Chapter 13

5.4K 245 1
                                    

Keduanya berjalan di sisi pantai sambil bercerita mengenai diri masing-masing. Mulai dari Clementine mengikuti home schooling yang biasa-biasa saja sampai cerita mengenai dirinya yang memiliki hobi traveling dengan squad pecinta alam. Clem merasa bersemangat saat menceritakan keluarganya serta apa saja yang dia lakukan selama ini. Bisa dikatakan jika dia merasa nyaman ketika berada di sisi Frankl. Padahal keberadaan pria itu hanya sesaat. Namun, dapat dengan mudah merebut perhatian sepenuhnya dari gadis itu.

Clem berjalan mundur masih asik bercerita mengenai pengalamannya. "Kemarin ketika tim kami pergi ke mendaki, kami menemukan beruang Grizzly besar.. sekali," tangan Clem merentang terbuka. Menggambarkan betapa besar beruang yang ia lihat. "Beruang itu mengaum ketika melihat teritorinya kami masuki. Yang aku yakini jika beruang itu jantan karena sangat sensitif jika wilayahnya di usik makhluk lain."

Menanggapi hal itu, Frankl hanya tersenyum. Menurutnya peringai Clementine begitu menggemaskan. Sangking lincahnya Clementine hampir terjatuh karena terkait kakinya sendiri.

Untung saja Frankl dengan sigap menahan pinggang ramping Clementine. "Watch your way," tegurannya pelan.

Clementine mengedipkan kedua matanya tiga kali berturut-turut. Butuh beberapa menit kemudian hingga dia tersadar. Kedua tangannya memegang pundak Frankl refleks. "M-maaf," ucapnya terbata sekaligus salah tingkah melepaskan pegangannya pada pundak kokoh itu. Kau bodoh Clem! rutuknya dalam hati kembali berjalan mendahului Frankl.

"Clem?" Langkah pria itu terhenti.

"Hmm..?" Jawab Clementine tanpa menoleh.

"Kau sudah mengatakan ingin tetap menikah denganku, tapi aku tidak tahu, apakah kau menyukaiku atau bahkan mencintaiku?"

Sontak perempuan itu juga berhenti tanpa berbalik menatap lawan bicaranya. "M-maksudmu?" Cicitnya.

"Maksudku apa kau menyukaiku?" Frontal Frankl jelas.

Hening beberapa saat, jujur dia belum memiliki perasaan apapun pada pria itu. Namun, jika bersama dengan Frankl.. rasanya dia begitu nyaman. Lain hal jika bersama Zhafir, entahlah. Ia merasa jantungnya berdetak tidak seperti biasa. "jika pertanyaan itu aku tanyakan padamu, apa yang akan kau jawab?" Tutur Clem pelan tak yakin.

"Tentu saja aku akan menjawab jika aku sangat menyukaimu saat awal kita bertemu,"

"B-benarkah?" Tak terasa pipi Clementine bersemu merah. "Mengapa bisa begitu?"

"Kau sangat menarik untuk nona muda seusiamu, jujur, berkata apa adanya, dan sangat berhati-hati saat mengungkapkan sesuatu agar lawan bicaramu tidak tersinggung. Kau juga sangat polos dan baik. Lagi pula kau sangat cantik my lady."

"T-terima kasih," mendengar itu dari calon suaminya membuat hati Clementine seperti kembang api yang meletup-letup bahagia.

"Jadi bagaimana perasaanmu padaku?"

Seketika Clementine tersentak dari dunia imajinasinya yang tengah melayang ke udara karena rangkaian kata-kata Frankl yang memujinya terlalu berlebihan. "I-itu, a-aku, aku akan berusaha," jawab Clementine tidak jelas.

"Jawaban yang bagus my lady," senyum Frankl tulus.

Clementine berbalik tidak percaya, "kau tidak marah?" Matanya menangkap sosok yang berjalan ke arahnya.

PUK ia menepuk pucuk kepala gadis itu pelan, "Mengapa aku harus marah, kau sengaja memilih kata-kata yang aman untukmu. Itu sangat bagus Clem, aku sudah katakan bukan, jika kau adalah gadis yang jujur. Jadi aku harus terbiasa dengan caramu walaupun itu tidak mengenakkan bagiku." Lagipula Frankl pikir Clementine akan berusaha, jadi tidak menutup kemungkinan kelak perempuan itu akan mencintainya.

After The Storms END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang