Chapter 52

2.7K 115 0
                                    

Setelah mengajak perempuan bernama Jean itu ke pantry-nya untuk berbincang mengenai kisah cinta yang begitu rumit, maka disinilah mereka, Frankl meletakan secangkir coffee di depan meja Jean yang sedang mengernyit bingung. "Apa yang kau inginkan?" Tanya Jean tanpa basa basi.

Frankl menyinggungkan senyuman masculine-nya namun menurut Jean lebih menegaskan keangkuhan yang absolute. Bukankah pria ini ingin membunuhnya sewaktu di mansion Zhafir? Tapi mengapa ia malah mengajaknya berbincang?

"Aku ingin kau bekerja sama-"

"Aku tidak mau." Potong Jean cepat. Ia tidak akan mengkhianati Zhafir, setidaknya itulah yang ada dipikiran Jean saat ini.

Frankl duduk di samping Jean sambil menatap dengan menaikan sebelah alis remeh. "Aku tahu kau adalah mantan dari pria itu dan sampai sekarang pun kau masih mengemis cinta padanya."

Jika didengar dari indra Jean, intonasi suara pria itu sangat menjengkelkan, sungguh! Jean mengatupkan bibir kesal. Apa? Mengapa pria ini tahu akan dirinya? Dan apa pula cara pria itu yang menawarkan kerja sama dengan merendahkan partner-nya terlebih dahulu. Negosiator yang payah!

Benar, Frankl bukanlah negosiator yang andal namun dialah yang menantukan keputusan final, karena ia adalah CEO yang menentukan jalan dan planning- nya sendiri sekalipun ia harus memaksakan kehendak. "Karena itulah aku memintamu bekerja sama denganku kau mendapatkan pria itu dan aku mendapatkan istriku."

Jean terdiam seraya berpikir sejenak. Bukankah, sebelumnya Clem mendukung dirinya dengan Zhafir? Atau lebih tepatnya mengalah kepada dirinya? Apakah perempuan itu mencintai Zhafir juga? Melihat dari penolakan ragu Clem kepada Zhafir silam, sudah menunjukan jika Clem sangat berat melepaskan kekasihnya, walaupun kata-kata mengalah sudah terucap dari bibir wanita itu. "Apa yang harus aku lakukan?"

"Kau hanya perlu melakukan apa yang harusnya kalian lakukan, seperti saat kalian berpacaran dan harus terang-terangan di depan istriku."

"Tapi Havy tidak ingin menyentuhku lagi."

"Kau tidak perlu benar-benar menyentuhnya, kau bisa membuat yang kau lakukan seakan-akan nyata dan terlihat Zhafir pun juga menginginkanmu."

"Bagaimana caranya?" Tanya Jean mengernyit bingung. Bahkan ia selalu ditolak pria itu sekarang. Apa lagi yang bisa ia harapkan?

"Dia pria dewasa, dan kau.." Frankl menelisik tubuh Jean terang-terangan. "Juga mempunyai tubuh yang indah." Tuturnya dengan suara deep voice-nya yang begitu dewasa dan sexy.

Mendengar pujian itu Jean seketika merona merah. Apa pria itu tidak memiliki sopan santun? Menatap tubuhnya seenak jidat. Siapapun pasti akan salah paham dengan tatapan yang Frankl tunjukan padanya sekarang.

Frankl mendekatkan wajahnya dengan perempuan itu, "Apa kau perlu aku ajari?" Frankl semakin menipiskan jarak antara wajah mereka.

Astaga pria ini benar-benar! Jean terdiam kaku tak habis pikir. Tatapan Jean jatuh pada bibir sexy Frankl yang semakin dekat. Sungguh, jantungnya kini tengah berdebar kencang. Otaknya menolak keras, namun tubuhnya menginginkan bibir itu agar menyentuh bibirnya, sedikit saja. Hingga tubuhnya kini tak sanggup mengelak dan ia memejamkan mata,

Frankl berhenti tepat beberapa inci dari wajah Jean "Apa kau benar-benar ingin aku ajari?" Ucapnya menaikan alis remeh. "Aku pikir kau gadis baik-baik," lanjut Frankl sambil tertawa menarik badan ke belakang. Salahnya yang menawarkan pelajaran bodoh pada perempuan itu. Memang siapa yang tidak tahu cara bercinta?

Saat Frankl akan pergi, Jean menahan tangan pria itu. "Ajari aku." Ucapnya menatap mata Frankl. "Dan beritahu aku apa yang salah dari caraku." Ucapnya dengan tatapan memohon. Menurutnya selama ini ia selalu bisa mengimbangi permainan Zhafir, tapi mengapa sekarang, mendadak Zhafir tidak ingin menyentuhnya lagi? Ahh dia tahu, tentu saja karena ada wanita itu.

After The Storms END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang