"Ayah! apa kau melupakan sesuatu?" Senyum Clementine jahil sambil menyembunyikan jam tangan kesayangan milik ayahnya di balik punggung.
"Sepertinya tidak, memangnya apa yang ayah lupakan?"
Clementine memanyunkan bibirnya manja. "Benda yang selalu ayah pakai mungkin?" Dirinya mendelik memberi clue.
"Jangan mulai Clem, kau sudah dewasa. Kita ke sini ingin menemui tunanganmu bukan? Jam berapa sekarang? Pertemuannya di mulai jam 8 malam." Ucap ayahnya, kemudian tersadar dengan benda yang selalu melingkar di tangan kirinya. "Ah iya, sebentar sayang, ayah ke kamar dulu mengambil jam tangan sekalian memanggil ibumu."
"Ayah mencari ini? Hehe," Clementine menunjukkan deretan giginya yang putih. Di tangan kanannya menggantung jam bermerek MCE berbahan steel emas. Nampak begitu mahal dan elegan.
"Anak ayah satu ini selalu menjadi gadis kecil yang jahil." Ujar sang ayah menarik hidung Clem pelan.
"Sini Clem pakaian yah," tawarnya, yang kemudian disambut dengan tangan ayahnya yang terulur membiarkan anak kesayangannya memakaikan jam miliknya.
Setelah selesai, Clementine mencium tangan ayahnya lembut. Tersadar dengan tangan tua yang selama ini telah bekerja keras untuk membahagiakannya.
"Terima kasih sayang," tutur ayahnya kemudian mencium puncak kepala Clementine. "Ayah tidak menyangka, sebentar lagi anak ayah yang cantik ini akan meninggalkan ayah dan melanjutkan perjalanan bersama dengan suaminya. Semoga selalu bahagia sayang."
"Clem sayang ayah!" Clementine memeluk ayahnya seakan tidak ingin berpisah.
"Baiklah sayang, ayah ingin memanggil ibumu. Kau pergilah deluan dan ingat di Haute Gastronomy Cruise lantai 6."
"Baik yah,"
Sepeninggalan ayahnya, Clementine memutuskan untuk tidak langsung ke tempat yang mereka janjikan. Melainkan dia pergi berkelana sampai sejauh mana kakinya mampu membawanya.
Dia mulai dari satu lantai di atasnya. Berjalan di koridor, melewati lampu-lampu LED indah berbahan kristal yang terpasang apik dengan jarak kurang dari 2 meter di setiap dinding. Beberapa lukisan terkenal pun ikut terpampang untuk menambah kesan mewah.
Saat memasuki ruangan utama, Clementine tampak tidak tertarik sedikit pun untuk menginjakkan kaki di tempat itu. Bar yang penuh dengan hingar bingar musik bedebum yang sedikit banyak membuat telinganya sakit. Dia pun berharap tunangannya bukan salah satu makhluk yang ada di tempat berisik itu.
Gelap, berisik, banyak orang-orang kaya yang bersedia menghabiskan seluruh uangnya hanya untuk satu malam di tempat seperti itu? Clementine memutar kedua bola matanya jengah. Mungkin lebih tepatnya tidak peduli. Toh bukan dirinya juga. Lantas dia berlalu begitu saja tanpa berniat lebih lama lagi.
Dan.. jeng jeng jeng. Kini Clementine berada di dek kapal paling atas. Suasana malam hari kenatara sekali saat itu. Langit tak tampak bulan karena tertutup awan. Dia mendongak sambil bergumam "apa akan turun hujan?" di saat yang sama seorang pramusaji pria menawarinya koktail. Clementine tersenyum dan menolaknya sopan. Dia tidak menyukai minuman-minuman beralkohol barang sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Storms END√
RomanceWARNING 21+ No. 02 di Action (26 Maret 2023) Cerita dark romence yang berawal dari sebuah insiden di mana kapal pesiar mewah Symphony Of The Seas karam. Membuat kedua manusia dengan berbeda pemikiran bertemu. Sebenarnya semua kejadian itu adalah seb...