Chapter 14

4.8K 239 5
                                    

Malam menjelang, matahari kian tak terlihat wujudnya kala bulan menggantikan tempatnya di langit bersama ribuan bintang yang terselimuti awan. Gumpalan-gumpalan Cumulus begitu tebal nan kelam.

Sekelam hati Clem ketika mengetahui kedua manusia itu tengah berlomba-lomba mengambil tempat di sisinya. Jika dia menghadap kiri maka akan tampak Frankl di sana, sedang saat dia menghadapkan tubuhnya ke arah kanan maka nampak lah si pria menyebalkan, orang yang paling pertama dia temui di pulau terkutuk ini.

Sisi tubuhnya menempel pada kedua tubuh pria di kanan kirinya. Clementine merasa gelisah, dia mencoba melenggangkan jarak agar tubuhnya tidak menempel di kedua pria itu. "Ishhh bisa kah kalian menjauh dariku?" Gerutu Clementine mendorong tubuh-tubuh besar itu. Namun, karena usahanya sia-sia Clem justru melipat kedua tangannya ke depan dada merajuk.

"Tidak bisa!" Jawab keduanya bersamaan. Entah setan apa yang merasuki mereka hingga mengucapkan hal yang sama dalam waktu yang sama pula.

Mendengar itu seketika Clem memutar kedua bola matanya jengah. Yang benar saja? Apa harus dirinya tidur di samping kedua pria yang tingkat menyabalkannya di atas rata-rata seperti mereka?

Tanpa ingin memikirkan lebih lanjut, Clementine menutup mata. Sangat lelah jika memikirkan hal yang begitu rumit. Mengapa makhluk yang bernama pria selalu memperumit segalanya? Clem tidak mengerti.

Lagi pula mengapa dia bersikeras terhadap Frankl, toh pria itu akan menjadi suaminya kelak. Clem mengembuskan napas dari mulut gusar. Lagi-lagi dirinya merutuki perjodohan yang orang tuanya rencanakan. Seandainya.. seandainya.. kata-kata itu terus mengiang di kepala Clem seperti siren ambulan yang menyebalkan. Apa dia sengenes itu karena dari awal berojol hingga sekarang dia belum pernah memiliki kekasih? Clem menjadi sangkal sendiri ketika menyadari kenyatan.

Detik waktu terus bergulir dan bulan kini tepat berada di atas mereka menjadikanya penghias malam serta atap alami dari tiga orang yang tengah beristirahat di sebuah pulau akibat insiden beberapa waktu lalu.

Clem dan Frankl saat ini tengah tertidur dengan lelapnya dengan posisi cuddle yang membuat Zhafir meradang. Ya, ketika mereka berdua terlelap lain hal dengan Zhafir. Dia masih gelisah sendiri grusak grusuk kanan kiri. Matanya terus-terusan melihat posisi Clem yang meletakan kepala serta satu tangannya di atas dada Frankl seolah itu adalah posisi ternyaman untuk tidur.

Urat dahi Zhafir menegang bertanda tidak terima. Dia merengkuh tuduh Clementine dan menggantikan posisi Frankl yang menopang kepala dan tangan Clementine di dadanya sambil menggenggam tangan itu lembut seraya tersenyum. Selagi kau masih belum sah milik orang itu, aku akan terus berusaha mendapatkanmu my little bird. Zhafir pun memejamkan mata dan dengan mudahnya dia pun juga ikut terlelap. Apa mungkin sebab insomnia-nya karena Clementine begitu dekat dengan Frankl? Sungguh aneh.

Dan detik berikutnya justru Frankl lah yang kembali membuka mata. Mata itu tidak ada menandakan tanda-tanda mengantuk sama sekali malah terlihat sangat segar. Dia bangkit dan meraih sesuatu dari jasnya. Rugle LRC.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After The Storms END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang