Chapter 46

2.9K 152 4
                                    

Setelah beberapa saat, mereka berdua keluar dari kamar mandi. Frankl yang masih berbalutkan handuk di pinggangnya, membantu Clem mengeringkan rambut. Kelakuan mereka berdua ini mencerminkan pasangan suami istri yang romantis jika di lihat oleh orang awam.

"Aku bisa melakukannya sendiri Frank," tolak Clem risih.

Tentu saja pria ini tidak akan mengalah dan tiada satu orang pun yang bisa menghentikan apa yang ingin ia lakukan, "Tentu kau bisa melakukannya babe. Aku hanya ingin membantumu, sebagai gantinya nanti juga kau yang akan membantuku okay?"

Hahh?! Clem terbelalak antara tidak mengerti dan tak percaya. "Maksudnya?"

"Maksudnya aku yang akan membantumu memakai baju, menyisir rambutmu dan memakaikanmu sepatu." Jelas Frankl dengan sabar.

Clem membulatkan matanya tidak percaya seorang Frankl melakukan pekerjaan itu? Memasang sepatu? "Tidak! aku tidak mau! Berhentilah bersikap konyol Frank aku tidak suka kau bertingkah seperti ini."

"Ini tidak konyol Clem, aku adalah suamimu. Lagi pula kau akan melakukan hal serupa padaku." Frankl memasang tampang tak acuh sambil berjalan ke arah lemari pakaian tempat ia meletakan semua paper bag yang berisi pakaian baru milik mereka.

Pandangan Clem mengikuti arah langkah Frankl "Kita akan membuang banyak waktu."

"Exactly! Dan akan lebih membuang waktu lagi jika kau terus saja menolak dan mengeluh." Senyum Frankl penuh makna.

Mendengar itu membuat Clem mengatupkan bibir tersinggung. "Fine, terserah."

"Haufftt mencarikan baju untuk sang istri yang sedang marah karena dirinya terlalu malu untuk dimanjakan oleh suaminya sendiri hmm hmm hmm," Frankl bergumam nyanyi sambil memilah-milah pakaian. Ia menunjukkan baju pilihannya pada Clem, dress ketat berwarna hitam blink dengan belahan dada yang begitu rendah.

"Kau bercanda? I'm pregnant Frankl." Ucapnya memperingati.

"Mengapa aku bercanda? Kau akan terlihat sangat sexy jika mengenakan ini babe."

"Up to you, but I won't wear this dress." Tolak Clem.

"Okay, hmm how about this?" Frankl menunjukkan dress biru tanpa lengan dengan rok mengembang selutut.

Clem diam saja, tanda jika ia setuju. Dari pada baju pilihan Frankl yang pertama mending yang ini, pikirnya.

"Tapi sebelum itu.." Frankl berbalik mencari pakaian dalam untuk istrinya. "Kau harus memakai ini." Lanjutnya menunjukkan gantungan yang lengkap dengan pakaian dalam branded.

Clem membulatkan matanya dan langsung menyambar pakaian dalam itu malu. Dia tidak peduli dengan design yang begitu vulgar, karena itu akan tertutup juga dengan dress yang akan ia kenakan nanti. Clem menuju kamar mandi, yang diikuti oleh Frankl di belakangnya. Dirinya yang menyadari jika Frankl membuntutinya langsung berbalik "Stop disitu Mr. Mendenhall" Tutur Clem memperingati.

Frankl tersenyum senang mendengar Clem memanggilnya dengan sebutan itu. "Yes Mrs. Mendenhall."

Clem melanjutkan berjalan dan memakai dalaman di kamar mandi. Setelah selesai, Clem berjalan keluar lengkap dengan baju handuknya yang menutupi tubuh.

Melihat Clem sudah keluar, Frankl menghampiri istrinya sambil menyampirkan dress biru tadi ke lengannya. Perlahan ia menarik tali yang terikat dari baju handuk di pinggang Clem agar terlepas, dilanjutkannya membuka kancing yang berada di daerah dada dan perut Clem.

Mereka berdua sama-sama terdiam, dengan pipi Clem terlihat muncul semburat merah dikarenakan malu ketika Frankl menjatuhkan baju handuknya ke lantai. Frankl memakaikan dress biru dari atas dan menarik resleting di bagian punggung Clem.

Untuk menguragi rasa canggung dan malunya, Clem mengambil baju handuk miliknya yang terjatuh tadi dan kembali menggantungnya. Dirinya terdiam dan mengulur waktu, agar dadanya bisa kembali tenang oleh jantung yang mendobrak seakan ingin keluar.

Menyadari ada sesuatu yang terjadi pada istrinya, Frankl menghampiri dan menyentuh pinggang Clem, membawa wanita itu berdiri di depan cermin yang ada di depan lemari. Clem melihat pantulan dirinya dan Frankl di sana dengan Frankl balas menatapnya penuh arti. Detik berikutnya Frankl memeluk pinggang Clem dari belakang dan mencium pundak wanita itu lembut. "Aku memcintaimu," gumamnya yang masih mampu di dengar oleh Clem.

Frankl melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah lemari untuk mengambil kotak perhiasan berbahan bludru biru navy yang cukup besar. Lalu diletakkannya di atas meja rias di samping mereka. Ternyata di dalam sana terdapat satu set perhiasan dengan batu permata yang sangat memanjakan mata. Pria itu mengambil cincin dan gelang lalu memakaikannya ke tangan putih Clem yang menurutnya jauh lebih indah jika dikenakan wanita itu.

Dilanjutkan dengan memakaikan kalung yang seharga 900 miliar ke leher Clem. Clem menatap dirinya antara takjub dan tak percaya dia memakai kalung itu. Lalu Frankl memakaikan anting berlian yang cukup panjang nan indah ke telinga Clem seraya berbisik, "My queen."

Clem berbalik menatap Frankl dengan tatapan memghina, "Apa maksudmu dengan ini? Jiwaku bukanlah jiwa placur?" Senyum Clem remeh. Walau dirinya tak bisa memungkiri jika setelah memakai perhiasan ini ia merasa jika harga dirinya naik hingga beribu-ribu derajat, unbelievable.

"Aku tidak berpikir demikian." Ucap Frankl seketika dingin, tersinggung dengan ucapan wanita itu. Sungguh ia, berniat baik tapi justru mendapat balasan seperti ini. Baiklah, dirinya memang orang jahat yang telah membunuh orang tua gadis itu, maka Clem tidak salah jika terus berpikir negatif untuk setiap tindakannya.

Belajar untuk bersikap acuh, Frankl menepis perilaku buruk Clem padanya, dan kini ia mengambil sisir di atas meja rias lalu mulai menyisir rambut wanita itu. Namun, ketika awal menyisir, rambut tersebut begitu kusut hingga membuatnya kesulitan mengatasinya.

Clem mengangkat sebelah alisnya ketika Frankl terlihat hati-hati menyisir rambutnya berharap tidak ada satu helaipun rambut yang ia rusak. "Ini sangat menyusahkan," keluh Frankl.

Wanita itu mengulum senyum, 'Tentu saja hal ini membuatmu kesusahan, memang sejak kapan seorang Frankl menyisir rambut seorang wanita?' seketika di otak Clem muncul ide untuk mengerjai pria itu. "Arghhh!" Pekik Clem tetiba.

Sontak Frankl yang berpikir ringisan itu dikarenakan olehnya membalas "Apa?!" Kaget pria itu, berhenti menyisir.

"Apa yang kau lakukan pada rambutku?!" Ucap Clem dengan nada marah.

"Menyisirnya, menurut kau apa?" Balas Frankl Tak kalah menyebalkan.

"Tapi kau seolah menjambaknya, kau tahu!" Jengkel Clem berpura-pura.

Frankl menatap tak percaya, "Sungguh aku tidak bermaksud," ucapnya merasa bersalah.

Merasa berhasil mengerjai pria itu, Detik berikutnya Clem tertawa lepas.

Frankl menyipitkan matanya merasa dibodohi. "Ah.. aku mengerti sekarang." Ketika melihat tawa Clem membuatnya ikut tersenyum lalu menggelitik wanita cantik itu tanpa ampun.

*

To be continue,
Vote and comments also yaw Thanks for your support gaess! I really appreciate it love you :)

Ulqquiora 🌹

After The Storms END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang