Sesampainya di mansion, Frankl memborgol kedua tangan Clem di atas ranjang tanpa memberikan kesempatan untuk melakukan hal lain setibanya ia di sana.
Clem mengatupkan bibir marah, enggan menatap Frankl. Dirinya sudah sering diperlakukan seperti binatang, jadi ini bukanlah hal yang baru untuknya.
Frankl membuka paha Clem, yang langsung disambut dengan pelototan perempuan itu. "Apa yang ingin kau lakukan?!" Clem mencoba merapatkan kaki, namun naas kekuatan Frankl lebih besar dari pada dirinya. "Frank!" Peringat Clem bahwa ia tengah hamil!
Pria itu hanya diam, sambil merobek celana dalam milik Clem dan berusaha memasukkan dirinya pada diri istrinya yang selalu membatah itu. Tak peduli dengan tolakan dari sang pemilik. Dia sudah lelah mengikuti permainan Clem, hingga lupa akan siapa dirinya. Ia adalah orang yang selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Jika bukan dia, lebih baik hal itu musnah. Egois? Benar.
"Ah! Frank!" Jerit Clem saat Frankl terus memaksa miliknya dan menciptakan permainan yang membuat pikirannya seketika menggila.
Walau kesusahan karena penolakan Clementine, Frankl terus menghentak seluruh cita rasa yang ada pada perempuan itu tanpa ampun. Clem tahu jika Frankl sedang marah padanya, sebab itulah pria itu memaksa dengan begitu kasar. "Sakit.." rintih Clem pelan. Entah sakit karena tangan atau bagian inti tubuhnya.
Frankl terus mendorong dan mengantar Clem kepada puncak yang akan menggetarkan seluruh jiwa mereka dalam heningnya malam. Yang hanya dipenuhi suara rintihan Clem dan rancuan dari pria itu. "Apa.. kau.. tidak tahu betapa.. kau.. menghancurkanku.. dengan.. pergi bersama.. pria lain?!" Keluhnya masih menghujam Clem. "Di depan.. kenalanku?!"
"Bayinya, Frank arghh!" Ratap Clem seraya memohon.
"Kau.. tidak.. menyesal?" Frankl menatap wajah kesakitan Clem tajam, dengan memancarkan kilat marah.
Clem menggeleng kesakitan "Aku minta maaf Frank.. ahh.. aku mohon berhenti.. " ucapnya menangis. Tangannya refleks terus tergerak menyalurkan rasa sakit pada bagian tubuh yang lain, hingga lecet sudah tak terelakan lagi. Frankl benar-benar menyiksanya dengan cara yang sangat mengerikan, bahkan ia sedang mengandung anaknya? Apa Frankl tidak memikirkan bayinya? "Frankl.. bayinya.. aku mohon.."
"Clem!" Teriaknya saat sudah sampai pada puncak. Menit berikutnya Frankl luruh di samping tubuh Clem setelah mengantar dirinya ke lembah asphodel bersama serpihan-serpihan cinta miliknya. Dengan sisa tenaga, Frankl membuka borgol rantai dari pergelangan tangan milik wanita itu, kemudian sekilas mengecup bibir Clem mesra.
Benci sekali, Clem mendorong pundak Frankl menjauh lalu membelakangi Frankl yang sedang terbaring puas. Deru napasnya beradu ketika mendaratkan kepala di samping tubuh Clem yang menggetar karena tangis.
"Yang barusan itu luar biasa." aku Frankl meraih pinggang Clem lembut. "Bercinta bersamamu tidak pernah membuatku puas babe, terlebih jika seperti ini."
Seperti ini? Clem tak habis pikir, maksud pria itu berarti dia lebih menyukai bercinta sambil menyakiti janin yang ada di kandungannya? Bahkan anak itu saja belum lahir. Clem tidak merespon. Namun tetap mengeluarkan isakan tangis, air mata marah dan kebencian. Marah kepada Frankl dan benci karena dirinya yang begitu lemah. Seandainya ia bisa langsung menghilang sekarang, ia berharap jika ia tidak ada di dunia ini. "Mom.." ratapnya pilu.
Dengan posisi cuddle Frankl mencium tengkuk Clem lembut. "Maafkan aku Clem.. yang tadi itu sangat spontan karena aku tidak bisa melihatmu bersama pria lain. Aku tidak ingin kau pergi dariku," Ucapnya memeluk Clem dari belakang posesif.
Hening, Clem masih sesegukan. Jiwa dan raganya sangat lelah menghadapi Frankl. Mengapa Frankl tidak pernah mengerti jika dirinya tidak akan bisa hidup bersamanya. Bahkan sangat mustahil ia bisa melupakan yang pernah Frankl lakukan terhadap keluarganya, jika hanya kepada dirinya saja mungkin ia bisa memaafkan, tapi faktanya? Frankl menghabisi kedua orang tuanya yang merupakan satu-satunya keluarga kandungannya! Mereka adalah satu-satunya yang Clem punya. Apakah mustahil jika ia mencintai pria itu? Hanya ada satu cara jika Frankl ingin hidup bersamanya, yaitu hanya jika ia sudah menjadi mayat. "Kau tidak bersalah. Kau berhak atas diriku, karena aku adalah jaminan atas obsesi dendammu terhadap keluargaku." ucap Clem menghapus air matanya perih. Benar, Frankl berhak melakukan apa saja padanya, karena ia adalah seorang tahanan namun tanpa penjara. Bagai raganya telah menjadi jaminan atas dendam dan obsesinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Storms END√
RomanceWARNING 21+ No. 02 di Action (26 Maret 2023) Cerita dark romence yang berawal dari sebuah insiden di mana kapal pesiar mewah Symphony Of The Seas karam. Membuat kedua manusia dengan berbeda pemikiran bertemu. Sebenarnya semua kejadian itu adalah seb...