepaskan tubuh kaku Clem yang sangat dingin dan terus merancu tidak jelas tentang masa lalu dan cita-cita akan masa depan bersama anak mereka. Semuannya seakan mimpi. Pertemuan, pembalasan dendam, penyiksaan, cinta dan kemudian kehilangan. Mengapa semua ini berlalu begitu cepat?

*

Hari demi hari berlalu semenjak kepergian wanita dicintainya, Frankl hanya menghabiskan waktu di bar dengan minuman-minunan keras, wanita dan sex. Biasanya dia tidak pernah bertindak tanpa rencana atau schedule seperti ini. Frankl menegak minumannya kembali sambil diawasi oleh asistennya Chloe.

Sebenarnya Chloe sangat cemburu dan merasa tidak nyaman ketika Frankl didekati oleh wanita di sana. Karena sedang mabuk lagi bersedih, Frankl hanya mengikuti alurnya saja. Seperti sekarang, pria itu digoda oleh seorang wanita yang entah datang dari mana? dan Frankl hanya menurut saja ketika perempuan itu mengajaknya menari ke lantai dansa.

Perempuan itu terus menggoda Frankl yang telah mabuk kehilangan kendali, ia mengikuti permainan yang sedang wanita itu mainkan dengan menyatukan bibir mereka rakus. Alunan musik yang sangat ribut tidak mengganggu atau membatasi aktivitas mereka. Mereka bahkan semakin gencar menjelajah rongga mulut masing-masing pasangan dengan liar. Hingga tanpa sadar Frankl membawa wanita itu keluar dari bar tanpa melepaskan pagutan panas mereka.

"Ijinkan aku menjadi partner one night stand-mu malam ini. Dan aku berjanji akan membiarkanmu mencicipi sedikit rasa surga." Bisik perempuan itu serak dan menggoda.

Frankl yang pondasinya dari awal memang sudah mabuk, tidak merespon. Hanya kembali ingin mencium wanita itu lagi, namun perempuan itu berusaha menghindar. Yang jelas walau Frankl mabuk pun, perempuan itu tidak bisa melawan kendali Frankl atas tubuhnya.

Mereka berdua masuk ke dalam sebuah mobil, tentu saja mereka berdua tidak memedulikan mobil milik siapa itu. Dan sialnya, sang pemilik mobil yang ada di kursi kemudi pun terkaget dan marah-marah kepada mereka berdua yang seenaknya masuk ke dalam mobil miliknya. Beruntung, Chloe dan beberapa bodyguard mengikuti mereka keluar bar, sedang Chloe menyelesaikan kemarahan pria di mobil itu dengan sejumlah uang untuk ia sewa sementara waktu, tentu saja untuk mengantar bos gilanya itu.

Chloe masuk dan duduk di kursi kemudi. Matanya melirik kaca spion dan melihat Frankl masih asik berciuman dengan wanita asing itu. Sungguh ia marah dan cemburu, tapi apa yang bisa ia lakukan? Nothing. Ia menyalakan mesin mobil, lalu memacu kendaraan ke jalan raya, meninggalkan hingar bingar klub di jalan Moorfields tersebut.

Tidak lama kemudian mereka sampai disebuah hotel mewah, benar hotel dari pemilik pria itu sendiri. Hotel bintang 5 yang dilengkapi dengan berbagai tempat hiburan seperti taman golf, tempat party, cinema, mall, teater serta tempat menarik lainnya. Tentu saja kamar yang sering mereka gunakan ketika Frankl membutuhkan dirinya untuk pelampiasan. Yah kalian tahu itu, kini dia harus merelakan posisinya digantikan wanita asing itu.

Chloe mencekal tangan wanita itu, yang tetiba mau-tak mau perempuan itu menoleh menatapnya mengernyit. "What?!" Ketus perempuan itu pada Chloe yang terkaget melihat dirinya.

Apakah ini nyata? "K-kau?" Gagap nya tak percaya sekaligus tak mengira melihat wanita itu.

Wanita asing itu menarik kasar tangannya dari genggaman Chloe. Ada apa dengan wanita ini? ia menatap Chloe seperti sedang menatap kecowa jijik. Lalu melenggang begitu saja.

*

To be continue
I'm so sorry gaess lama banget updetnya 😥🙏 apakah masih ada yg nunggu cerita ini?

Vote Dan comments nya gaes jgn lupa 😥 thanks in advance.

Ulqquiora 🌹

After The Storms END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang