Samar terdengar suara gemersik dedaunan. Membuat Clementine perlahan membuka mata. Hal yang dia lihat pertama kali adalah dada bidang seseorang. Tangannya bergerak perlahan, sedikit membantunya untuk bangkit. Dilihatnya wajah pria di itu, as innocent men. "Havy, sudah pagi."
"Emmm," gumam pria itu masih belum sadar.
Clem mengendikan bahu acuh. Berdiri dan berniat untuk membersihkan tubuhnya di laut.
Setelah selesai dengan urusan paginya, Clementine mengunjungi makam, yang mana beberapa hari lalu ayahnya telah ia kuburkan di pulau itu dengan bantuan Zhafir.
Sekembalinya, Clementine membawa ranting dan kayu ke markas untuk persediaan kayu bakar mereka. Tak sengaja dia menangkap sosok itu masih berada di sana, belum beranjak dari tempat ia tidur.
Clementine menghampiri pria itu. "Havy bangun, ayo kita cari cara untuk dapat keluar dari pulau ini secepatnya." Tangan Clem tidak sengaja menyentuh lengan berlapiskan kemeja milik Zhafir, yang sontak membuatnya mengernyit.
Tangan Clementine menyentuh kening pria itu. Panas. Apa pria ini demam?
Clementine beranjak dari tempatnya kemudian merobek sebagian dress di bagian rok miliknya dan membawanya ke pantai untuk segera dibasahi.
"Aku baik-baik saja," tutur Zhafir ketika merasakan sesuatu yang dingin di keningnya.
"Yes, i can see that." Tangan Clementine membuka kancing kemeja Zhafir di bagian atas, lalu mengompresnya dengan kain robekan lain. Zhafir mengerang, demi Tuhan benda yang Clementine tempelkan ini mampu membuatnya meremukkan tangan siapa saja yang berani melakukan ini padanya-sangat dingin. Jika keadaannya bukan seperti ini.
Setelah selesai pada tubuh itu Clementine membuka sepatu yang pria itu kenakan. Lalu menggosok-gosokkan tangannya pada kaki itu guna menghilangkan rasa dingin yang Zhafir derita. Oh ayolah dirinya itu pengertian. Tentu saja. Yup tentu saja dengan apa yang dia perbuat itu.
"Aku segera kembali," pamit Clementine tidak lama setelahnya.
"Kau mau ke mana?"
"Berjalan ke sekitar sini, aku berharap dapat menemukan tanaman herbal untuk penyakitmu. Aku tidak akan lama,"
"Tidak Clem, kau tidak perlu melakukan itu. Aku baik-baik saja, sungguh."
"Tentu saja, dengan tidak bisa bangkit dari tempatmu? Yea seperti yang kau katakan, kau 'baik-baik saja'" Clem memberikan tanda petik di akhir kalimat. "Bisakah aku pergi sekarang?" pamit gadis itu.
"aku pikir, aku tidak pernah bisa menghentikanmu."
*
"Ah, ini yang aku cari," Clementine sudah menemukan beberapa tanaman yang menurutnya ia butuhkan. Mungkin sudah cukup, sekaligus untuk persediaan, seketika Clementine membuang napas gusar. Mengapa dia memikirkan persediaan? Oh C'mon Clem tidak ingin berlama-lama di pulau itu!
Saat ingin kembali, Clementine mendengar suara semak belukar di sampingnya bergoyang seperti ada sesuatu dari sana. Clementine terjaga, kaki itu termundur perlahan. "Siapa di sana?" Tutur Clem ragu. Apa mungkin Zhafir? Yang benar saja apa secepat itukah Zhafir pulih?
Tidak ada balasan, Clementine kembali buka suara, "Havy? Apa itu kau?"
Masih belum ada balasan, namun pergerakan semak dan suara menggangu itu kian lama semakin mendekatinya. "Haha, kau berhasil Havy, keluar sekarang juga." Tawa Clementine hambar, dia semakin ketakutan. Tidak, itu bukan Zhafir juga bukan manusia. Tidak ada manusia setinggi setengah meter, mengingat semak-semak itu hanya kurang lebih seperti yang ia paparkan. Anak kecil? Ayolah ini sebuah pulau, ditambah tidak berpenghuni.
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Storms END√
RomanceWARNING 21+ No. 02 di Action (26 Maret 2023) Cerita dark romence yang berawal dari sebuah insiden di mana kapal pesiar mewah Symphony Of The Seas karam. Membuat kedua manusia dengan berbeda pemikiran bertemu. Sebenarnya semua kejadian itu adalah seb...