Chapter 33

5.5K 193 3
                                    

"Kau tahu babe, dari sekian lama aku menunggu kau yang seperti ini." Ucap Frankl memusut kepala Clem di dadanya yang terekspos.

Benar-benar seperti jalang. Clem memejamkan mata jijik mendengar itu sekaligus menyesali kelakuan bodoh yang telah ia lakukan beberapa menit lalu. Fuck. "Persetan." Gumamnya.

Frankl tergelak mendengar makian itu. Dirinya benar-benar merubah karakter perempuan ini. Dan ia menyukainya. Maha karya yang indah dan puncak keberhasilan yang tak ternilai. Selama ini ia pikir hanya jasad mati saja yang dapat dia ubah menjadi maha karya. Satu kesimpulan yang ia rangkum dari semua ini, 'Terus menyiksa. Buat mereka hilang harapan untuk tetap hidup.'

Frankl mengecup pucuk kepala Clementine. Ciptaanku yang berharga. Tapi, masih belum cukup sempurna, tunggulah hingga beberapa waktu lagi sayang. Ketika Clem mulai tertidur lelap, Frankl kembali memborgol tangan dan kaki perempuan itu. Dia akan menciptakan peliharaan yang tidak akan pernah ada di dunia.

Setelah keluar dari ruangan, Frankl tergelak mengerikan. Membayangkan apa yang akan ia lakukan kelak.

Keesokkan hari, Clem merasa terganggu dalam tidurnya karena suara berisik yang berasal dari ruangannya. Ketika Clem terbangun ia melihat begitu banyak pekerja bangunan yang merenovasi tempat itu. Clem tidak mengerti mengapa Frankl merenovasi jika ia bisa memindahkan Clem ke tempat lain.

Debu bertaburan ke mana-mana karena mereka memecahkan dinding. Ingin membuat ruangan agar lebih lebar. Padahal menurut Clem ruangan ini sebelumnya masih cukup besar. Btw.. mengapa mereka tidak menghiraukan dirinya yang sedari tadi ada di ruangan yang sama? "Hello?" Clem melambai-lambaikan tangan. Mereka di sana seperti tidak melihat kehadirannya. "Frankl sialan. Aku tahu ini ulahmu."

*

Saat itu sudah pukul 11 malam. Dan seharian ini Frankl tidak ada menemuinya. Mengapa ia membiarkanku sendirian di sini tanpa dinding, tanpa penerangan? ia pikir dirinya tidak akan mungkin bisa tertidur dengan kondisi seperti ini. Ditambah angin malam yang berlalu lalang bergantian masuk ke ruangannya.

Ia pikir si sialan Frankl tidak akan datang hari ini. Tapi, pria itu datang membawakan selimut. Tunggu ada sesuatu yang berbeda dari wajahnya. Terdapat beberapa memar baru di sana. Namun, karena enggan peduli atau lebih tepatnya tidak ingin ikut campur, ia memilih untuk tetap bungkam. Tidak menghiraukan Frankl yang menggelar selimut tebal untuk alas. Setelah beres ia pun membuka rantai di tangan dan kaki Clem.

"Apa kau tidak takut aku melarikan diri?" Clem menaikkan satu alisnya mengolok.

"Kau tidak akan melakukannya." Ucap Frankl datar.

Frankl berbaring lalu membuka tangannya. "Kemari my little bird."

Entah mengapa tubuh Clem menurut saja. Saat sudah didekap Clem baru menyadari bahwa tubuhnya secara otomatis menuruti perintah Frankl. Whathat the! Tanpa ingin berbicara Clem bangkit setengah badan menatap pria itu. Wajah-wajah orang lelah.

"Apa?" Tegur Frankl.

"Tidak ada." Clem kembali menyenderkan kepala di dada kiri Frankl.

"Apa kau merindukanku?"

"Cih.. hanya orang gila yang merindukanmu. Bahkan mereka pun pasti tidak akan sudi."

"Hahaha" Frankl tergelak. Lalu memusut rambut Clem lembut. "Kau tahu saja cara memujiku."

Clem memutar kedua bola matanya. Memuji? Yang benar adalah menghinamu.

Mereka berdua hanya berdiam-diaman tanpa ada yang membuka suara. Hingga keduanya pun akhirnya terlelap.

After The Storms END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang